Hayoo, kamu udah follow aku belum? Ngaku...
***

"Lo apain Anrez, Tiara? Lo mau ngebunuh dia?!" Teriak Naimma, spontan. Ia terlalu panik dan juga khawatir pada sahabatnya itu.
Tiara tersenyum santai menanggapi ucapan Naimma, lalu memegang bahu gadis itu. "Lo tenang aja, Nam. Dia cuma gue lumpuhin aja kok."
"LUMPUHIN?!" Naimma dan Marshel berujar secara bersamaan.
Tiara mengangguk santai.
"Ya Allah, berarti Anrez gak akan bisa jalan lagi, dong?!"
"Lo jahat banget sih, Ti-!"
Farhan dan Tiara saling berpandangan satu sama lain dengan tatapan cengo. Lalu keduanya kompak menoleh lagi pada Marshel dan Naimma. Bahkan Naimma sudah menangis tersedu-sedu.
"Shel, Nam. Maksud gue tu--"
"Aaaa lo jahat, Tiara!"
Tiara melirik Farhan yang berada di sebelahnya. Ia menatap Farhan seolah mengisyaratkan,
'Han, jelasin ke mereka maksud gue.'
"Ngelumpuhin yang dimaksud Tiara itu bukan lumpuh yang gak bisa jalan, Nam. Maksudnya tuh kek lumpuh dan gak bisa ngelakuin apapun disaat perkelahian. Masa lo gak tau itu sih?" Jelas Farhan cukup singkat.
Naimma mendongkak. Menatap Farhan, Tiara, Marshel, dan Anrez yang masih pingsan itu dengan tatapan cengo. Sedetik kemudian, gadis manis berambut kriwil itu tercengir lebar.
"Oh, gitu ya?" Katanya sambil cengengesan.
◎◎◎
Ruang UKS yang biasanya sepi, kini sedang terisi oleh beberapa orang. Siapa lagi kalau bukan Tiara, Naimma, Farhan, Marshel, dan Anrez --yang sedang duduk diatas brankar dengan tatapan kosong.
Seperti biasa, Marshel dan Naimma sedang bertengkar. Kalian tau, apa penyebab mereka bertengkar? Kalau kalian berfikir ini adalah hal serius yang melibatkan Anrez, maka selamat, kalian salah.
Marshel dan Naimma bertengkar hanya karena memperebutkan tempat berdiri. Mereka ingin berada disisi sebelah kanan Anrez. Entahlah, padahal disisi kirinya kosong.
Sedangkan Tiara sedang duduk santai di sofa yang berada di dalam UKS itu sambil memainkan ponselnya. Tak memperdulikan apapun. Sebenarnya, Tiara ingin sekali keluar dari ruangan ini dan pergi ke kantin. Tapi Anrez melarangnya. Lelaki itu bilang, takut Tiara di gunjing lagi. Atau yang lebih parah, dibully.
"Awas ih, Marshel! Gue mau disitu!" Naimma berujar kesal.
"Apaan sih, Nam! Ogah, ogah! Gue udah dapet tempat disini duluan. Lo deket si Farhan aja sono!" Balas Marshel tak kalah kesal.
Naimma melirik Farhan yang sedang tersenyum manis ke arahnya. Manis, bahkan sangat manis jika yang melihatnya itu adalah cewek-cewek lain pada umumnya. Tapi tidak dengan Naimma. Menurut Naimma, Farhan itu menyebalkan, menggelikan, sok imut, sok lucu, dan bermacam-macak sok yang lainnya. Intinya ia benci Farhan!
"Gak! Ogah banget!" Ketus Naimma.
"Kalian keluar. Gue mau sendirian disini." Ucap Anrez, dingin. Masih dengan tatapan kosongnya. "Kecuali cewek picek." Lanjut lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus Kamu?
Teen FictionAnrez Ardhaniel Geonard itu, selain tampan dan jago dalam olahraga basket juga bermusik, adalah seorang lelaki yang ego-nya sangat tinggi. Selalu memaksakan apapun yang ia mau. Rela melakukan apapun dan menyingkirkan siapapun demi ambisinya. Keterpu...