10. PATAH LAGI

159 13 0
                                    

Sudah siap menjelajah ruang friendzone?

"Mungkin aku lah yang harus melupa, ketika ia enggan melakukannya."

«selamat membaca»

Baskara mulai kembali ke peraduannya, langit jingga mulai berganti warna menjadi hitam kelam. Semilir angin mulai menembus kulit manusia meskipun sudah diselimuti jaket tebal.

Dipangkunya sebuah alat musik di petik itu, lantas jari jemarinya mulai memetik senar gitar menimbulkan sebuah nada lagu.

"Andai kau tahu rasa sayangku, melebihi rasa sakit...ini..."

Mendudukkan tubuhnya di kursi sebelah cowok yang tengah bermain gitar serta bernyanyi itu, Kanara meletakkan kopinya serta teh di atas meja.

"Tidakkah cukup, yang engkau lihat, pertemanan ini sungguh berat..."

"Tidakkah indah bila kita bersama, tapi tidak di-"

"Stop! Ganti lagu!"

Reynald menatap Kanara malas, ia kembali memetik senar gitar. "Coba tebak, lagu apa?"

Kanara nampak mengingat-ingat, ia kemudian tersenyum. "Ku kira kau rumah!"

"Salah!"

"Bener! Enak aja," ujar Kanara tak terima, dia sangat yakin nada itu milik lagu ku kira kau rumah karya Amigdala.

"Y." Mengambil secangkir teh buatan Kanara untuk dirinya, Reynald kembali bertanya, "gula nya dikit, kan?"

"Iya," jawab Kanara, gadis itu mengambil alih gitar dari pangkuan Reynald. Berniat memainkannya, malam-malam seperti ini enaknya main gitar sambil berhalusinasi, lebih-lebih ditemani secangkir kopi penambah energi. Meskipun, pada akhirnya nanti ia patah lagi.

Mereka berdua berada di teras rumah Kanara sekarang, setelah mengantar Kanara pulang sekolah tadi, Reynald pulang dan berganti baju, kemudian kembali ke rumah Kanara lagi, katanya 'mumpung malam minggu'

Reynald meletakkan tehnya yang tinggal setengah, cowok dengan sweater yang menyelimuti tubuhnya itu menatap menerawang ke depan sana, seraya menikmati alunan musik yang dibuat Kanara.

"Rey" panggil Kanara.

Reynald menoleh. "Naon?"

"Kalau seandainya, lo gak dorong gue waktu itu, gue gak yakin sekarang gue bisa disini sambil main gitar." Kanara berujar, mengingat ia pernah diselamatkan Reynald dari kecelakaan waktu kecil juga hari dimana mereka pertama kali bertemu. "Makasih, Rey" lanjutnya.

"Lo ngomong apa sih, Ra?" tanya Reynald.

"Di pertemanan itu ngga ada kata 'makasih'. Dan kalo seandainya gue gak ada di sana waktu itu, pasti bakal ada orang lain yang bakal nyelametin lo."

Kanara berkata, "dan kalo lo gak ada di sana, kita juga gak bakal temenan." Kemudian berucap dalam hati. "Dan perasaan ini juga gak bakal ada"

"Nah, imbalannya lo jadi temen gue!"

Gadis berambut sebahu itu mengangguk, lantas mengambil secangkir kopinya dan meminumnya. Manik mata milik Kanara menatap lampu taman rumahnya yang menyala tidak terang, terkesan remang-remang. Kemudian pandangannya jatuh pada seorang perempuan berambut panjang dengan seragam sekolah sama sepertinya berjalan di depan sana.

KANARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang