Thirty Three

3.4K 155 6
                                    

Sudah beberapa hari sejak masa liburan yang tengah berlangsung, gejala-gejala kehamilan Anna seperti mual dan muntah masih saja menyerangnya. Ia menjadi lebih sensitif terhadap sesuatu terutama, bau. Anna tidak suka mencium aroma masakan, dan, yang membuat Sewon lebih kesal adalah Anna tidak mau dekat-dekat dengannya karena aroma parfumnya yang katanya sangat menyengat.
Padahal Sewon sudah tidak memakai parfumnya, tapi Anna masih tidak mau di sentuhnya, membuat dirinya geram.

Bisa kau bayangkan bagaimana perasaan Sewon? Sangat menjengkelkan pokoknya. Ia dibuat tergila-gila oleh Anna tapi Anna bahkan tak mau berada didekatnya. Ia ada dirumah berpikir akan menghabiskan waktu sehari-harinya dengan menempel pada Anna, tapi karena kondisi Anna yang begitu, dirinya dihempas jauh-jauh. Tapi mau marah juga Sewon tak bisa. Jadi yang bisa ia lakukan hanyalah menahan diri. Ia bahkan sampai menelepon mamanya untuk mengadu, tapi mamanya hanya mengatakan apa yang perlu di katakan.

"Ya emang kayak gitu Won, kamu gimana sih? Jangan bilang kamu marah karena Anna begitu?! Kan kamu sendiri yang buat Anna hamil!"  Begitulah kira-kira kata Sowon seminggu yang lalu.

Untungnya hal semacam itu tidak terjadi terlalu lama, hanya dua minggu kurang lebih —Dua minggu yang membuat Sewon hampir gila karena tidak bisa menyentuh Anna sedikitpun. Lalu memasuki minggu ke -enam, gejala-gejala kehamilan Anna yang seperti mual muntah mulai mereda begitupun dengan ke-sensitifan nya terhadap bau. Meski ia masih mual tapi itu hanya terjadi di waktu-waktu tertentu.

Lalu, ketika gejala-gejala itu perlahan mulai mereda, ada saja gejala lain yang muncul.
Anna kerap kali menderita insomnia, sakit punggung, lalu merasakan nyeri pada payudaranya, kram kaki bahkan sampai sesak napas hingga mulas yang berlebihan. Tidak sampai disitu saja. Anna juga menjadi lebih emosional. Sewon jadi harus lebih berhati-hati dalam berkata dan bersikap. Jika ia sedikit saja mengatakan sesuatu yang tak enak di hati atau mengomelinya karena keras kepala, Anna akan murung tiba-tiba. Tidak mudah ternyata menghadapi wanita hamil.

Hari ini, siangnya, Sewon dan Anna baru saja pulang dari rumah sakit. Tidak ada yang serius, hanya pemeriksaan biasa mengenai ibu hamil.
Anna sehat dan janinnya juga sehat.

Setiap mendengar kata 'Janin', Sewon jadi suka melamun berlama-lama. Ada sesuatu yang terasa menggelitik dalam dadanya ketika ia berpikir, Ada janin yang sedang berkembang di rahim Anna saat ini. Sewaktu ia memandangi Anna dalam waktu yang lama, ia mendapati dirinya merasa bahwa Anna terlihat lebih istimewa daripada sebelumnya. Setiap ekspresi yang terpancar di wajah Anna menjadi sangat bermakna untuk Sewon. Apakah mungkin Sewon merasa begitu karena Anna sedang mengandung calon anaknya? Buah hatinya? Darah dagingnya sendiri?

"Na?" panggil Sewon pada Anna yang sedang duduk minum teh dimeja makan sementara ia memeriksa kulkasnya yang kosong.

"Hm?" sahut Anna.

"Saya mau keluar ya sebentar, ke supermarket."

"Ikut." sergah Anna.

"Jauh, nanti kamu capek."

"Ikuuuuut." ulang Anna lagi. Bibirnya mengerucut karena huruf u -nya.

Jika kemarin-kemarin Anna tidak mau dekat-dekat Sewon, sekarang Anna tidak mau jauh-jauh apalagi sampai ditinggal pergi Sewon.

"Sebentar aja kok nggak lama."

"Ikut pokoknya."

Sewon menahan dorongan dirinya untuk memutar matanya, Anna masih saja keras kepala disaat begini. Lalu ia menutup kulkasnya.

"Ya udah abisin dulu tehnya."

Anna mengulas senyum girangnya dan segera menghabiskan teh hangatnya. Setelah itu Sewon membantu Anna mengganti bajunya sebelum mereka pergi.

I'm Getting Old | Jeon SewonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang