Nineteen

4.5K 178 5
                                    


Warning 🔞‼️



***


Anna selesai mempresentasikan tugas karya tulisnya. Sejumlah tepukan tangan meriah berhasil menampilkan seulas senyum simpul pada wajah cantiknya. Anna menoleh pada Sewon yang berdiri di belakang mimbar sambil memperhatikannya.

Sewon mengangguk mempertimbangkan karya tulis Anna yang baru saja ia sampaikan.

"Lumayan, Anna." ucapnya dengan raut khas dosennya, yang dalam, dingin, tajam dan tentu saja, tanpa tersenyum. Nada bicaranya pun sangat berbeda ketika mereka berada di rumah. Tidak lembut, tapi tegas.

"Terimakasih, Prof." Sahut Anna. Ia menyerahkan berkas karya tulisnya pada Sewon lalu kembali duduk.

Sewon mengucapkan beberapa patah kata sebelum mengakhiri kelasnya dan mengucapkan selamat siang lalu melenggang pergi.

Para mahasiswa yang sejak tadi sedikit tegang itu kini kembali tenang dan mulai meninggalkan kelas satu persatu. Anna juga keluar dari kelas bersama Hani.

"Wah, Abang benar-benar menyebalkan soal ini."

Anna tertawa, mengetahui arti dari ucapan Hani barusan. Pasalnya Hani tadi di kritik oleh Sewon karena ia melakukan banyak salinan dari karya-karya di internet untuk karya tulisnya, di kritiknya dengan sangat keras, didepan kelas pula, Sewon membuat Hani malu di depan teman-temannya.

"Aku mengambil dari situs-situs yang paling jarang dibuka padahal, An, tapi dosen itu tau saja masalah beginian." keluh Hani. "Aku jadi lapar."

"Apa hubungannya Hani?"

"Ini waktunya makan siang Anna."

"Apa iya?"

"Setengah jam lagi sih." cetus Hani memeriksa kembali jam di ponselnya.

"Aku mau ke perpustakaan." kata Anna.

Hani melongo, "Perpustakaan lagi Anna? Tidak bisakah kau cari tempat yang lebih bagus, sedikit?"

"Aku mau tidur."

"Tidur saja dirumah, kenapa malah di perpustakaan?"

"Sebentar saja Hani, habis makan siang aku pulang."

"Terserahmu, Anna. Tapi aku mau pulang."

"Okey."

Hani tersenyum pada Anna lalu pergi meninggalkan Anna. Sebelum ke perpustakaan, Anna mampir sebentar ke toilet.
Anna mencuci tangannya di wastafel setelah ia selesai buang air kecil. Ada seorang gadis yang datang dan ikut mencuci tangannya bersama Anna. Dalam ke-diam-annya, gadis itu memandangi Anna dengan sangat tajam.
Anna melihat ke dalam cermin ke arah gadis itu, Jenni, tapi ia tidak menggubris tatapannya.

"Wah, Anna, sudah lama aku tidak melihatmu ya?"

Anna hanya tersenyum sepat, sembari mematikan kran air dan meraih tisu, ingin agar dirinya segera keluar dari tempat yang disebut toilet ini.

"Aku benar-benar heran denganmu Anna." kata Jenni lagi dengan nada seperti akan memulai pertikaian. "Waktu itu Jae, dan setelah Jae tidak lagi bersamamu, kau pindah haluan ke Prof. Jeon, sampai-sampai Prof. Jeon sering kali membawamu ke dalam mobilnya. Nyalimu besar sekali ya?"

Anna melenyapkan senyum sepatnya lalu membalas tatapan Jenni, hampir melotot.

"Jangan melihatku seperti itu, Anna. Tenang saja, aku tidak akan melakukan apapun padamu." Jenni terlihat sangat percaya diri sekali saat mengatakannya.

I'm Getting Old | Jeon SewonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang