29. BERUBAH

207 15 0
                                    

Sudah siap menjelajah ruang friendzone?

"Kalau kesalahan yang kita buat hari ini dapat merubah sikapnya di hari esok, tak apa. Aku bisa menerimanya karena sudah terbiasa."

«selamat membaca»

Kanara putri senjani tengah menyibukkan kedua tangannya dengan sebuah kuas yang sedari tadi menemani acara paginya. Sekarang hari minggu, waktunya untuk mengisi kegiatan dengan sebuah hobi.

Gadis dengan baju rumahan itu tengah melukis langit. Mungkin langit tahu bahwa ia akan di lukis oleh si pelukis handal, oleh sebab itu sekarang ia mengeluarkan sisi-sisi indahnya. Gumpalan tebal berwarna putih yang menggantung di atas sana seolah sudah diberi pesan untuk hadir pada siang yang cerah ini, juga dengan baskara yang tampak malu-malu memunculkan seluruh wajahnya, memilih bersembunyi di balik gumpalan tebal yang bergerak pelan itu.

Burung-burung seolah juga sudah diberi aba-aba kapan ia melintas, kapan ia harus berhenti untuk menunggu si pelukis menyelesaikan pekerjaannya, agar bisa sempurna.

Sesekali Kanara terkecoh dan mengalihkan pandangannya pada mahluk lain yang berlarian ke sana kemari sedari tadi, tidak bisa diam.

"Biru!" panggil Kanara kepada seekor kucing berbulu tebal abu-abu itu.

Biru berlarian mengejar bola disekitar kolam renang halaman belakang rumah Kanara, gadis itu takut jika kucing berusia delapan tahun itu tiba-tiba tergelincir dan masuk ke kolam renang yang dalamnya hampir dua meter, bisa merenggang nyawa nanti kalau gadis itu tidak tahu.

Kanara berdiri dari duduknya, dan menghampiri Biru yang tengah menggigit bola tepat di pinggir kolam renang. Lantas, mengambil paksa bola berwarna merah pemberiannya saat Biru berulangtahun itu. Biru nampak tidak suka miliknya di ambil, alhasil dia bersuara dan menghampiri kaki Kanara. Mengeluarkan sikap manjanya agar Kanara luluh.

"No no no, gak boleh." Kanara berujar seraya berdiri dan berjalan meninggalkan Biru.

Meong

Suara itu benar-benar membuat Kanara tak bisa melanjutkan langkahnya, ia pun berbalik. Menatap seekor kucing yang menatapnya dengan tatapan sendu, sepertinya ada beberapa pecahan kaca yang berada di sorot mata Biru, membuat Kanara jadi tidak tega.

Meong

Biru menghampiri Kanara dan berjalan berputar mengelilingi kaki Kanara.

Kanara duduk, mengelus puncak kepala Biru penuh sayang. "Nanti kalo kepeleset gimana? Biru bukan anjing yang pinter renang, Biru cuman kucing. Sadar diri dong!"

Meong

Kanara luluh juga ketika Biru bersikap manja di hadapannya. "Nih, awas kalo kecebur gak gue tolongin!"

Meong

Biru segera menggigit bola yang diberikan Kanara, kemudian membawanya berlarian ke sana kemari.

Gadis itu kembali ke tempatnya tadi, dan hendak duduk. Namun, kehadiran seseorang yang tiba-tiba berlari hingga menabrak kanvas putih yang sudah di beri warna oleh Kanara itu harus terjatuh, lebih parahnya ke genangan air hampir dua meter itu.

Kanara menatap seorang gadis yang entah sengaja atau tidak menjatuhkan lukisannya dengan tatapan tak bisa diartikan.

"Eh, sorry ra gak sengaja. Gue...gak liat tadi." Kanaya berkata dengan sorot mata bersalah. "Gue...ambil deh."

KANARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang