Jeon Sewon. Kau tidak bisa mengganggap terlalu santai dalam menghadapi orang ini. Karena Sewon cenderung selalu berbicara serius dan tidak pernah bermain-main dalam ucapannya. Sewon telah berpikir matang-matang untuk benar-benar melaksanakan niatnya soal memiliki rumah sendiri. Tepat tiga minggu setelah Anna masuk kuliah, Sewon memberitahu Anna kalau mereka akan pindah ke rumah baru. Anna tentu saja melongo, tertegun dan menolak untuk percaya begitu saja sampai Sewon menyiapkan segala kepindahan mereka dan membawa Anna ke rumah barunya.Anna tak mengerti. Ia belum bisa mencerna sepenuhnya apa yang Sewon lakukan. Sungguh, ia pikir Sewon hanya bergurau soal niatannya untuk membeli sebuah rumah sendiri yang memiliki beberapa kamar, dapur yang lebih lapang, ruang tengah, ruang tamu, halaman depan, halaman belakang, dan kolam renang, tentu saja. Anna pikir semua itu hanya gurauan jenaka yang akan dilupakan setelah beberapa hari. Namun rupanya tidak. Terbukti, karena sekarang Anna sudah menjejakkan kedua kakinya didalam rumah baru mereka.
Rumah itu sangat besar kalau Anna boleh menilai. Untuk ukuran dua orang yang akan tinggal bersama dalam satu atap, tentu saja rumah berlantai dua itu sangat besar.
Secara spesifik rumah ini bergaya arsitektur rumah kontemporer, memiliki empat buah kamar termasuk kamar utama, dua dilantai atas dan dua dibawah, ada dua kamar mandi, diatas satu dibawah satu. Tapi kamar utama dilengkapi dengan kamar mandi sendiri didalamnya. Mereka memakai kamar utama yang berada dilantai atas itu. Lalu, ruang tamu yang besar, ruang keluarga yang tidak kalah besar, dan dapur lapang seperti yang dibicarakan Sewon, sebuah gudang, dan juga ada sebuah ruangan kosong. Mengintip ke luar, terdapat halaman belakang yang di lengkapi kolam renang, lalu halaman depan yang cukup luas. Terakhir, rumah itu dikelilingi oleh tembok beton setinggi dua setengah meter dengan pintu gerbang berbahan kayu padat tanpa celah, jadi tidak akan ada yang bisa mengintip ke dalam. Rumah itu tidak berada di dekat jalan raya, agak masuk ke dalam blok besar, jadi tidak terlalu banyak polusi. Lokasinya masih di Daejeon. Dekat klinik, Apotek, minimarket hingga supermarket, juga sauna, dan mereka hanya perlu mengemudikan mobil selama tiga puluh menit untuk sampai ke kampus. Sempurna.
Terhitung, hanya sebulan, baru sebulan padahal obrolan tentang rumah ini saat mereka sedang liburan di Jeju. Anna hanya heran bagaimana Sewon bisa memikirkan semua ini dalam waktu singkat. Tanpa pertimbangan lebih lama dan tanpa mengajak Anna berunding terlebih dahulu. Anna bukannya tidak suka atau kesal, hanya saja ia merasa semua ini terlalu berlebihan. Namun sepertinya Sewon tidak melihat apa yang dilakukannya ini sebagai tindakan yang berlebihan. Kenyataannya memang tidak. Pria itu senang dengan keputusannya. Anna jadi tidak bisa berkata apapun selain menerimanya dan membantu Sewon membenahi rumah baru mereka. Hanya beberapa hari mereka membersihkan rumah, merapikannya, dan menata segala atributnya.
Sebenarnya ada satu hal lagi yang membuat Anna tak bisa berkata apa-apa selain hanya bisa membulatkan matanya. Yaitu saat ia membantu Sewon berbenah memindahkan barang-barang dari apartemen mereka ke rumah barunya, terdapat beberapa box ukuran sedang dengan berbagai minuman didalamnya. Bir, sampanye, anggur dan sebagian besarnya, wiski. Jantung Anna rasanya seperti akan melompat saat itu juga karena tahu suaminya ini ternyata pecinta minuman beralkohol. Anna menemukan alasan mengapa dirinya tidak diperbolehkan mengemas barang-barang mereka saat di apartemen sebelumnya. Andai saja Anna tidak memaksa membantunya saat itu, Anna yakin ia tak akan pernah tau kalau Sewon menyimpan berbagai minuman itu di apartemennya. Karena selama ini ia juga tidak pernah melihat Sewon menenggak sedikit saja minuman semacam itu, sekalipun tidak pernah.
Well, tampaknya Anna tidak tau apapun mengenai Sewon. Tampaknya meski sudah menjadi istrinya, Anna belum mengenal Sewon sepenuhnya. Pria itu seperti menyimpan banyak sisi misteriusnya dari Anna. Tidak bisa ditebak pokoknya.
Anna tak bisa berkomentar, terlalu syok.
Dan orang yang sudah membuatnya begitu malah hanya nyengir, sambil berkata; buat simpenan aja kok, koleksi, jarang diminum.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Getting Old | Jeon Sewon
Ficción General"Semua laki-laki punya nafsu yang besar dan kapan aja bisa lupa diri. Punya otak dipake buat mikir Anna!" Suara Sewon sangat keras menusuk telinga Anna, membuat hati Anna mencelos seketika mendengar perkataan kasarnya. "Bapak ngomongin diri bapak...