"Nam, dengerin gue dulu," Farhan mencekal pergelangan tangan Naimma, namun gadis itu menepisnya. Kemudian, gadis itu berhenti dan menatap Farhan. Dengan tatapan penuh selidik.
"Naimma, lo harus tau dulu permasalahannya. Ini nggak sesepele yang lo kira. Gue punya alasan besar, kenapa gue bersikap kayak gitu ke Anrez," ucap Farhan dengan raut wajah serius.
"An, dengerin gue ya. Anrez itu sahabat gue. Gue gak terima kalo ada satu orang pun yang berani apa-apain dia. Termasuk lo."
"Anrez itu orang baik, An. Gue percaya itu. Dan lo nggak ber--"
"Apa dengan membunuh Ibu dari sahabatnya sendiri itu bisa disebut orang baik?" Serobot Farhan tak sengaja. Membuat cowok itu langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan.
Sedangkan Naimma, menatap Farhan tak percaya. "Nggak, Anrez gak mungkin lakuin hal sebejat itu. Gue percaya. Dia orang baik,"
"Bagus kalo lo nggak percaya."
"Maksud lo?"
◎◎◎
"Hari ini, kamu nggak ada eskul kan?" Tanya Tiara seraya mengaduk kuah bakso panas yang dipesan Anrez yang berada di pangkuannya.
"Nggak," jawab Anrez singkat.
"Nanti, kita pulang bareng ya? Kan lo sementara bakal tinggal dirumah gue dulu," Tiara menyuapkan setengah buah bakso kecil yang sudah ia potong itu kepada Anrez. Karena cowok itu yang meminta untuk disuapin. Manja ya bund^^
"Hmm," balas Anrez yang kebetulan sedang mengunyah bakso. Jadi ia tak bisa menjawab lebih banyak. Tatapan cowok itu datar menghadap ke depan.
"Lo kenapa sih, kak? Kok pas gue balik beli bakso, lo kayak badmood gitu? Abis bicara apa sama Nuca?"
Anrez diam. Cowok itu fokus mengunyah dengan tatapan menerawang ke depan. Hingga ia tak mendengar ucapan Tiara barusan.
"Kak," panggil Tiara karena merasa di abaikan.
"Mulai detik ini, jauhin Nuca."
Tiara mengernyit heran. "Jauhin Nuca? Maksudnya?"
"Ya lo jauhin Nuca. Ngerti bahasa indonesia kan? Atau perlu gue alihin ke bahasa inggris?"
"Nggak, nggak. Bukan itu maksud gue,"
"Terus?"
"Maksud gue, kenapa lo nyuruh gue jauhin Nuca? Dia kan sahabat lo. Meskipun ... hubungan lo sama dia lagi nggak baik," ucap Tiara memelankan kalimat akhirnya. Gadis itu terus mengaduk bakso ditangannya, kemudian tanpa sadar ia memakannya sendiri.
Anrez tentu saja melihat kelakuan Tiara itu, "Heh bakso gue kenapa lo makan? Sopan bener ya lo,"
"Hehe, yamaaf ..."
Anrez berdecak, cowok itu lantas meminum air mineral dalam botol yang tadi dibelikan juga oleh Tiara. Ia menengguknya hingga setengah. "Ikutin aja perintah gue. Gue paling benci sama pembangkang. Inget!"
"Tapi kenapa, Kak Anrez? Aku butuh alasan! Karena mau bagaimana pun, Nuca itu sahabat kamu. Temen aku juga. Aku gak bisa kalau harus jauhin dia tanpa alasan,"
Nafas Anrez sedikit memburu akibat ia merasa sedikit emosi saat bicara dengan Tiara. Dari dulu, setiap denger Tiara ngomong nyerocos panjang lebar gitu, bawaannya bikin emosi mulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus Kamu?
Teen FictionAnrez Ardhaniel Geonard itu, selain tampan dan jago dalam olahraga basket juga bermusik, adalah seorang lelaki yang ego-nya sangat tinggi. Selalu memaksakan apapun yang ia mau. Rela melakukan apapun dan menyingkirkan siapapun demi ambisinya. Keterpu...