Sudah siap menjelajah ruang friendzone?
"Kita terlalu percaya kepada orang yang kita sayangi, sehingga tidak pernah berpikir bahwa nanti orang itu lah yang paling berpotensi akan menimbulkan sakit hati."
«selamat membaca»
Seorang pemuda dengan motor sport hitam yang dikendarainya itu terus membawa motornya menuju sebuah perumahan tengah kota.
Reynald membawa motornya masuk ke dalam halaman depan rumah Kanara, lantas segera turun. Kebetulan ada di bi Inem sedang berjalan kearahnya, mungkin akan pulang ke rumahnya setelah menyelesaikan tugas rumah.
Reynald bertanya, "bi, rara ada di rumah?"
"Loh, non Rara belum pulang den, bibi kira sama den Rey."
"Engga bi hehe." Reynald menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dan berpikir dimana Kanara sekarang.
"Yaudah bibi pulang dulu," ujar bi Inem.
"Mau dianter, bi?" tawar Reynald, setahunya rumah bi Inem jauh dari perumahan ini dan setiap hari pulang dengan menaiki angkot.
"Naik apa?" tanya bi Inem.
"Naik motor?"
Bi Inem melihat motor Reynald. "Motor ini? Engga usah den, bibi ngga mau cari masalah."
Reynald sedikit bingung maksud bi Inem, kemudian setelah beberapa detik langsung paham. "Yaudah, hati-hati bi."
"Den Rey juga hati-hati, jangan kaya pembalap yang di TV-TV itu," pesan bi Inem, kemudian berjalan menjauh.
Reynald melihat jam dipergelangan tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Rasa khawatir mendadak memenuhi dirinya, dimana gadis itu? Kanara juga tidak membawa sepeda motor, ia tidak melihat siluet vespa matic milik Kanara di parkiran tadi.
Reynald mengendarai motornya lagi menuju perumahan sebelah, mungkin Kanara bersama dengan Kanaya dan Alvino di rumah mereka.
Reynald turun dari motor dan melepas pelindung kepala, pintu depan rumah Kanaya terbuka dan Reynald berjalan hendak memasuki rumah Kanaya, namun saat melihat Kanaya tengah melakukan panggilan dengan seseorang dengan raut wajah bahagia, Reynald jadi penasaran apa yang diobrolkan gadis itu dengan membawa-bawa namanya juga nama Kanara.
Dengan rasa penasaran yang tinggi, Reynald tidak jadi masuk, ia memilih berdiri di dekat jendela yang terbuka dan menguping di sana.
"Lo tahu gak sih, la?"
"Reynald kemarin sampe marahin Rara habis-habisan,"
"Iya gue nguping di belakang pintu, gue pura-pura belum sadar aja."
"Rasa gak suka gue sama rara udah tinggi banget, jadi gue terpaksa ngelakuin itu supaya Reynald jauh dari Rara dan lebih milih gue yang notabenenya jadi pacarnya."
"Apaan, gara-gara denger kabar Rara sakit dia langsung lupain semua hal, gimana gue gak cemburu coba?"
"Terus kemarin, gue seneng orang tua Rara marahin Rara juga. Sampe gue denger dari kak vino, Rara diem dibawah air shower, menye-menye gak sih? Gitu doang udah mau bundir."
KAMU SEDANG MEMBACA
KANARA [COMPLETED]
Teen Fiction[Lihat sebelum hilang] [Hargai sebelum pergi] [Belum revisi] "Pernah gak sih suka sama temen sendiri?" _____ [ S E L E S A I ] Pada akhirnya, benar kata orang 'laki-laki dan perempuan tidak mungkin menjalin persahabatan, pasti salah satu diantaranya...