"Gimana lo mau gak jadi pacar gw?" Sekali lagi geo bertanya dengan pedenya.Semua pandangan mata yang ada Di kantin itu hanya tertuju pada Dira.
Apa lagi Vano, dia yang tadinya ingin memasukan kerupuk ke dalam mulut nya, sontak terhenti dan menatap tak percaya dengan perkataan Geo.Dira? Gadis ini sedari tadi tak menunjukan reaksi apapun, tetap dengan raut wajah datar nya.
"Siapa nama lo?" tanya Dira.
"George, lo bisa panggil gw sesuka lo mau sayang, baby, honey dan apapun itu terserah lo" jawab Geo sambil tersenyum lebar.
Dira menatap singkat tangannya yang masih di genggam Geo.
"Gw mau ngomong sesuatu Juga tapi jangan di potong oke? kalau lo berani nyela omongan gw, satu tamparan hadiah dari gw, gimana? Tertarik dengar?" tantang Dira mengangkat sebelah alisnya.
Kini geo lah yang menjadi pusat perhatian mereka.
"Ya terima lah, gw paling suka tantangan" jawab geo yakin.
Dira tersenyum miring mendengar jawaban lelaki di depannya ini karena melihat smirk yang terukir di bibir Dira, Siswa-siswa disana semakin penasaran.
"Buset dah, persis bener kek Aksa" batin Alvin.
"Emangnya dira mau nanya apa ya?" tanya ara dalam hati.
"Dengan ini! ... Lo cowok ganteng, tampan, cool tapi--" Dira sengaja menggantung ucapan nya.
"Tapi apa? Kok ada tapi segala? Gw itu sempurna"
Bagus kini geo terpancing memotong ucapan Dira.
Plak!...
Dan benar saja satu tamparan kencang di layangkan Dira tepat di pipi Geo yang mulus itu.
Semua mata disana membulat lebar terkejut dengan adegan itu, sampai sampai ada yang sedang berjalan namun karena memperhatikan dira siswa itu tertabrak dinding.
"Anjir ... sakit woii!" seru Geo sambil memegang pipi kanan nya yang terkena tamparan tadi.
"Lo melanggar aturan" balas Dira.
"Gw lanjut ... tapi sayang lo tuh, rendahan!"ucap Dira sinis.
"Eh apa apaan lo, gw-" ucapan geo terhenti lagi.
Plakk...
Untuk kedua kalinya dan di bagian yang sama Geo terkena tamparan Dira.
"Gw belum selesai ngomong!"sentak Dira.
Mendengar ucapan Dira, seketika semua siswa siswi disana disana terdiam. termasuk Alvin, Vano dan Ara.
"Lo anggap perempuan itu apa? Mainan?murahan? dan apa lagi?" lanjut Dira dengan nada dingin nya menatap tajam laki-laki di depannya itu.
Geo diam tak menjawab, entah kenapa dia takut dengan gadis di depannya ini, amarahnya terlihat seperti Aksa.
Dira Menghela nafas sejenak.
"Sorry ... gw emosi tadi, Ara gw ke toilet bentar ya." Dira bangkit dari duduknya.
"Oh iya jangan lupa, tuh bibir di obatin, sekali lagi gw minta maaf" ucap nya karena dia melihat sudut bibir lelaki yang dia tampar itu sedikit sobek dan berdarah.
Setelah mengatakan itu Dira beranjak meninggalkan kantin dan pergi ke toilet.
"Sakit gak?" tanya Alvin.
"Ya sakit lah bego! Aww.." ketus geo sambil meringis.
"Baby, obatin ..." pinta geo menatap Ara memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andira [End]
Teen Fiction[Follow dulu sebelum lanjut membaca] {TAHAP REVISI /banyak typo bertebaran 🙏🏻} *** Andira Anandhita. Atau yang lebih mereka kenal dengan panggilan 'Dira'. Ia gadis yang malang, harus terjebak perasaan di antara hubungan persahabatan nya sendiri...