SEMBILAN

45 13 0
                                    

Bagi yang belum follow, follow dulu yuk!
aniday_  udah? Tengkiu!
Jangan lupa votenya ya! Makasih!






“May be?”

.
.
.

Gue udah yakin dari kemarin sih kalo lo gak mungkin nolak,” ucap Fadhil sambil meminum kopi paginya.

Saat ini beberapa staf sedang sibuk menyiapkan persiapan untuk presentasi mereka nanti. Ya, meskipun Diana sudah berjanji untuk berinvestasi pada proyek yang bahkan ia tidak ketahui. Jadi, sekarang mereka akan memastikan kalau DND dan Allx akan benar-benar bekerjasama.

Alvian tidak bisa tidak memikirkan wanita itu. Ya, ucapannya yang terus terngiang-ngiang di telinganya.

“Aku mencintai banyak hal, Al. Keluargaku, DND dan termasuk kamu.”

“Al?”

Alvian bersender di dinding ruangannya dan tidak bisa berhenti memikirkannya. Ia tidak mengerti. Ia tidak pernah mengerti wanita itu dan semua ucapannya. Kenapa Diana meninggalkannya ketika mereka saling mencintai?

“Al?”

“Hm?”

“Lo masih gengsi? Gue tahu lo gak seakur dulu sama Diana, tapi setuju atau enggak, dia peluang besar, Al!”

Alvian tidak mendengarkan Fadhil yang mulai berceloteh panjang lebar kepadanya karena ponselnya bergetar dan ia segera meninggalkan Fadhil sendirian di ruangannya.

“Al! Lo gak bakal percaya sama yang gue dengar ini! Listen! DND bakal sepenuhnya bekerjasama sama Allx! Wonderful! Tadi gue denger sedikit waktu board member mereka lewat di depan gue.”

“....”

“Gue ga bohong!”

Alvian hanya menghembuskan napasnya karena Shelia yang berpikiran sedikit lambat.

“Gue CEO-nya, Shel. Gue udah duluan tahu.”

“Eh, iya juga sih. Sorry gue lupa. Hahaha.”

Lo cuma mau bilang itu?”

“Yes! Gue pikir tadi gue denger berita penting. Eh, tapi lo tahu kenapa Diana mengundurkan diri?”

Alvian mengerutkan dahinya bingung. “Maksud lo apa?”

“Diana sekarang super sibuk. Kemarin dia meeting full. Sekarang dia meeting lagi. Tapi isu yang gue denger, dia bakal ngundurin diri. Kandidat penggantinya ada Keyra Winata wicis asistennya sendiri yang profesional banget! Astaga dia bahkan lebih muda dari gue tapi emang sedewasa itu dong! Yang kedua ada Andika Santoso wicis CFO-nya mereka sekarang. Gue belum pernah ketemu sih, tapi katanya dia juga profesional.”

“....”

Gue kenal sama salah satu direksinya dan Diana sekarang lagi dirundung banyak masalah karena Diana berinvestasi di Allx atas nama perusahaan. So, Diana mengundurkan diri.”

“....”

“Gue tahu lo masih benci sama Diana. Tapi dia butuh lo, Al. Dia keluar dari perusahaannya sendiri hanya karna bantuin lo. Sebaik itu. Gue gak pernah tahu penyebab lo pisah sama Diana. But! Gue yakin lo gak mungkin gak peduli sama Diana.”

“....”

“Gue gak ngasi tahu ini supaya lo bisa ketawa di atas penderitaan Diana sekarang. Gue bilang ini ---meskipun masih isu--- karena gue yakin lo perlu tahu.”

“....”

“Gue emang gak sepintar lo atau Diana, tapi gue gak bodoh sama perasaan gue sendiri. Both of you are ridiculous.”

———
———


Alvian pasti sudah merasa sangat gila saat ini karena mengajak Diana untuk makan malam di rumahnya. Ia tidak tahu ini karena dirinya yang merasa bersalah karena wanita itu membahayakan posisinya karena telah membantunya atau karena pernyataan... Ah, sudahlah.

Gisel menggigit bibir bawahnya karena Diana, idolanya dan cintanya akhirnya mau menginjakkan kakinya di rumah Alvian.

Sementara Diana terlihat sangat menikmati makan malam yang dimasak Callista. Ya, gadis K-Popers itu sangat berbakat di bidang memasak.

“Cita-cita Kak Diana dulu itu apa, sih?” tanya Callista yang tidak pernah dekat dengan Diana sedikit pun.

Dengan cepat Gisel menjawab, “Pianis. Iya, 'kan?” Diana terkekeh karena jawaban Gisel yang masih mengingat ceritanya dulu.

“Jadi kenapa jadi bisnis, Kak?” tanya Callista lagi sambil memakan ayam gorengnya.

“Karena Kak Al———”

Dengan cepat Diana memotong ucapan Gisel dengan suara yang tergesa-gesa dan intonasinya sedikit meninggi.

“Karna pianis lebih cocok jadi hobi, makanya kakak ambil bisnis,” ucapnya sambil menatap Alvian yang melongo karena suaranya terdengar seperti orang yang terlihat ketakutan jika rahasianya terbongkar.

Callista hanya mengangguk ria lalu mengambil kulit ayam milik Bian diam-diam ketika anak kecil itu sedang sibuk dengan bagaimana cara meraih mangkuk nasi tambahan karena ia ingin makan banyak hari ini.

Diana yang paling dekat dengan nasi tambahan itu segera memberikan Bian beberapa sendok nasi ke piringnya sehingga anak kecil itu tidak perlu kesusahan. Dan Alvian tersenyum kecil melihat perhatian kecil wanita itu.

“Kulit ayamku!” kesal Bian ketika mengetahui piringnya yang sudah berisi ayam tanpa kulitnya. Sementara Callista terlihat tidak merasa bersalah karena dengan santainya ia menghabiskan seluruh kulit ayam Bian yang belum di sentuh sedikit pun.

“Nangis gak? Nangis, gak?” ucap Callista sambil tertawa jahat karena ia sangat suka membuat anak kecil menangis. Seperti ada kesenangan tersendiri

“Callista, lo jahat banget sih ambil makanannya Bian,” ucap Gisel yang kesal karena Callista sangat suka membuat Bian menangis dan Gisel sangat membenci anak kecil yang menangis.

“Bian suka kulit ayam?” Sebelum Bian menjawab, Diana segera memisahkan kulit ayam gorengnya dan memberikannya kepadanya anak kecil itu dan membuat Bian bingung.

“Loh, kakak gak suka kulit ayam?” tanya Bian yang hanya dijawab gelengan oleh Diana.

“Enggak. Dagingnya lebih enak dari kulitnya. Nih punya kakak buat Bian aja semua,” ucap Diana sambil memindahkan semua kulit ayam di piringnya.

“Lier,” gumam Alvian dengan amat pelan sehingga hanya dapat didengar oleh Diana karena mereka duduk bersebelahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Lier,” gumam Alvian dengan amat pelan sehingga hanya dapat didengar oleh Diana karena mereka duduk bersebelahan.

Tiba-tiba Gisel menanyakan pertanyaan yang sedari tadi mengganjal di pikirannya.

“Jadi Kak Diana sama Kak Alvian mau rujuk?”

To be continued

Sepertinya RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang