Sewon memandangi layar interkom nya cukup lama, bertanya-tanya siapa yang berani menggangu dirinya ketika ia sedang memasak, dan itu adalah Anna. Sewon melangkah ke pintu untuk menemui tamunya.
"Kenapa?" tanya Sewon pada Anna yang berdiri didepannya sambil membawa sebuah kotak makanan berbahan dasar kayu yang diperhalus dengan ukiran klasik dipermukaannya. Otak Sewon memutar gambar Anna yang tersenyum begitu manis padanya sore tadi diperpustakaan.
"Saya mau nawarin kue_"
"Saya nggak suka makanan manis." Sela Sewon cepat sembari mengenyahkan potret gadis itu didalam kepalanya.
"Ini nggak manis, nggak manis banget maksudnya. Ayah saya yang ngirim, tapi kebanyakan kalo buat saya sendiri." Anna menatap serius Sewon sambil menunggu jawabannya.
Sewon sendiri malah menatapi kotak itu, berpikir untuk menolaknya. "Masuk." kata Sewon kemudian sebelum berlalu masuk ke dalam dan langsung menuju ke dapur.
Anna hanya menurut, mengikuti Sewon tepat dibelakangnya.
"Wah, aromanya_" Anna mengendus lebih dalam aroma rempah-rempah yang sedang diaduk dipenggorengan. Ia meletakkan kotak kue nya dimeja makan dan mendekati Sewon untuk melihat apa yang sedang dimasak dosennya. "Ternyata bapak bisa masak." Ujar Anna disamping Sewon begitu melihat penampakan makanan yang tengah mendesis mematangkan pasta seafood diatasnya.
"Kelihatannya enak, tapi nggak tau aslinya gimana." Gumam Anna pelan, membuat Sewon melirik keras pada gadis itu."Ngapain masih disini? Pulang sana." kata Sewon.
"Kan bapak yang nyuruh saya masuk. Udah masuk malah diusir." Ketus Anna.
Sewon mengingat sekilas, hampir saja ia ber-a ria saat mengingatnya, tapi ia sembunyikan.
"Ya udah duduk aja, ngapain deket-deket saya." Balas Sewon.
Anna berdecak pelan sebelum memutar badan dan duduk dimeja makan. Tak lama Sewon selesai memasak, ia mengambil dua piring, menuangkan sebagian pastanya ke satu piring lalu sebagian lagi ke piring yang lain. Setelahnya Sewon menghidangkan masakannya di meja. Ia letakkan satu piring didepan Anna dan satunya lagi untuk dirinya sendiri.
"Kebetulan saya masaknya kebanyakan." ucap Sewon. "Kalau mau minum ambil sendiri."
Anna memandangi seporsi pasta seafood berwarna merah yang terlihat lezat itu. Kemudian ia tersenyum, bukan ke arah Sewon tapi ke arah masakan yang diberikan Sewon.
"Kalo nggak enak nggak usah dimakan." suara Sewon berhasil mengalihkan Anna dari pasta nya.
"Saya kan belum makan."
"Ya makanya dimakan, bukannya di liatin." Sewon memang tidak bisa berkata lembut, entah ia sengaja atau apa. Tapi aura yang dipancarkan Anna membuat dirinya tidak bisa bersikap atau setidaknya berkata lembut pada gadis itu.
Anna mengangkat sendok dan garpunya lalu memasukan segulung pasta ke dalam mulutnya. Lidahnya langsung mendeteksi rasa yang ada, asam, manis kemudian pedas dengan takaran garam dan penyedap rasa yang pas. Bumbu-bumbunya tidak pelit, membuat masakan itu kaya akan rempah hingga terasa sangat sempurna hanya dalam sekali mencoba.
"Mmm," Anna mengunyah hati-hati masakan Sewon sambil melihat wajah yang memasak.
Tanpa bersuara ia melahap pastanya masih dengan memandangi Sewon, sesekali ia tersenyum karna kelezatannya yang setara dengan masakan koki di hotel bintang lima.Sewon kenyang, tiba-tiba perutnya tidak terasa lapar lagi. Padahal sebelumnya ia sangat kelaparan setengah mati hingga memasak dalam jumlah yang cukup banyak dan berniat menghabiskannya sendiri. Tapi setelah melihat Anna makan dengan lahap, ia merasa kenyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Getting Old | Jeon Sewon
General Fiction"Semua laki-laki punya nafsu yang besar dan kapan aja bisa lupa diri. Punya otak dipake buat mikir Anna!" Suara Sewon sangat keras menusuk telinga Anna, membuat hati Anna mencelos seketika mendengar perkataan kasarnya. "Bapak ngomongin diri bapak...