28. TERLAMBAT

185 9 0
                                    

Sudah siap menjelajah ruang friendzone?

"Jika rasa tidak percaya sudah tertanam, mempercayai seolah menjadi suatu hal yang layak dibanggakan."

«selamat membaca»

Baskara mulai memunculkan wujudnya di ufuk timur, terlihat menyilaukan jika dipandang lewat mata telanjang. Suara kicauan burung-burung mulai terdengar, pertanda bahwa pagi sudah datang.

Kanara meminum secangkir gelas berisi susu dan meneguknya hingga habis. Lalu, keluar rumah setelah berpamitan dengan bi Inem. Kedua orangtuanya sudah berangkat pagi-pagi sekali tadi karena ada jadwal penerbangan, Fajar dan Rina akan keluar kota selama tiga hari untuk urusan bisnis.

Sedangkan Kanaya, gadis itu masih berada di dalam kamarnya, entah sedang melakukan apa.

Kanara menunggu ojek online yang sudah ia pesan, namun tidak kunjung datang. Sepeda motornya masih berada di Abi, tadi malam ia ingin mengambilnya, namun terhalang hujan dan jika ketahuan keluar rumah saat malam hari ketika orang tuanya sedang berada di rumah, akan timbul masalah lagi nantinya dan Kanara memilih untuk berdiam diri di rumah.

Sembari menunggu ojek online, Kanara mendudukkan tubuhnya di kursi teras sambil bermain handphone untuk mengusir jenuh.

Suara deru motor terdengar memasuki halaman rumah Kanara, membuat gadis itu mendongak untuk melihat siapa yang datang. Ternyata Reynald dengan motor vespa putihnya, yang sudah lama tidak Kanara lihat cowok itu mengendarainya.

Tak berselang lama, Kanaya membuka pintu rumah dan berlari menghampiri Reynald.

"Ayo!"

Reynald tersenyum menatap Kanaya lalu membenarkan letak pelindung kepala gadis itu. "Cantik banget sih? Punya siapa ini?"

Gadis dengan penjepit rambut warna ungu itu tersipu. "Punya orang tua aku!"

Mereka berdua sudah berbaikan semalam, dengan Reynald yang berusaha meluruskan permasalahan. Cowok itu kemarin malam mengajak Kanaya untuk jalan-jalan sebentar, sepulang dari jalan-jalan keliling kota Bandung, permasalahan sudah hilang, senyuman dengan lesung pipi milik Kanaya terpampang. Akhirnya, Reynald dapat bernafas lega karena mengetahui apa yang membuat Kanaya jadi aneh akhir-akhir ini, dan Kanara terlibat di dalamnya.

"Udah? Ayo naik!"

Kanaya mengangguk dan menaiki motor Reynald. "Nanti pulang sekolah anterin aku ke toko buku ya?"

"Iya," jawab Reynald.

Sebelum benar-benar pergi meninggalkan rumah Kanara, Reynald beralih menatap gadis berambut sebahu yang juga tengah menatapnya itu. "Duluan ya ra!"

Brum

Kanara menanggapi dengan senyuman tipis, hampir tak terlihat, seperti benang jarum.

Hampir sepuluh menit ia menunggu orang yang akan mengantarkannya ke sekolah, dan akhirnya tibalah seorang pria dengan jaket ojek berhenti tepat di depan gerbang rumah Kanara. Dengan langkah seribu, gadis itu berlari menghampiri ojek tersebut. Kanara yakin meskipun ojek itu mengendarai dengan kecepatan di atas rata-rata, ia akan tetap telat, karena jam sudah menunjukkan pukul tujuh kurang lima menit.

KANARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang