Bagi yang belum follow, follow dulu yuk!
aniday_ udah? Tengkiu!
Jangan lupa votenya ya! Makasih!Call off.
.
Alvian tidak bisa berhenti memikirkannya. Ya, memikirkan perkataan Diana tadi.
Pertama, wanita itu tidak pernah mengatakan apa pun mengenai hal itu. Kedua, Diana tidak pernah terlihat tersinggung jika ia membahas tentang keturunan. Ketiga, Diana selalu saja memutuskan segalanya secara sepihak.
Ia tidak mengerti satu pun kalimat wanita itu. Ia sangat tidak mengerti.
Mengapa Diana menyembunyikan hal sepenting itu? Lebih tepatnya, kenapa ia tidak pernah membahasnya?
"Jadi, sekarang sektor utama kita mengacu pada para remaja SMP dan SMA. Perkembangannya masih belum terlihat jelas karena masih terlalu awal dan penggunaannya belum banyak digunakan. Saat ini fokus utama ...."
Alvian tidak bisa mendengarkan sedikit pun presentasi dari kepala divisi marketingnya karena seluruh pikirannya hanya tertuju pada Diana. Kenapa wanita itu tidak pernah membahasnya?
"Jadi bagaimana, Pak?"
"Pak Alvian?"
"Ya?" tanya Alvian pada kepala marketingnya yang sedang menatapnya.
"Em, tanggapan Bapak bagaimana?"
Alvian tidak mendengarkan hampir keseluruhan dari rapat ini. Ia juga tidak wajib untuk mengikuti rapat yang sebenarnya bisa digantikan oleh wakilnya.
"Bagus. Tinggal ditambahi dari sisi psikologis untuk marketing yang belum terlalu menonjol di bagian promosi kamu. Kalau bisa desain aplikasinya juga dipermudah supaya semua umur bisa memakai."
Semua mata memandanginya bingung. Dari tatapan itu saja Alvian sudah tahu kalau jawabannya sedikit melenceng.
Dengan cepat Fadhil menambahkan, "Maksudnya, di sektor golongan SMP kamu bisa buat desain khusus yang gak terlalu rumit seperti untuk bagian kalangan umum."
Wanita yang berumur tiga puluhan itu hanya mengangguk lalu mengakhiri rapat mereka.
"Kenapa? Lo gak bisa fokus, Al. Untung aja Pak Edy gak datang sekarang. Kalo gak, bakal habis juga lo," ucap Fadhil sambil membuat kopi untuk dirinya sendiri di pantry.
"Sorry."
Setelah kopinya selesai, Fadhil menatap Alvian dengan kasihan. Ya, ia benar-benar kasihan dengan laki-laki yang beberapa tahun ini menjadi rekanannya meskipun Alvian adalah atasannya.
Ia tahu seberapa cintanya atasannya ini dengan istrinya dan seberapa workaholic-nya istrinya itu. Siapa yang tidak mengenal Diana di dunia bisnis sekarang? Wanita yang diumurnya yang masih kepala dua, tepatnya setelah ia menyelesaikan studi S2-nya di Melbourne, wanita itu langsung membangun agensi keluarga Ibunya yang telah mati.
Wanita itu bahkan pernah beberapa kali menjadi pembicara di acara-acara televisi nasional untuk membangun motivasi hidup.
Ya, padahal keluarga mereka sangat berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepertinya Rindu
ChickLit| Chicklit Romance | Selesai | Kalau saling mencintai saja sudah cukup untuk memberikan kebahagiaan, semuanya akan terasa mudah. Diana memutuskan untuk bercerai dengan suaminya, Alvian karena dirinya terlalu sibuk bekerja dan ingin mengejar karirnya...