08. TERBIASA

159 13 0
                                    

Sudah siap menjelajah ruang friendzone?

"Kalau dirasa tubuh mu lelah, kalau dirasa sudah tak mampu menahan, cobalah beristirahat sejenak, berjalan perlahan-lahan, barangkali ada bahagia di ujung sana yang selama ini kamu nantikan"

«selamat membaca»

Semburat jingga kian berganti warna menjadi hitam kelam, sang baskara sudah kembali ke peraduannya digantikan oleh rembulan. Semilir angin menerpa setiap kulit manusia tanpa penghalang, malam ini terasa begitu dingin jika tidak dibaluti selimut tebal serta secangkir kopi pelengkap kesendirian.

Seorang gadis yang masih mengenakan seragam sekolah itu berjalan pelan menuju pintu utama rumahnya, dengan perasaan takut karena ia yakin ia akan dimarahi oleh orangtuanya karena ketahuan pulang malam. Tidak- dia tidak pergi bermain selepas pulang sekolah bersama teman-temannya, namun ia sengaja pulang malam karena gadis itu ingin menikmati suguhan yang diberikan oleh alam secara gratis lewat mata telanjangnya. Menikmati keindahan matahari tenggelam di atas ketinggian merupakan suatu pemandangan terbaik yang di dapat Kanara hari ini, cukuplah sebagai hidangan penutup hari yang melelahkan dan menguras energi.

Kanara tidak sendiri berada di rooftop sekolah selama berjam-jam tadi, ia ditemani Reynald juga menemani cowok yang baru saja mengalami patah hati itu. Keduanya menghabiskan banyak waktu di rooftop dengan berbincang tentang segala hal, mulai dari kenapa gerbang sekolah dicat warna hitam sampai sebuah mobil Lamborghini yang sangat diinginkan oleh Reynald. Lalu, lenyapnya baskara membuat kedua insan berbeda gender itu memilih untuk pulang ke rumah masing-masing.

Tangan gadis itu hendak memutar knop pintu, namun ia urungkan saat pintu itu tiba-tiba terbuka, menampilkan seorang wanita paruh baya dengan sebuah kemben yang selalu dikenakannya.

"Haduh, bikin kaget aja bi Inem," lontar Kanara, menetralkan detak jantungnya karena terkejut. Ia kira mama atau papanya yang membuka pintu, tapi ternyata bi Inem, asisten rumah tangga.

"Maaf, non"

"Non Rara habis dari mana? Dicariin sama nyonya dari tadi."

Kanara menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Biasa bi, kerja kelompok."

"Oalah yaudah, bi Inem mau pulang dulu kalau gitu, Biru sudah bibi kasih makan, lagi tidur di kamar non."

"Iya bi, makasih." Kanara berjalan memasuki rumah dan menutup pintu setelah bi Inem berpamitan untuk pulang.

Gadis itu melihat sekeliling rumah, seperti tidak berpenghuni dan terkesan horor karena nuasa jawa nya serta hanya terdengar suara mesin aquarium di sudut ruang tamu.

"Kanara?"

Menghentikan langkahnya di ujung tangga, Kanara berbalik. Jantungnya terasa dipompa cepat saat melihat keberadaan seorang pria paruh baya dengan pakaian rumah menatapnya mengintimidasi.

"Iya, pa?"

"Dari mana saja? Kenapa baru pulang?" tanya Fajar.

"Maaf pah, Rara gak bilang kalo ada kerja kelompok, mendadak soalnya." Kanara memilin ujung tangannya, ia tak berani menatap manik mata milik papanya.

"Siapa yang mengajarkan kamu berbohong, Kanara?"

"Papa tadi dapat telfon dari wali kelas kamu, katanya kamu tidak mengikuti pembelajaran setelah istirahat sampai jam pulang, dan... Kanaya bilang ngga ada agenda kerja kelompok atau tugas kelompok. Kamu bolos sekolah?"

KANARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang