"Cerita sekarang! Ngulur-ngulur waktu terus lo dari tadi," Anrez berujar kesal. Perempuan yang sekarang sedang duduk di sebelah kursi kemudi ini seperti sedang mengerjainya. Anrez sudah memintanya untuk cerita kejadian tadi sejak mereka masih di rumahnya. Tapi sampai sekarang, gadis itu belum juga menuruti kemauannya.
"Kepo banget sih, lo!" Sungut Tiara dengan wajah tengilnya. Membuat emosi Anrez sedikit terpancing. Untung saja lelaki itu masih ingat akan gender. Karena visi misi dalam hidup Anrez adalah jaga dan hargai wanita. Meskipun itu adalah musuhmu.
"Cerita sekarang, atau gue gundulin rambut lo!"
Tiara refleks memegang rambutnya. "Gila aja lo mau gundulin rambut gue!"
"Ah, gak usah banyak cingcong! Buruan ceritain, kenapa lo bisa ada di tempat tadi dan hp gue, kenapa bisa ada di lo!" Ujar Anrez dengan kesal. Kenapa ia harus susah-susah menjabarkan pertanyaannya seperti itu? Astaga, ini pasti efek emosi.
Tiara memutar bola matanya jengah. Ternyata, tingkat ke-kepoan laki-laki ini melebihi Femila. "Ish, iya iya gue ceritain!"
"Buruan!" Desak Anrez tak sabar.
"Jadi gini, tadi gue ke lapak martabaknya Bang Oden, karena adek gue minta gue untuk beli. Setelah gue pesen, tiba-tiba gue denger suara dering telepon,"
"Terus?"
"Nah, gue tanya dong sama si abangnya, itu hp-nya bunyi apa enggak. Dan, dia bilang hp-nya nggak bunyi,"
"Hp lo kali yang bunyi! Cetek amat pikiran lo!" Potong Anrez sebal. Ia merasa, cewek ini terlalu mempersulit masalah yang sebetulnya mudah.
"Ck, dengerin gue dulu, gila! Main potong aja sih, lo!" Ujar Tiara kesal.
Anrez memilih diam, fokus pada jalanan sekaligus ingin mendengar lanjutan cerita dari cewek itu.
"Terus gue cari tuh sumber suara, dan ... ketemu lah hp sultan lo itu. Berisik banget gila suaranya. Refleks gue tanyain dong, ke pembeli yang lain ada yang kehilangan hp apa kaga. Dan jawabannya gak ada."
"Karena hp lo itu berisik banget dan ganggu indra pendengaran gue, akhirnya gue milih nyalain hp lo itu. Dan ... gue baru tau, lo itu narsis juga ya, masa foto sendiri dijadiin wallpaper." Di detik itu juga, Tiara meledakkan tawanya. Ia cekikikan sendiri saat mengingat wajah Anrez yang terlihat begitu kaku di depan kamera. Dan ... foto aneh itu dijadikan wallpaper?
ASTAGA! INI ADALAH LELUCON PALING LUCU YANG PERNAH TIARA DENGAR! Umm, bukan. Ya, ini bukan lelucon. Ini kenyataan. Dan kenyataan ini sangat menggoda humor gadis itu yang sangat receh.
"Hahahahaa!!!" Tiara terus meledakkan tawanya tanpa ada niat untuk berhenti. Bahkan, gadis itu sampai memukul mukul pahanya sendiri saking ngakak-nya.
Sedangkan Anrez menatapnya dengan tatapan aneh. Apa yang gadis itu anggap lucu sehingga ia bisa tertawa sengakak itu? Padahal, tidak ada yang aneh disini. Oke, baiklah. Sepertinya, gadis itu memiliki gangguan jiwa. - Begitu pikir Anrez. Lelaki itu pun hanya menatapnya jengah sekaligus mengangkat bahunya acuh sembari terus menjalankan mobilnya membelah jalanan malam.
"Astagfirullah, hahaha! Lo kocak banget, yaerobbun. Gue sampe capek ketawa terus!" Gadis itu menyeka air matanya yang keluar akibat terlalu lama tertawa. Bahkan, ia masih bisa tertawa kecil begitu wajah Anrez yang bully-able di foto itu terbayang lagi dalam pikirannya. Teman-teman, maafkan humor Tiara yang begitu receh ini 😭👍
"Apasih yang dia ketawain? Aneh banget, gila! Kayaknya dia emang punya gangguan jiwa. Valid ini mah, no debat." -Batin Anrez menerka-nerka.
"Udah puas ketawanya, hmm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus Kamu?
Teen FictionAnrez Ardhaniel Geonard itu, selain tampan dan jago dalam olahraga basket juga bermusik, adalah seorang lelaki yang ego-nya sangat tinggi. Selalu memaksakan apapun yang ia mau. Rela melakukan apapun dan menyingkirkan siapapun demi ambisinya. Keterpu...