Seven

3.7K 176 0
                                    


Di sebuah kafe di dekat kampus, Sewon tengah duduk diam, matanya tertuju ke secangkir kopi yang masih mengepulkan uap panas di mejanya. Suara berisik pelanggan yang berlalu-lalang dan bicara cukup keras seolah tidak terdengar oleh pria itu. Tatapannya terpaku pada minumannya sementara otak nya sedang berpikir. Orang lain yang melihatnya mungkin mengira kalau dirinya hanya sedang menunggu kopinya dingin sebelum masuk ke mulut, padahal sebenarnya ia sedang melamun, kepalanya sangat berisik hingga ia tidak bisa mendengar suara lain disekelilingnya.

Pintu kaca kafe berdecit terbuka, menggoyangkan lonceng yang menggantung di atasnya. Bunyi loncengnya cukup kuat hingga terasa seperti peringatan untuk Sewon kalau dirinya harus berhenti berpikir dan menikmati kopinya saja. Sewon mengambil gelasnya, berniat untuk menyesap sedikit cairan hitam pekatnya yang masih hangat ketika ia melihat kedepan dan mendapati Anna sedang berdiri memesan kopi dan tertawa bersama Jae.
Gadis itu melihat ke arahnya, lalu ia menundukkan kepalanya pada Sewon sambil mengulas senyum. Jae yang juga menyadari keberadaan dosennya ikut menundukkan kepala, tapi Sewon tidak menggubris Jae dan hanya menatapi Anna.
Seperti ada listrik yang menyetrum kepala Sewon. Otaknya berkhayal, matanya memunculkan imajinasi imajinasi sebuah momen pernikahan. Dimana dirinya dan Anna berdiri didepan mimbar penghulu untuk mengucapkan janji suci pernikahan, lalu mereka saling memberi hormat dan didesak oleh para tamunya untuk berciuman. Begitu sempurna, sangat sempurna khayalan itu hingga bunyi lonceng kembali menyadarkan Sewon untuk memberitahunya bahwa kopi yang ia pesan rasanya pahit.

"Apa yang sedang kulakukan?" Ucapnya pada diri sendiri. Bisa-bisanya kata-kata mama nya berhasil membuatnya membayangkan yang tidak-tidak.

Sudah dua hari sejak mamanya kembali ke Changwon, tapi semua ancaman mama nya tetap tinggal dan tidak mau enyah.
Bagaimana ia bisa menikah dalam waktu seminggu? Tidak, karena sudah berkurang dua hari jadi tinggal lima hari. Apa yang mama nya harapkan dari dirinya? Tidak mungkinkan mama nya benar-benar mengharapkannya untuk segera menikah dalam kurun waktu sesingkat itu? Ya, pasti mama nya hanya sedang menggertaknya saja. Seperti biasanya.
Tapi astaga, mau seberapa keras pun ia menyangkal tapi memang mama nya tidak sedang menggertaknya. Mama nya pasti sedang menunggu dirinya datang kesana dengan seorang gadis dan memberitahu bahwa ia akan menikah.
Entah apa yang akan terjadi jika ia tidak menuruti keinginan mama nya, memikirkannya saja sudah membuat Sewon ngeri.
Haruskah ia meminta Sana untuk mengenalkannya dengan seseorang? Atau memintanya mengatur kencan buta untuknya? Ya ampun, terdengar rumit.

Mari kita hentikan ini, ada banyak pekerjaan yang harus kulakukan, aku sangat sibuk sampai tidak punya waktu untuk memikirkan hal semacam itu. Kalau mama tanya, aku akan bilang kalau aku lupa karena sangat sibuk bekerja. Ya, begitu saja. Pikir Sewon.

Ia mengeluarkan ponselnya dari saku jaketnya lalu mengirim pesan pada Sana, mengajak temannya itu untuk bertemu malam ini.
Setelah menghabiskan secangkir kopi pahitnya, Sewon beranjak dari sana dan pergi ke kampus.

Sementara Sewon sibuk dengan urusannya, Anna sudah duduk anteng diruang kelas. Matanya memperhatikan, telinganya mendengarkan dan tangannya mencatat dengan pena. Ia tidak terlalu tertarik dengan pembahasan ilmu hewan, jadi ia hanya diam tanpa berpikir untuk menjadi mahasiswi yang aktif.

"Setelah ini temani aku ya?" Jae mendekatkan wajahnya ke telinga Anna dan berbicara pelan sehingga hanya mereka yang bisa mendengar suaranya.

"Kemana?"

"Kencan buta."

Anna mendelik, ia melirik Jae dan melontarkan kata 'apa?' melalui matanya.

"Nanti ku jelaskan!" Kata Jae lalu mengakhiri obrolan singkat mereka.

Beberapa jam kemudian Anna hanya mengangguk-anggukkan kepalanya setelah Jae menjelaskan maksudnya mengajak Anna berkencan, tepat setelah mereka keluar dari kampus dan duduk dikursi sebuah restoran sambil menunggu seseorang.

I'm Getting Old | Jeon SewonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang