Ayah membuka pintunya lalu terlihat seorang gadis cantik jelita dengan seragam yang sama dengan Ken.
"Permisi, om."
"Iya, cari siapa ya?"
"Apa benar ini ruangan Ken, Om?"
"Iya, kamu siapa?"
"Saya temannya om."
"Oh ayok masuk," ujar ayahnya yang memberi gadis tersebut masuk. Namun, gadis itu hanya diam saja.
Ayah Ken masuk dan menghampiri Ken lalu berbicara. "Ken, kok ga bilang punya teman cantik benar."
"Hah, siapa Yah?" tanya Bunda kepada ayahnya yang baru saja menghampiri mereka berdua.
"Loh, mana ayah tau. Tanya aja Ken!"
"Siapa sih, Yah?" tanya Bunda.
Setelah itu, Gadis tersebut masuk ke ruangan Ken dan memberi salam. "Salam om, tante." Sambil memberi hormat kepada orang tuanya Ken.
"Lo ngapain kesini?" tanya Ken yang mendadak syok sekali melihat Zie secara tiba-tiba menjeguk.
"Ken, gak boleh gitu." sahut ayahnya.
"Mau jeguk, kan tadi lo pingsan gitu kata Rendra," jawab Zie dengan senyum manis sekali.
"Sendirian?"
"Iyaa, oh iya om, tante. Aku bawa buah dan beberapa makanan buat om, tante dan Ken," ujar Zie sambil memberikan buah dan makanannya kepada orang tua.
Bunda menerima buahnya dan ayah menerima makanan dan serta minumannya.
"Wah jadi ngerepotin nih. Makasih banyak loh," sahut ayah dengan senyum dan tertawa sedikit.
"Gapapa om, siapa tau om dan tante belum makan," jawab Zie.
"Udah jeguk gua kan? Yaudah pulang sono," sahut Ken dengan tatapan dingin kepada Zie.
Zie yang melihat Ken langsung ilang senyum manisnya. Sepertinya Ken sangat tidak menyukai kedatangan Zie.
"Ken ga boleh kasar," sahut Bunda yang menyenggol Ken. Ken hanya melirik bunda dengan tatapan datar.
"Bentar, om sama tante mau ambil piring dulu. Kalian berdua ngobrol saja," ujar Ayahnya.
"Oh ya, Ken. Jangan dijudesin dong ceweknya. Orang cantik begini dijudesin, yaudah ayah tinggal bentar ya, Ken."
Ayah dan bundanya pergi meninggalkan mereka berdua.
"Ngapain sih jengukin gua?"
"Emang gak boleh ya?" tanya Zie dengan takut-takutan. Gimana ga takut, dari tatapan wajah Ken sangat datar sekali.
"Boleh, tapi..."
"Tapi apa?"
"Gak, gak jadi."
"Mending lo pulang deh," sambung Ken lagi yang benar-benar mengusir Zie.
"Sepertinya lo gak suka banget ya sama gua," jawab Zie dengan wajah cemberut.
Ken yang melihat Zie dengan wajah cemberut merasa bersalah karena telah mengusir Zie dengan cara yang kasar.
"Yaudah, gua pamit pulang. Salam buat ayah sama bunda lo," sambung Zie yang berjalan ke arah pintu dan menutup pintunya kembali.
Ken benar-benar merasa bersalah banget, tapi mau gimana lagi. Dia terpaksa menyuruh Zie pergi dari ruangannya.
"Sorry, Zie. Bukannya berniat mengusir lu."
Bersambunggg....
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenalex
Ficção AdolescenteKisah ini, seorang cowok bernama Ken berpisah dengan gadis bernama Zie sejak kecil. Hingga umur mereka 16 tahun. Mereka satu sekolah tapi tidak mengenal satu sama lain. Disisi lainnya, Zie hanya tau kalau Ken mempunyai penyakit jantung. Tetapi, Ken...