Bagi yang belum follow, follow dulu yuk!
aniday_ udah? Tengkiu!
Jangan lupa votenya ya! Makasih![Sepertinya, Rindu]
Pada akhirnya, aku cuma bagian dari memori tanpa kebahagiaan.
.
.
.Raya Atmadja menggendong bayi keduanya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Sementara mertuanya, Melinda terlihat sangat kesal karena tidak mendapatkan bagiannya untuk menggendong cucunya.
Dan Diana -lagi- terjebak dalam situasi yang sangat canggung.
Hari ini Raya ingin mengadakan makan malam bersama untuk merayakan usia bayinya yang masih berumur genap sebulan dan mengundang beberapa orang saja. Diana termasuk di dalamnya karena ia dulu cukup dekat dengan Raya, kakaknya Alvian.
Bayi perempuan Raya terlihat sangat sehat dan menggemaskan. Raya tidak henti-hentinya menjaga agar bayinya tidak terganggu dalam tidurnya.
Sementara suaminya Juan tidak bisa berhenti menatap istrinya, Raya yang tubuhnya agak berisi sejak persalinan.
Setelah meletakkan Sarah di baby box-nya, Raya meninggalkan bayinya dengan ibu mertuanya yang masih ingin menghabiskan waktunya dengan cucunya.
"Kamu gak perlu ngerasa canggung ya, Dian. Kamu selalu jadi bagian keluargaku," ucap Raya dengan lembut ketika menyadari kecanggungan luar biasa untuk Diana.
Sementara Alvian sedari tadi menggenggam tangannya di bawah meja makan. Ia ingin melepaskan tapi tangan pria itu membuat sedikit kekhawatirannya berkurang.
"Mama gak nyangka kamu ngajak Diana lagi, setelah kalian bercerai," ucap Arasya, ibu Alvian dengan nada sedikit bingung.
Baru saja Diana ingin menjawab kalau yang mengajaknya adalah Raya, mantan suaminya dengan cepat menjawab.
"Kita mau rujuk, Ma."
Cukup satu kalimat yang berhasil membuat hampir semua mata memandang mereka.
"Serius, Al?"
"Kapan kalian rencananya?"
"Mama dukung banget itu."
"Tuh, kan aku bilang juga apa."
Alvian bisa merasakan kegugupan Diana karena tangan yang ia genggam mendingin.
"Belum tahu kalo itu. Semuanya tergantung Diana, kalau dia mau," ucap Alvian yang membuat Diana menggigit bibir bawahnya karena gugup.
Aras sambil memakan sop kesukaannya, ia berkata, "Mama dukung banget kalian buat rujuk, tapi kalau Diananya gak mau. Kamu jangan coba-coba paksa, Al."
Meskipun Diana tidak menyukai mantan ibu mertuanya, pemikiran Aras sebenarnya sangat sefrekuensi dengannya. Aras tidak pernah membenci dirinya hanya karena menceraikan anaknya secara sepihak.
"Nah, tuh Diana. Meskipun kamu bukan istrinya Al lagi, kamu tetap jadi bagian keluargaku," ucap Raya lagi.
Lalu ia menyambung ucapannya, "Gak papa kalau Alvian ditinggal kalau emang dianya gak pantes buat kamu. Dia sering nyuruh kamu yang enggak-enggak, 'kan? Nah itu! Dia ini udah dapat ganjarannya."
Diana tahu maksud Raya itu hanya bercanda, tapi ia tidak suka kalau keluarganya masih berpikir kalau yang selama ini salah adalah Alvian -padahal sebenarnya adalah Diana.
"Kak!" kesal Alvian lalu memakan mie gorengnya.
"Kamu terus aja makan mie, Al. Gak baik untuk kesehatan kamu. Masih mending makan sandwich kayak Diana. Astaga kalian berdua ini kenapa? Bisa-bisa badan kalian bakal sekurus kertas!" kesal Aras saat melihat keduanya hanya memakan makanan yang menurutnya kurang bergizi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sepertinya Rindu
Romanzi rosa / ChickLit| Chicklit Romance | Selesai | Kalau saling mencintai saja sudah cukup untuk memberikan kebahagiaan, semuanya akan terasa mudah. Diana memutuskan untuk bercerai dengan suaminya, Alvian karena dirinya terlalu sibuk bekerja dan ingin mengejar karirnya...