04. BERTIGA [2]

205 18 33
                                    

Sudah siap menjelajah ruang friendzone?

"Rasa yang sepatutnya tidak ada, kini mulai mendominasi jiwa"

«selamat membaca»

Sebuah lemari berukuran besar yang berisikan buku-buku itu menjadi daya tarik bagi Kanaya, seperti sedang memasuki surga, gadis itu mengembangkan senyuman kala pandangan matanya mulai menjelajahi isi dari rak buku dari ujung sampai ke ujung. Cafe joglo memang cafe yang sangat berbeda dari cafe lain, contoh nya dengan Berbagai novel mulai dari genre romansa, humor, horor dan fanfiction adalah hadiah terindah yang Kanaya dapatkan hari ini.

Seorang gadis dengan tas punggung berwarna pink itu sangat menggilai buku, entah itu untuk belajar atau untuk bersenang-senang. Tak aneh, karena Kanaya adalah sosok gadis yang pintar, berpendidikan, pandai berargumen dan mempunyai wawasan yang luas. Siapa yang tidak menyukainya? Para pelanggan cafe joglo saat ini pun terang terangan memandang Kanaya, seolah gadis itu dari kalangan actris.

Kanaya mengambil sebuah buku bersampul hitam dengan judul Efemeral yang terletak di jajaran rak novel romansa. Ia kemudian berjalan menuju kedua sahabatnya yang tengah duduk di dekat jendela sembari meminum kopi.

"Gak bosen lo baca buku terus?" Reynald bertanya seusai Kanaya duduk di sampingnya.

"Lo belum ngerasain aja, candunya baca novel," balas Kanaya, bodo amat.

Reynald mendengus, ia kemudian hendak mengambil sepotong roti berisi selai coklat di depannya, namun belum sampai menyentuh kulit roti tersebut, sebuah tangan dengan cepat memukul tangannya, membuat Reynald mengurungkan niatnya, dan menatap Kanara, si pelaku.

"Punya gue, beli sendiri gih." Kanara segera mengambil sepotong roti itu yang memang hanya tinggal satu. Ia melahapnya dengan cepat, tak peduli tatapan cowok dihadapannya kini.

"Dasar pelit, besok-besok gak usah minta bantuan gue," cibir Reynald.

"Dih, gue gak pernah minta bantuan lo. Lo kali yang setiap hari minta bantuan gue!" seru Kanara merasa kesal.

"Ra join pr dong, Ra kerjain tugas gue dong pegel nih tangan gue, terus-terus Rara tolong pasangin dasi, terus satu lagi, Ra bantuin deketin gue sama-" perkataan Kanara terhenti saat Reynald melayangkan tatapan tajam, ia kemudian sadar apa yang akan ucapkan.

Sontak cowok itu melihat ke arah Kanaya, dan syukur lah gadis itu tidak menggubris celotehan Kanara, Kanaya sibuk membaca buku dengan tatapan serius, tak peduli keadaan sekitar.

"Ulangi, Ra. Gak kedengaran!" kata Reynald setengah berteriak.

"Beneran nih gue ulangin?" tantang Kanara.

"Ya jangan..."

Kanara terkekeh, cowok dihadapannya ini memang tidak mempunyai nyali dan lebih memilih menyimpan perasaannya. Dan Kanara lupa bahwa dirinya juga seperti itu.

"Gila! Bego banget, mau aja disuruh suruh kaya gitu." Kanaya tiba-tiba berbicara sendiri dengan tatapan serius membaca buku, membuat kedua temannya penasaran akan apa yang Kanaya baca.

"Nay-"

"Orang tua macem apa kaya gini? Mending mati sih kata gue," ujar Kanaya menyela Reynald.

"Lo baca apa sih Nay? Sampe ngomong sendiri kaya gitu?" tanya Kanara merasa penasaran.

Kanaya mendongak, ia meletakkan bukunya di atas meja kemudian dengan cepat Kanara mengambil nya, hendak membaca.

Gadis berambut sebahu itu mulai membaca kata demi kata yang tertera di lembar halaman novel itu. Ia langsung mengubah raut wajahnya kala membaca dialog antar tokoh, kemudian diletakkan nya kembali novel itu dimeja.

KANARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang