KHK 10 : Taruhan

484 88 77
                                    

"Nih!"

Tiara mendongkak. Gadis itu menatap Anrez dengan tatapan aneh. "Apaan?"

Anrez memutar bola matanya lalu berdecak. "Ini kotak P3K. Bego amat sih lo, masa ginian aja gak tau."

"Maksud gue, kenapa lo kasih ginian ke gue?!" Nada bicara Tiara naik setengah oktaf. Baru saja 10 menit yang lalu emosinya teredam karena banyak mengobrol dengam guru cheers-nya yang asik, tapi sekarang emosinya sudah dibuat naik lagi oleh cowok martabak ini.

"Lo lupa, apa tujuan lo ada dirumah ini, hah? Pikun amat lo." Ucap Anrez sedikit kesal. Pria itu lantas mendudukkan dirinya disamping Tiara. Menatap kolam renang rumahnya yang terang terkena sinar bulan dihadapannya.

"Ck, gue kira lo lupa." Gumam Tiara. Ia pun mulai membuka kotak berwarna putih itu dan mengeluarkan sebotol betadine dan beberapa buah kapas.

"Lo hutang cerita sama gue!" Ucapan Anrez itu membuat Tiara memutar bola matanya. Baru saja, ia akan menuangkan betadine diatas kapas, tapi lelaki itu malah memotong kegiatannya.

"Iya, nantii!" Ujar Tiara sedikit kesal. Setelah mendengar dengusan nafas kasar dari lelaki itu, Tiara lantas melanjutkan kegiatannya menuangkan cairan antiseptik itu dikapas. Setelah itu, Tiara mulai menyentuh luka luka diwajah Anrez dengan kapas itu dan mengobatinya.

"Ganteng juga." Batin gadis itu.

"Apa lo, liatin gue kayak gitu?!" Ujar Anrez yang dengan tidak sopannya membuat Tiara kikuk.

"Awas aja, kalo sampe gue denger kalo lo suka sama gu-- aww!!!"

Dengan penuh minat, Tiara menekan luka dipelipis Anrez.

"Enak aja lo! Ya gak akan lah!"

"Gak mungkin gue suka sama cowok martabak kayak lo! Yang ada juga lo, awas lo nanti suka sama gue!" Ujar Tiara spontan.

Anrez lantas tertawa mendengar penuturan Tiara yang menurutnya terlalu percaya diri. "Heh, gak mungkin banget gue suka sama cewek picek kayak lo. Gausah kepedean deh!"

"Gue gak picek, tompel!" Maki Tiara tidak terima.

"Ck, nih ya, lo dengerin kata-kata gue dengan baik. Gue itu, udah punya Chelsea. Jadi, lo gak perlu berharap terlalu banyak sama gue."

"Dih, siapa juga yang berharap?!" Balas Tiara tidak terima.

"Ya elo lah!"

"Najis banget gue suka sama lo! Gak akan pernah ya! Nih, lo camkan kata-kata gue dengan baik. Ini janji gue sama diri gue sendiri," Tiara menggantungkan ucapannya.

"Kalo sampe gue suka sama lo, gue siap jadi babu lo. Dan, kalo sebaliknya, lo yang suka sama gue, lo harus jadi babu gue."

"Gimana? Setuju gak?!" Seru Tiara dengan dagunya yang terangkat. Ia merasa sangat percaya diri atas perjanjian taruhan yang baru saja ia lontarkan. Biar saja, ia akan berusaha membuat Anrez menyukainya dan menjadikannya babu di kemudian hari.

Cara balas dendam terbaik.

Lihat saja. Malaikat juga tau, siapa yang akan jadi juaranya.

Sedangkan Anrez terlihat berfikir sejenak. Taruhan ini bisa sangat menguntungkan untuk dirinya. Lagipula, Anrez memiliki Chelsea, tidak mungkin ia akan menyukai cewek modelan Tiara.

Sejauh ini, lelaki itu sangat yakin kalau cewek cerewet dihadapannya lah yang akan menyukainya terlebih dulu. Secara, lihatlah pesona Anrez. Ia sempurna!

Dengan seringaian yang terbit di wajah tampannya, Anrez mengulurkan tangannya di hadapan Tiara. "Deal?"

"Deal!" Balas Tiara semangat. Ia menyambar tangan Anrez itu dengan senyuman puas.

Kenapa Harus Kamu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang