Kudunya aku upload tadi malem, kawand. Eh taunya malah ketiduran. Yaudah pagi-pagi pun tak pe lah yaaa🐱
●●»Happy reading«●●
——————————————
————————"Lo mau jadi pacar gue?"
Deg... deg... deg...
Okeh, anggap aja itu suara jantung ya kawand^^
Tiara mematung di tempat. Jantungnya mulai kembali tidak beraturan. Dia sedang tidak bermimpi kan? Seorang Anrez memintanya untuk menjadi pacar? Halloo? Sekali lagi, MENJADI PACAR!!
Eh tapi tunggu.
Hmm, ada yang patut dicurigai ini. Oke Tiara, tenang. Jangan langsung main terima aja. Siapa tau kan, cowok ini cuma mau mempermainkannya saja? Ah Tiara tidak mau! Tiara tidak mau dipermainkan. Mau ditaruh dimana harga dirinya nanti? Tiara hanya mau, Anrez menyukainya juga, atau bahkan mencintainya. Lalu menjalani hubungan dengan sehat. Bukan yang terpaksa atau dengan cara main-main seperti ini.
"Gak usah bercanda deh lo. Udah lah," Tiara melepaskan cekalan tangan Anrez dari pergelangan tangannya. Untung saja, Anrez tidak menahannya dan membiarkannya pergi begitu saja. Owh, percayalah teman. Keadaan jantung Tiara sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Tiara memutuskan untuk pergi ke stan penjual kantin dan langsung memesan seblak untuk cowok itu. Daripada harus berhadapan dengannya lebih lama lagi, yang malah akan berimbas buruk untuk kesehatan jantungnya nanti.
Gadis itu tidak memperdulikan betapa banyaknya pasang mata yang tengah memperhatikannya dengan sinis.
Sepeninggal Tiara, Anrez menyunggingkan senyum licik kebanggaannya. Lelaki itu menaruh kedua tangannya kedalam saku celana dengan pandangan yang tidak lepas dari punggung Tiara. Ia bergumam, "berani dia nolak gue. Liat aja nanti,"
◎◎◎
"Nih, seblak lo." Tiara meletakkan satu mangkuk porsi seblak di meja Anrez. "Yaudah, udah bel juga. Gue cabut ke kelas." Lanjut gadis itu. Memang, beberapa menit yang lalu, bel tanda masuk sudah dibunyikan.
Belum sempat Anrez menjawab, Tiara sudah berbalik. Tapi dengan cepat, Anrez mencegat pergerakan gadis itu dengan menahan tangannya. Membuat gadis berambut panjang itu menghembuskan nafasnya kasar.
"Apaan lagi sih? Ini udah bel loh.. gue gak mau dihukum lagi,"
"Duduk."
Tiara memutar bola matanya lalu duduk dikursi yang berada tepat di depan Anrez. Biar cepat. Ia turuti saja kemauan cowok itu.
"Makan."
"Makan?"
"Iya, nih," Anrez menyodorkan mangkuk seblak itu lebih dekat ke Tiara. "Tadi waktu di perpus lo bilang lo laper kan? Yaudah makan,"
"Tapi ini kan punya lo, Anrez. Terus juga udah bel. Gue gak mau hukuman gue ditambah lagi,"
"Gak akan ada yang berani ngehukum lo, selama lo ada sama gue. Kalo masih ada guru lain selain nyokap gue yang ngehukum lo, bilang ke gue. Bakal langsung gue pecat tu guru." Ujar cowok itu penuh penekanan. "Sekarang, lo makan."
"Serius?"
"Lo gak percaya sama gue? Cepetan makan!" Desak Anrez mulai kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus Kamu?
Teen FictionAnrez Ardhaniel Geonard itu, selain tampan dan jago dalam olahraga basket juga bermusik, adalah seorang lelaki yang ego-nya sangat tinggi. Selalu memaksakan apapun yang ia mau. Rela melakukan apapun dan menyingkirkan siapapun demi ambisinya. Keterpu...