KHK 8 : Ke bar-baran Tiara

490 97 99
                                    

hayii, aku disini cuma mau bilang makasih sama reader old yng msih setia baca karya kmbing disini. makasihh banget. dan buat yang sekiranya ga suka, gapapa pergi aja, aku juga ga memaksakan orang untuk suka sma karya ku kok:)

dan juga, selamat datang buat para reader baru. semoga suka sma ceritanya dan betah ya disini sma kmbinggemoy

happy readingg

●●●

"Bang, martabak coklat kacangnya satu ya. Sama martabak telor spesial yang telurnya 4 satu."

"Siap neng! Sok atuh mangga, duduk dulu."

Tiara tersenyum lalu mengangguk. Gadis itu duduk di tempat yang sudah disiapkan oleh si abang penjual martabak. Dia mengetuk ngetuk meja karena gabut sambil menunggu. Bodoh sekali dia tidak membawa ponsel di saat saat seperti ini.

Kriing.. kriing!

"Bang? Hp abang bunyi gak tuh?" Ucap Tiara memberitahu.

Abang martabak itu memberhentikan kegiatan membuat martabaknya sebentar, ia mengambil ponselnya yang berada di saku celana-nya. "Nggak, Neng. Hp abang kaga bunyi. Hp Eneng-nya kali."

"Nggak, Bang. Aku gak bawa hp." Balas Tiara kebingungan. Sedangkan si abang martabak memilih melanjutkan pekerjaan membuat martabaknya seiring bertambahnya pembeli yang datang ke lapaknya.

"Lah terus hp siapa?" Gumam Tiara. Gadis itu segera mengedarkan pandangannya. Ia menemukan sebuah ponsel bergeletak begitu saja di atas meja. Ponsel itu berdering.

Tiara mengambil ponsel tersebut. Ia memperhatikan seluk beluk ponsel itu. "Hp Iphone, punya siapa ya? Anak sultan kali ya, yang ninggalin hp model beginian di kang martabak." Monolog Tiara keheranan.

"Mas, Mbak, maaf ada yang kehilangan hp gak disini?" Ujar Tiara tertuju pada pembeli martabak yang juga sedang mengantri.

Para pembeli itu kompak mengecek saku mereka masing masing. "Nggak, Mbak. Hp saya aman kok."

Tiara menghela nafas. Kira kira hp sultan ini milik siapa? Kalau saja yang menemukan hp in bukan Tiara, sudah dapat dipastikan hp ini sudah tidak akan mungkin kembali kepada pemiliknya.

"Coba gue buka aja deh."

"Astagfirullah!" Pekik Tiara tertahan. "Buset, kenapa harus orang inii?!"

"23 panggilan tak terjawab dari Farhan? Farhan yang anak basket itu bukan sih?" Tiara kembali bergumam saat melihat tulisan di layar awal ponsel itu. Bahkan Tiara baru menyalakannya saja.

Tiara pun kembali berdiri dan  mengedarkan pandangannya. Mencari sang pemilik ponsel yang mungkin saja masih berada di sekitaran sini. Tapi, setelah pencarian selama 10 detik, hasilnya nihil. Tiara tidak menemukan orang tersebut.

"Bang, tadi orang ini ke sini juga?" Tanya Tiara pada si abang penjual martabak sambil menunjukan foto di layar awal ponsel yang hilang itu.

"Oh, iya Neng. Si Mas ini tadi ke sini. Mungkin hp-nya gak sengaja ketinggalan,"

"Udah lama?"

"Gak terlalu lama juga sih, Neng. Mungkin sekitar 10 menit yang lalu."

"Dia jalan kaki atau gimana?"

"Naik mobil."

"Ck, sial." Umpat Tiara pelan.

"Neng kenal sama si Mas itu?" Tanya abang martabak.

"Gak terlalu kenal juga sih, bang. Kita satu sekolah aja. Eum, arah dia pulang ke arah mana bang?"

"Ke arah sono noh, Neng." Ujar abang martabak itu sambil menunjuk ke arah kanan.

Kenapa Harus Kamu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang