Mohon perhatian, chapter ini mengandung beberapa unsur seperti keuwwuan.
Yang merasa memiliki UWWUPHOBIA diharapkan untuk segera pergi dari lapak ini jhahaha
Kecuali vote dulu
●Kenapa Harus Kamu?●
●———————Happy Reading——————●
"Lho? Kak Anrez? Kamu ngapain di depan kelas aku? Nggak pulang?" tanya Tiara begitu mendapati Anrez sedang bersandar di sisi pintu kelasnya. Sambil bersidekap dada.
Anrez tak menjawab. Hal itu membuat Tiara refleks menoleh dan memeriksa keadaan di kelasnya. Siapa tau, Anrez sedang menunggu salah satu teman sekelasnya. Tapi ... kelasnya kosong.
"Kamu nunggu siapa? Di kelas aku udah gak ada orang," ucap Tiara memberitahu.
"Lo pikir siapa? Ya gue nunggu lo, lah,"
"Hah?" Tiara jelas bingung. Kenapa dengan cowok ini? "Ngapain kamu nungguin aku?" tanya gadis itu.
"Kita balik bareng. Sekalian ... gue mau nunjukin sesuatu ke lo," ucap Anrez. Wajahnya terlihat begitu serius.
"Nunjukin apa?"
Tanpa menjawab pertanyaan yang keluar dari mulut Tiara, Anrez lantas menggenggam tangan gadis itu kemudian menariknya hingga sampai ke parkiran.
Sepanjang perjalanan dari koridor ke parkiran, ada banyak sekali pasang mata yang memperhatikan mereka. Dari tatapannya, ketara sekali kalau mereka semua terlihat bingung sekaligus heran.
Widihh! Udah baikan nih ceritanya!
Dua beban sekolah udah nyatu nih!
Kok gue malah jadi kasian ya, sama Nuca dan Caca.
Korban kemaren Chelsea, sekarang Caca. Nggak ngerti lagi gue sama si Anrez.
Mendingan juga si Caca sama Nuca aja. Mereka keliatan serasi juga.
Nah, setuju tuh! Biarin aja, beban sama beban. Biar sama-sama beban! Hahaha!
Shit! Batin Anrez berusaha menahan emosinya. Lelaki itu telah mencoba sekuat tenaganya agar emosinya itu tidak meledak dan memakan korban. Tapi mulut mereka semua itu .. sungguh! Ingin sekali Anrez melenyapkan mereka.
Tanpa Anrez sadari, ia semakin menekan tangan Tiara yang berada dalam genggamannya. Tiara terus menahan rasa sakitnya itu, tidak apa apa. Setidaknya, Anrez bisa menahan diri agar tidak terkena masalah lagi dengan para siswa-siswi penghujat itu.
Tapi ... semakin lama, semakin kuat. Dan Tiara tidak bisa menahannya lagi.
"Auwh! Shhhh," ringis gadis itu pelan.
Anrez refleks menoleh ke belakang. Dan langsung melepaskan genggamannya pada tangan Tiara. "Astaga, maaf Tiara. Gue nggak sengaja sumpah. Gue kebawa suasana aja tadi,"
Tiara tersenyum tulus. "Nggak papa kok, aku tau perasaan kakak. Pasti marah banget ya, difitnah kayak gitu?"
"Lo nyindir gue ya?"
"Eh? Kok?" bingung Tiara. "Nyindir gimana maksudnya, kak?"
Anrez menghela nafas kemudian melanjutkan langkahnya yang tadi sempat tertunda, meninggalkan Tiara.
"Kak! Ish, tungguin!" Tiara mengejar Anrez yang langkahnya besar-besar itu dengan susah payah. Hingga mereka berdua sampai di parkiran.
"Aduhh! Kakak masa gitu aja bete? Emang aku nyindir gimana sih? Huh ... hah ... capek banget," ucap Tiara ngos-ngosan. Aneh sekali. Padahal Anrez hanya jalan saja dan dama sekali tidak lari. Lalu kenapa Tiara bisa sampai selelah ini? Seperti habis jogging dari sini ke monas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus Kamu?
Teen FictionAnrez Ardhaniel Geonard itu, selain tampan dan jago dalam olahraga basket juga bermusik, adalah seorang lelaki yang ego-nya sangat tinggi. Selalu memaksakan apapun yang ia mau. Rela melakukan apapun dan menyingkirkan siapapun demi ambisinya. Keterpu...