24. SEMBUNYI

139 12 0
                                    

Sudah siap menjelajah ruang friendzone?

"kita tidak tahu apakah hari ini termasuk hari bahagia atau tidak. Pagi hari disambut dengan kegelisahan, namun siapa tahu sore harinya ditutup dengan kebahagiaan?"

«selamat membaca»

Seorang gadis berambut sebahu itu berjalan keluar dari parkiran, sesekali membenarkan tas ranselnya karena terasa sangat berat, entah buku setebal apa yang tak sengaja ia masukkan. Melangkahkan kaki menuju ruang kelasnya yang masih sangat jauh di atas sana dan butuh beberapa menit untuk sampai, namun jika sekarang mungkin hanya perlu dua menit karena SMA Andromeda masih sepi dari lalu lalang siswa-siswi, sebab waktu masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.

Kanara sengaja berangkat pagi karena menghindari kemacetan, menghindari pemeriksaan oleh guru-guru di gerbang depan, bukannya Kanara ingin melanggar aturan tapi dia hanya ingin menghindar. Iya, lebih tepatnya menghindari seseorang. Sudah gadis itu pikirkan semalam sampai waktu tidurnya berkurang, bahwa ia harus menjaga jarak, paling dekat lima meter guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan lagi, atau kalau bisa jangan sampai bertemu, namun itu mustahil, karena mereka satu kelas.

Kanara berbelok dan hendak menaiki tangga lagi di lantai dua, namun langkahnya terhenti saat pandangan matanya menangkap beberapa murid laki-laki duduk di tangga, menghalangi jalan Kanara. Gadis itu diam sejenak, bohong jika jantungnya baik-baik saja saat ini, lebih-lebih saat suara salah satu diantara mereka menginterupsinya.

"Kiw cewek"

"Mau lewat neng? Sun dulu sini," ucap salah satu pemuda dengan rambut kribo seraya menampilkan senyum penuh arti dan gelak tawa terdengar bersahutan.

Sialan. Kanara merutuk dalam hati, pagi harinya sudah dirusak oleh sekumpulan cowok tidak jelas. Mengapa mereka sudah berada di sekolah sepagi ini? Niatnya ingin menghindar dari Reynald malah bertemu dengan beberapa orang yang lebih menyebalkan.

Kanara berbalik, hendak mengambil jalan lain, namun gadis itu terkejut ketika berbalik dibelakangnya sudah ada manusia lain.

"Kasih jalan woi! Pagi-pagi udah ganggu orang aja." Cowok yang tepat berada dihadapan Kanara itu berkata kepada teman-temannya.

Kemudian, sekumpulan murid-murid nakal itu menyingkir, memberikan jalan untuk Kanara.

Gadis berambut sebahu itu diam sejenak, seolah-olah seperti patung di swalayan yang tengah dipandangi salah satu pengunjung.

"Malah bengong, udah dikasih jalan tuh!" ujar Abimana, menyadarkan Kanara dari ketidaksadarannya.

Memutar tubuhnya cepat dan lanjut menaiki tangga saat melihat sekumpulan cowok-cowok itu sudah menyingkir. Kanara membuang nafas lega, dia merasa aman ketika kedua kakinya sudah berada di lantai tiga, koridor kelasnya. Meskipun masih sepi, Kanara bersyukur karena ada manusia lain di ujung sana, terlihat tukang kebun sekolah berada di depan kelas IPA lima, dengan sebuah sapu lidi yang di gerakkannya guna mengurangi debu-debu beserta bakteri yang hinggap dilantai akibat pijakan sepatu para siswa-siswi.

Kanara membuka pintu kelasnya, untung sudah dibuka oleh satpam sekolah. Gadis itu duduk di bangkunya lantas menyibak tirai agar sinar matahari dapat masuk, kemudian melihat keluar jendela dan mengambil sebuah buku bersampul abu-abu serta sebuah bolpoin dan menuliskan beberapa patah kata pengusir gundah.

KANARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang