Ketika mereka berempat berjalan menuju kantin. Tidak sengaja, Zie dan teman-temannya melewati Ken. Namun, Ken dan Zie tidak mengenal satu sama lain.
Mungkin, karena waktu itu mereka masih kecil. Jadi, Zie maupun Ken tidak kenal satu sama lain. Namun, Zie atau Ken merasa deg-deg'an saat mereka melewatinya.
"Ada apa ini? Kenapa saat aku berjalan melewati cowok itu aku merasa deg-deg'an?" batin Zie yang seketika berhenti setelah melewati Ken. Lalu dia menoleh ke arah Ken. Dia hanya melihat punggung Ken dari belakang.
Aren yang menyadari kalau Zie berhenti secara tiba-tiba langsung menoleh ke arah Zie yang sudah berada di depan terlebih dahulu. Tiara dan Rendra ikut menoleh juga sama seperti Aren.
"Ada apa Zie?" tanya Tiara yang melihat wajah Zie yang sedang menatap punggung Ken.
Zie langsung menoleh ke depan dan melihat ke empat temannya. "Tidak, udah ayok jalan." Sambil berjalan lagi dan melewati teman-temannya. Lalu teman-temannya langsung mengikuti Zie dari belakang.
Sampai lah di kantin. Mereka semua mencari tempat duduk. Mereka kebingungan mau duduk dimana. Karena, yang biasa mereka duduki itu bangkunya bertiga. Kini sekarang, berempat orang berarti harus empat bangku.
"Duduk dimana? Sekarang empat orang berarti bangkunya juga empat kan?" tanya Aren yang melihat sekeliling kantin.
"Iya, empat orang!" jawab Zie.
Rendra seketika melihat ke arah Arsila. Ditempat Arsila masih ada lima bangku yang kosong. Lalu dia memberitahukan kepada Zie.
"Disana! Ada bangku kosong!" sahut Rendra smabil menunjukkan bangku Arsila. Semuanya pada melongo.
Karena itu bangku Arsila. Mereka tidak mau satu bangku dengan Arsila sang songong di sekolah itu.
"Gak ah, Arsila orangnya songong!" jawab Tiara.
"Iya, mending Rendra jangan dekat-dekat Arsila!" usul Aren yang memberi peringatan untuk tidak mendekati Arsila.
"Songong? Apakah itu benar? Bukan kah waktu aku kenal Arsila orangnya rendah hati ya?" batin Rendra. Memang sejak awal ketemu. Arsila itu orangnya rendah hati.
"Ada yang ga beres sih ini sama Arsila," batin Rendra. Tetapi, dia tetap mau duduk dengan Arsila.
"Dari pada gak makan? Mending gabung aja kan?" tanya Rendra yang meyakinkan Zie dan teman-temannya.
"Iya, yaudah ayok ke sana!" pinta Zie. Aren dan Tiara awalnya menolak. Tetapi, melihat Rendra yang sudah berjalan terlebih dahulu dan Zie langsung mengikuti dari belakang.
"Yah, kenapa mesti duduk sama Arsila sih?" tanya Aren.
"Tau nih, Arsila kan songong! Lagian Zie kenapa setuju sih?" tanya Tiara sambil ngedumel. "Yaudah lah, mending ikutin Zie aja, Ren" Sambil mengikuti Zie yang sudah mulai menjauh.
Aren hanya pasrah. Dia juga mengikuti Tiara dan menyeimbangi jalannya di samping Tiara.
Bersambungg...
Jangan lupa vote dan Koment ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenalex
Ficção AdolescenteKisah ini, seorang cowok bernama Ken berpisah dengan gadis bernama Zie sejak kecil. Hingga umur mereka 16 tahun. Mereka satu sekolah tapi tidak mengenal satu sama lain. Disisi lainnya, Zie hanya tau kalau Ken mempunyai penyakit jantung. Tetapi, Ken...