13. PERIHAL NILAI

126 13 0
                                    

Sudah siap menjelajah ruang friendzone?

"nilai tidak menentukan kesuksesan, tapi kegigihan dan sifat pantang menyerah lah yang harus jadi patokan"

«selamat membaca»

Reynald membawa sepeda motornya memasuki garasi yang terletak di samping rumahnya, cowok dengan helm yang masih melindungi kepalanya itu berjalan menuju rumahnya.

Melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah setelah membuka pintu utama rumahnya, Reynald mengedarkan pandangan ke sekeliling rumahnya setelah melewati ruang tamu dan sekarang ia berada di ruang keluarga. Sepertinya bundanya tidak berada di rumah karena biasanya bundanya selalu menonton televisi di ruang keluarga, syukurlah atau kalau tidak ia akan dimarahi karena mendapat nilai ulangan harian di bawah kkm.

Dengan segera, cowok itu berjalan menuju kamarnya yang terletak di lantai dua. Beberapa bingkai foto keluarga menemani perjalanan dari pintu utama sampai pintu kamarnya, Reynald adalah anak semata wayang dari pasangan Bima dan Resti. Ayahnya Bima adalah seorang jenderal angkatan udara, hampir tidak pulang selama sebulan karena sibuknya. Sedangkan bundanya Resti adalah seorang ibu rumah tangga biasa yang setiap hari mengurusnya, memberinya makan, menasehatinya dan lain-lain.

"Berhenti"

Sebias suara yang sangat dikenalnya menginterupsi layaknya sebuah komandan yang memberi aba-aba kepada para prajuritnya, cowok dengan tas punggung berwarna abu-abu itu menegang ditempatnya berdiri mengurungkan niatnya untuk memutar knop pintu.

Reynald berbalik, alangkah terkejutnya ketika manik matanya melihat seorang pria paruh baya dengan setelan jas hitam yang sudah lama tidak ia jumpai berada di hadapannya sekarang, Bima.

"Ayah? Kenapa pulang?" tanya Reynald penasaran.

"Gak seneng ayah pulang?" timpal Bima mendekat ke arah putra semata wayangnya. Lantas merangkul pundak Reynald, bermaksud membedakan tinggi. "Habis ini ayah kamu telen, Rey. Dikasih makan apa kamu sama bunda, sampe kaya tiang begini?"

"A—"

Belum sempat Reynald menjawab, kehadiran wanita paruh baya yang masih terlihat muda di umurnya yang menginjak empat puluh tahun itu menghentikan ucapan Reynald.

"Makan aja jarang, disuruh sarapan gak mau tiap pagi, dia sukanya minum," lontar Resti, wanita berkerudung itu terlihat membawa sebuah koper milik ayahnya.

"Minum apa? Amer? Udah berani minum kamu?" tanya Bima, membuat Reynald gelagapan.

"Engga! Maksudnya bunda air putih, ya kali aku minum-minum." Reynald menjawab, enak aja dituduh suka minum amer.

"Bagus! Jangan sesekali minum-minuman haram, nyentuh narkoba, tawuran, dan rokok! Kalo sampe ayah tahu kamu berani, siap-siap," ujar pria dengan tinggi yang hampir sama seperti Reynald, anaknya. Hanya berbeda tiga centimeter.

"Siap-siap apa, yah?" tanya Reynald penasaran.

"Nama kamu ayah coret dari kartu keluarga Dewangga, ayah penjarakan seumur hidup!"

"Ya...jangan lah"

"Sudah-sudah, Rey sama ayah cepet mandi, habis itu langsung turun ke bawah, bunda udah siapin makan malam." Resti membawa koper milik suaminya menuju kamar mereka, berniat menatanya di lemari.

KANARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang