eh jangan lupa senyum yaaaa
Happy reading
——♡——
Chelsea sedang berjalan menyusuri koridor yang sudah mulai terlihat ramai. Gadis itu tersenyum setiap ada siswa atau siswi lain yang menyapanya. Ahh, primadona satu ini memang sangat ramah.
Kalau kalian sedang membayangkan Chelsea sedang berjalan sendirian, maka kalian salah. Chelsea tidak sendirian. Dia sedang berjalan beriringan bersama seorang lelaki. Samuel Cipta. Tidak, bukan selingkuhannya dari Anrez. Tapi Samuel itu adalah sepupunya.
"Sam, gue masuk dulu ya!" Ucap Chelsea setelah dia sudah berada di depan kelasnya.
Samuel terdiam ditempatnya. Sedangkan Chelsea memilih tidak peduli dan hendak berbalik untuk memasuki kelasnya. Namun, cekalan tangan Samuel pada pergelangan tangannya menghentikan pergerakan gadis itu.
"Tunggu Chel, gue mau ngomong serius sama lo."
Dengan santainya, Chelsea tersenyum lalu melepas cekalan tangan Samuel dari pergelangan tangannya. "Yaudah ngomong aja, gak perlu cekal-cekal. Lo kira gak sakit, apa?" Ucapnya dengan nada pelan.
Mendengar kata 'sakit' keluar dari mulut sepupunya, Samuel langsung menarik pergelangan tangan itu dengan pelan dan lembut. Mengecek sesuatu disana. "Om Christian kasar lagi ya, sama lo?" Tanya Sam pelan, agar percakapan ini tidak ada siswa lain yang mendengarnya. Setelah melihat ada bekas kemerahan dipergelangan tangan gadis itu.
Chelsea mengangguk pelan.
Samuel meringis setelah melihat anggukan Chelsea. "Udah gue bilang, Chel. Ikutin aja kemauannya. Kalo nggak, lo bakal di siksa terus kayak gini. Gue gak tega sama lo,"
"Nggak!" Chelsea menggeleng kuat. "Gue gak mau!"
"Kenapa? Lo mau di siksa sama Om Kris terus? Mau sampai kapan, Chel?" Lirih Samuel.
"Berapa kali udah gue bilang sama lo, Sam. Gue itu cinta sama Anrez. Gue gak bisa kalau harus putus dari dia! Dia segalanya buat gue," ucap Chelsea pelan namun dari nadanya terdengar tegas.
"Sadar Chel! Lo sama dia itu beda! Lo nasrani, sedangkan dia muslim. Gak mungkin kan, lo rela meninggalkan tuhan lo demi dia. Atau sebaliknya? Udah Chel, hubungan kayak gini tuh ujung-ujungnya juga bakal putus. Lo harus sadar akan hal itu," ucap Samuel dengan nada rendah. Berusaha menyadarkan sepupunya itu dari kebutaan cintanya.
"Tapi gue cinta sama dia, Sam."
"Iya, gue tau, gue paham kalo lo cinta sama dia. Dan dia juga cinta sama lo. Tapi lo harusnya sadar dari awal, lo sama dia itu beda. Hubungan lo sama dia, mau lo pertahanin kayak gimana juga, ujung-ujungnya pasti akan putus. Gue yakin hal itu,"
"Karena agama itu paling penting dalam kehidupan manusia, Chel. Cinta itu gak akan cukup kalau untuk mempertahankan hubungan beda haluan kayak yang lagi lo jalanin ini. Inget Chel, dia muslim."
Chelsea terdiam, jujur ia merasa tertampar oleh kenyataan ini. Dirinya dan Anrez itu memang berbeda. Dan bodohnya, selama ini ia telah membiarkan cinta itu tumbuh dalam hatinya tanpa ia cegah. Dan sekarang ... dia harus apa?
"Gue ngomong kayak gini, semata-mata karena gue sayang sama lo, Chel. Lo itu sepupu gue satu-satunya. Dan gue juga gak mau lo terus terusan di siksa sama Om Kris hanya karena hubungan toxic lo ini."
"T-tapi gue ...."
"Gue ke kelas dulu, ya. Upacara udah mau dimulai," setelah mengatakan itu, Samuel lantas pergi dari hadapan Chelsea yang masih terdiam kaku di depan pintu kelasnya sendiri. Gadis itu menatap punggung Sam yang kian menjauh darinya. Untunglah kelasnya masih belum terlalu ramai, jadi kemungkinan ada yang mendengar percakapannya kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus Kamu?
Teen FictionAnrez Ardhaniel Geonard itu, selain tampan dan jago dalam olahraga basket juga bermusik, adalah seorang lelaki yang ego-nya sangat tinggi. Selalu memaksakan apapun yang ia mau. Rela melakukan apapun dan menyingkirkan siapapun demi ambisinya. Keterpu...