Namanya Ken Alex Resyafa, biasa dipanggil Ken. Dia anak dari keluarga Resa dan Syafa. Dia sekarang berada di kota Bandung bersama keluarganya.
Saat ini, Ken sedang menatap keluar jendela sambil melihat pemandangan bintang-bintang di langit. Dia terus membayangkan wajah Zie di langit.
Tiba-tiba dada ken merasa sesak saat membayangkan wajah Zie.
"Zie, apa kabar? Kamu baik-baik saja kan di sana?" batin Ken sambil menahan sesak di dadanya.
Di sisi lain, Zie juga memikir Ken. Dia berharap mereka segera bertemu. Tetapi, apa boleh buat? Mereka berdua sudah sangat jauh sekali.
6 tahun kemudian...
Ken dan Zie sudah berumur 16 tahun. Tahun lalu mereka masih berumur 10 tahun.
Saat ini, Ken sedang berada di kamar. Dia sedang bermain game di komputernya sambil memasang headset di telinganya.
"Ayok, maju!"
"Maju woy! Tinggal dikit lagi itu!" gumam Ken yang sedang berbicara kepada tim nya.
Di saat Ken sedang asik bermain. Datang lah Bunda Ken ke kamarnya. Bunda mengetuk-ketuk pintu kamar Ken. Namun, Ken tidak membukakan pintu.
Tok ... tok ... tok
"Ken, ini Bunda! Tolong bukain pintunya!" ujar Bundanya di depan pintu kamar Ken. Namun, Ken masih berbicara kepada tim nya.
"Ayok maju! Itu musuhnya udah mau kalah tuh!" gumam Ken yang serius dengan permainannya.
Tanpa berpikir panjang lagi. Bundanya langsung masuk ke kamar Ken. Untung saja kamar Ken tidak dikunci. Jadi Bundanya bisa masuk.
Betapa kagetnya Bunda melihat Ken sedang sibuk berbicara dengan tim nya melalui headset tersebut.
"Ken."
Ken tidak mendengar ucapan Bunda. Dia masih sibuk mengurus permainannya yang sebentar lagi mau menang. Bundanya masih setia berdiri yang tidak jauh dari Ken duduk di kursi dekat komputer.
Beberapa menit kemudian...
Ken melompat girang. Dia sangat senang jika tim nya menang. Ketika Ken asik melompat dengan kegirangan. Bundanya membuka pembicaraan.
"Ekhem."
Ken yang asik melompat langsung terhenti mendengar dehaman Bundanya. Dia langsung menoleh ke arah belakang. Betapa kagetnya Ken melihat Bundanya yang berada di belakang.
"E-eh, Bunda!" ujarnya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Dia begitu malu kepada bundanya.
"Senang banget nih keknya," sindir Bundanya kepada Ken. Ken langsung menghampiri Bundanya.
"Bunda, ngapain?"
"Kok Bunda gak ketuk pintu dulu?"
Bundanya langsung memutarkan bola matanya. Dia langsung menarik napas pelan-pelan dan menjawab pertanyaan Ken.
"Tadi Bunda dah ketuk-ketuk! Tapi, kamunya gak dengar!" jawabnya. "Kamu kemas-kemas kamar kamu gih!"
"Tadi aku pakai headset, ngapain kemas-kemas?"
"Kita mau pindah!" jawab Bunda. Memang begitu kebiasaan keluarga mereka. Mereka selalu pindah-pindah rumah demi kerjaan orang tuanya. Tapi, bagaimanapun juga. Ken tidak mengeluh, dia selalu nurut apa yang di katakan orang tuanya.
"Oke, aku akan kemas-kemas, Bun!" ujarnya sambil tersenyum ke arah Bundanya.
"Yaudah, Bunda mau kemas-kemas bawah dulu ya!" balas Bunda dan Ken hanya mengangguk kepala sambil tersenyum kepada Bundanya. Lalu Bundanya Ken langsung keluar dari kamar Ken.
"Lanjut main sebentar gapapa kan ya?" gumam Ken.
Bersambung...
Kira-kira Ken akan main game lagi atau berkemas?
Jangan lupa koment dan vote ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenalex
Ficção AdolescenteKisah ini, seorang cowok bernama Ken berpisah dengan gadis bernama Zie sejak kecil. Hingga umur mereka 16 tahun. Mereka satu sekolah tapi tidak mengenal satu sama lain. Disisi lainnya, Zie hanya tau kalau Ken mempunyai penyakit jantung. Tetapi, Ken...