Twenty Three

4K 144 3
                                    

Jae tidak mau lari ketika Anna mencarinya.
Ia tidak menghindar dan begitu Anna datang untuk menemuinya di fakultasnya, Jae menyambutnya. Meski tidak menampilkan secarik senyum yang biasanya, Anna dan Jae tetap mencoba untuk bersikap seperti biasanya.

Jae membawa Anna ke sebuah kursi panjang yang berada dibawah pohon rindang didepan fakultas, di taman.

"Foto itu, semua orang membicarakannya." Jae berkata pelan disamping Anna.

"Aku tau." sahut Anna.

"Tidak ada yang mengganggumu?" Jae menatap Anna penuh perhatian. Ia kembali ke dirinya yang lama, dimana ia adalah teman Anna. Teman. Hanya teman.

"Waktu itu Jenni membuat keributan karena kedekatan kita. Apa sekarang dia membuat keributan juga karena foto itu? Mungkin dia akan membuat keributan yang lebih besar, Na. Mengingat Prof. Jeon Sewon terlibat denganmu."

Anna belum menjawab.

"Aku tau Prof. Jeon suamimu, tapi tidak ada yang tau kebenaran itu disini. Meskipun mereka pikir kalian pasti punya hubungan. Mungkin bukan hanya Jenni yang akan menyerangmu, karena ini berkaitan dengan dosen terkenal sepertinya."

Anna tersenyum, sangat tipis sampai Jae saja tidak bisa melihatnya.

"Ada Hani bersamaku. Tenang saja." ucap Anna.

"Hani?" Jae mengerutkan kening.

"Iya."

"Baguslah kalau begitu."

Anna ingin mengatakan sesuatu pada Jae, tapi ia ragu. Pembicaraan mereka cukup lancar sejauh ini tanpa ia mengatakannya. Namun rasanya tidak benar saja dibenak Anna. Akhirnya Anna mengatakannya juga.

"Aku minta maaf, Jae."

Jae diam cukup lama sebelum berkata.

"Tidak perlu, tidak ada yang salah disini."

"Tapi aku merasa bersalah." ujar Anna. Matanya menatap dalam iris Jae.

"Tentu saja kau harus merasa begitu. Tapi aku tidak akan menyalahkanmu. Prof. Jeon akan menghajar ku kalau aku melakukannya." Jae membalas tatapan Anna. "Apa dia memperlakukanmu dengan baik?"

Anna tidak bisa menahan senyumnya.

"Sangat baik." Jawabnya.

"Yah, kupikir aku tau alasanmu sekarang kenapa beberapa hari terakhir ini kau selalu menolak untuk aku datang ke apartemen mu. Kau bahkan tidak bisa pulang malam seperti biasanya."

"Dia cukup posesif soal itu, ngomong-ngomong." ungkap Anna.

"Aku tidak bisa lagi menemui mu kapan pun aku mau. Kau sudah jadi milik orang lain." Jae menyingkirkan kesedihannya, menggantinya dengan senyuman. "Kita masih berteman kan, Anna?"

Anna mengangguk cepat.
Jae menarik Anna ke dalam pelukannya.
Ia yakin Prof. Jeon tidak akan menyukai ini, kalau tau. Dosen itu sudah memperingatkannya kemarin kalau ia tidak boleh memegang Anna apalagi sampai memeluknya. Terus kenapa?
Toh dosen itu tidak ada disini sekarang. Dia sangat jauh, mungkin berada di ruangannya, atau sedang mengisi kelas yang lain. Yang pasti, dosen itu tidak akan mungkin muncul tiba-tiba di fakultasnya. Lagipula Jae memeluk Anna tidak ada maksud apa-apa. Ia hanya ingin menyentuh Anna, mungkin untuk yang terakhir kali. Karena sekarang saja ia merasa di awasi oleh mantan dosen sastranya itu, Jae tidak yakin.

Anna membalas pelukan Jae, ia masih sangat merasa nyaman dalam dekapan Jae.
Dan akan tetap begitu.

💦

I'm Getting Old | Jeon SewonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang