Fourteen

5.9K 203 16
                                    


Setelah malam itu, keesokan harinya, Sewon tidak berbicara pada Anna. Bahkan setelah beberapa hari Sewon masih tidak berbicara pada Anna. Ia mengabaikan Anna.
Dari matahari terbit sampai terbenam, Anna hampir tidak pernah melihat wajah Sewon kecuali di kampus. Anna harus membuat kesalahan sedikit baru Sewon mau bicara padanya, itupun dalam bentuk teguran keras didalam kelas dengan di saksikan mahasiswa lain. Sedang ketika dirumah, meski Anna berbuat salah dari statusnya menjadi seorang istri, Sewon tidak lagi menegurnya. Bahkan cenderung mengabaikannya.
Anna merasa gila sendiri karena sikap suaminya ini. Ia ada tapi dianggap tidak ada. Anna yakin sikap Sewon ini karena kesalahannya malam itu. Tapi kan ia sudah meminta maaf, harusnya Sewon memaafkannya. Itu kan hanya satu kesalahan, tapi Sewon membesarkannya dengan mewujudkan perkataannya bahwa dia tidak akan peduli lagi pada Anna. Awalnya Anna bersikap baik dan selalu berada dirumah setelah pulang dari kampus. Tapi karena sikap abai Sewon, Anna kembali melakukan kebiasannya.
Anna kembali pulang sampai larut malam, tidak setiap kali bertemu dengan Jae karena Jae sedang sibuk dan Anna tidak mau menganggu. Ia hanya sengaja melakukannya untuk membuat Sewon menegurnya. Namun ternyata Sewon masih mengabaikan Anna.

Anna jengkel, ia tidak suka di diamkan seperti ini. Bahkan papa nya, ketika ia membuat kesalahan besar, papa nya tidak pernah mendiamkan Anna. Begitupun dengan Jae, meski mereka sedang ada masalah, tidak ada yang namanya saling mengabaikan. Cara terbaik untuk memperbaiki hubungan akibat kesalahan adalah dengan berbicara. Tapi sepertinya hal itu tidak berlaku untuk Sewon. Entah memang wataknya seperti ini, atau pria itu sengaja melakukannya, Anna tidak mengerti. Sikap dingin, dan abainya seolah menegaskan bahwa ia tidak akan mentolerir satu kesalahan pun, meski jika itu adalah kesalahan kecil.

Ketika Anna bilang bahwa ia menyukai dosennya. Itu benar, Anna memang menyukainya. Ia jatuh hati sejak hari dimana ia duduk dirumah sakit dan dosennya datang dengan membawa sepasang sepatu. Perasaannya semakin menjadi hanya dengan melihatnya saja.
Apa yang di katakan dosen nya itu benar soal semua orang menyukainya.
Begitu Anna menikah dengan orang yang disukainya, diawal kehidupan barunya, mental Anna malah dihajar habis-habisan dengan cara yang menyebalkan. Berkali-kali ia mencoba bicara, tapi Sewon tak pernah mau dengar.
Ketidakpedulian Sewon sangat menyakitkan menurut Anna.

Meski mereka sedang ada masalah, keduanya tidak membiarkan orang lain tau. Tidak kepada teman, Hani apalagi kepada orang tua mereka.
Walaupun Anna selalu menghabiskan waktu dengan Hani, ia menyimpan rapat keadaan yang sedang di alaminya. Sebenarnya sangat menyesakkan rasanya, Anna tidak bisa bercerita pada Jae, pada Hani pun tidak. Padahal ia membutuhkan Hani untuk membantunya meluluhkan abangnya. Tapi ia merasa buruk jika membeberkan perkara masalahnya.
Namun Hani seperti tau apa yang sedang di alami Anna. Ia yakin abangnya sudah melakukan hal-hal tertentu sampai membuat Anna terlihat tertekan. Ia berulang kali mendesak Anna untuk bercerita, tapi Anna selalu bilang tidak ada apa-apa. Ia hanya bilang karena Jae tidak ada, makanya ia tidak bersemangat.

Seperti biasanya, di kelas sastra, Anna mengambil tempat duduk paling depan agar bisa memandangi Sewon dari dekat dan agar pria itu bisa melihatnya dengan jelas, Anna perlu untuk memberitahukan keberadaannya. Tapi seperti biasanya pula, Sewon tidak balas memandangi Anna seperti yang gadis itu lakukan. Sesekali ia melihat Anna tapi langsung mengalihkan pandangannya. Begitu kelas berakhir, Anna buru-buru mengemasi buku-bukunya agar bisa menyusul Sewon.
Ia harus berbicara pada Sewon sekarang, karena kalau tidak di kampus dan sekarang juga, ia tidak akan bisa menemuinya dirumah. Mereka memang tinggal di satu atap, tapi sangat sulit bagi Anna untuk bertemu dengan Sewon, sejak malam itu Sewon seperti sengaja menghindarinya.

Anna mengoceh dalam langkahnya, mencoba berjalan secepat mungkin untuk menyusul Sewon. Ia ingin berteriak, tapi ada terlalu banyak mata yang mengawasi. Mengawasi Sewon dalam mata berbinar-binar.
Anna berdecak sebal ketika melihat Sewon membalas senyuman para perempuan cantik dengan begitu ramah, sementara dirinya yang sudah jelas-jelas istrinya malah di abaikan.
Langkah Anna semakin mantap karena jaraknya semakin dekat dengan Sewon, tapi tiba-tiba saja ia melambat saat Sewon menghampiri dosen sastra Inggris nya, dosen Lim.
Ia mengobrol dengan wanita berparas elegan itu sambil berhaha-hihi, membuat hati Anna tambah panas.

I'm Getting Old | Jeon SewonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang