Twenty Two

4.5K 179 2
                                    

Warning 🔞‼️



***

Sewon sudah berjanji pada Anna kalau ia akan berbicara dengan Jae. Meski ia tidak tau apa yang harus dibicarakan atau disampaikan pada pemuda itu. Yang pasti Sewon tidak akan berkata dengan lemah lembut untuk membujuk Jae agar mau menemui Anna.

Ia tidak sebaik itu ngomong-ngomong.

Setelah berhadapan dengan Jae disebuah meja kafe, Sewon masih diam hingga dua cangkir Americano disajikan didepan mereka.
Ia tidak ingin suasananya terlalu tegang, jadi ia memilih tempat yang santai. Ia sih tidak tegang, tapi Jae kelihatannya begitu.

"Ada yang mau kamu sampaikan ke saya, Jae?" Sewon membuka suara lebih dulu.

Jae memperhatikan kopi panasnya sebelum beralih memandangi Sewon.

"Kenapa bapak nikahin Anna?"

"Karena saya ingin, dan Anna juga menerima saya." jawab Sewon dengan ketenangannya.

"Apa bapak ngelarang Anna buat kasih tau saya kalau dia mau menikah dengan bapak?"

"Apa kamu sebegitu marahnya karena Anna nggak bilang kalau mau menikah dengan saya?" Sewon balik bertanya. Tidak mau menyangkal pertanyaan Jae dan tidak mau Anna tambah disalahkan, karena ia tidak pernah menyuruh Anna untuk merahasiakan pernikahannya dari teman-temannya.

"Saya marah." jawab Jae tidak ingin berbohong. Jae rasa Sewon pasti mengerti perasaannya, mengingat Sewon jauh lebih dewasa dibanding dirinya.

"Jangan menyalahkan Anna, Jae. Semua orang berhak untuk nggak bicara mengenai hal-hal tertentu. Meski kamu sama Anna teman dekat, tapi itu nggak mengharuskan Anna buat kasih tau kamu semuanya. Privasi, Jae! Inget! Kecuali kamu memang nggak mempedulikan privasi dalam hubungan pertemanan kalian?"

Sewon sangat tenang dalam berbicara, membuat Jae terkagum.
Terlebih, apa yang di katakan mantan dosennya ini benar adanya. Privasi. Rahasia tidak harus diketahui oleh orang terdekat, meski paling dekat sekalipun. Karena Jae pun tidak pernah mengatakan rahasianya pada Anna, kenyataan bahwa ia menyimpan perasaan untuknya.

"Bapak suka sama Anna?" Jae ingin tau, sangat.

"Saya sayang sama Anna." jawab Sewon tak ingin memungkiri.

Jae tambah kagum karena Sewon tak malu saat mengatakan ia menyayangi Anna, sangat berbeda dengan dirinya.

"Saya sama Anna udah berteman cukup lama, karena itu saya marah karena Anna nggak bilang apa-apa. Apalagi hal sepenting kayak nikah. Tapi setelah saya berpikir, omongan bapak memang benar. Semua orang punya privasi. Termasuk Anna." kata Jae hampir tersenyum menyedihkan.

Sewon mengerti perasaan pemuda ini. Ia tidak pernah mengalaminya, tapi ia cukup tau soal beginian.

"Jadi, apa kamu masih mau marah sama Anna? Kamu nggak mau nemuin Anna?"
tanya Sewon. Ia sangat berharap Jae menjawab tidak.

"Memangnya bapak kasih saya izin buat ketemu Anna? Kayaknya bapak tipe orang yang nggak akan kasih izin istrinya buat ketemu laki-laki lain." ujar Jae.

Sewon menahan keinginannya untuk bertepuk tangan dan memuji Jae atas kepandaiannya.

"Saya nggak akan tanya kalau saya nggak kasih izin." ungkap Sewon.

"Kalau begitu saya akan temuin Anna abis ini."

Sewon mengerutkan kening, tidak menyukai ide itu.

I'm Getting Old | Jeon SewonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang