Fourty

2.7K 122 1
                                    

Setelah tugas-tugas kuliah yang sulit dan menumpuk selesai, kini Ujian Semester perguruan tinggi berada didepan mata. Seperti baru kemarin rasanya Ujian Semester ini, sekarang sudah ujian lagi. Tidak seperti kemarin yang belajar mati-matian, kali ini Anna belajar dengan santai, meski giat ia membatasi waktu belajarnya. Sewon juga membantunya belajar dengan les privat dirumahnya sendiri, jadi tidak ada kesulitan.

Jika dalam ujian semester yang lalu Sewon tidak ikut membantu Anna belajar, sekarang ia yang menawarkan diri untuk membantunya tanpa diminta. Tadinya Sewon ingin bersikap abai, namun ketika ia melihat Anna belajar dengan kondisi hamil besar begini, Sewon jadi tak enak hati dan akhirnya membantu Anna karena tidak ingin istrinya itu kesulitan. Dan selaku mentor belajar istrinya sendiri yang sedang hamil tua, Sewon mengatur waktu belajar mereka dengan akurat agar Anna tetap bisa beristirahat cukup.

Kemudian waktu berlalu dengan cepat, tanpa terasa ujian sedang berlalu. Ujiannya terasa biasa saja dan terlalui dengan cepat. Dan setelah ujian selesai, dan tinggal menunggu hasil ujiannya. Sementara Anna diam dirumah, Sewon sedang sibuk di kampus karena mengurusi hasil ujian.

Perkiraan Sewon tepat sekali saat menghitung waktu kuliah Anna dengan usia kandungannya saat itu. Delapan bulan dan Anna telah naik satu semester. Kini, memasuki bulan ke sembilan akhir minggu pertama kandungan Anna, ia mulai merasakan nyeri dan sakit pada perutnya yang rasanya seperti mulas. Lalu, Sewon mengantarkan Anna untuk memeriksakan kandungannya di rumah sakit. Ternyata rasa nyeri dan sakit yang Anna rasakan adalah suatu kontraksi yang memang biasa terjadi saat usia kandungan memasuki sembilan bulan. Sewaktu dokter menanyakan pada Sewon apakah ia ingin tau jenis kelamin calon anaknya, Sewon menolak dengan keras. Ia tidak ingin tau. Biarlah rahasia mengenai calon anaknya ini terkuak sendirinya disaat Anna melahirkan nanti. Selama ia tau kandungan Anna baik-baik saja, itu sudah cukup untuknya. Dokter tidak memaksanya dan memberitahu kalau kontraksi yang Anna rasakan akan mulai sering terjadi. Dan dokter juga memberitahu perkiraan waktu kelahiran Anna, yaitu kurang lebih tiga minggu lagi.

Tiga minggu bukanlah waktu yang lama, dan pemberitahuan dokter itu membuat Anna gugup. Sebagai seorang perempuan yang baru pertama kali hamil dan akan melahirkan, banyak yang bilang proses persalinan itu sangat menyakitkan apalagi untuk anak pertama, dan bayangan akan dirinya nanti yang akan merasakan rasa sakit itu sudah terbayang di kepala Anna. Ia tambah gugup saat dirinya beberapakali merasakan kontraksi yang rasanya setara dengan nyeri saat haid. Itu baru kontraksi biasa, entah kontraksi luar biasanya rasanya akan seperti apa. Dokter mengatakan kalau kontraksinya akan lebih sering dan sakit saat mendekati waktu persalinannya.

💦

"Mau ke kampus sekarang? Udah agak siang gini." tanya Anna saat ia baru kembali dari bawah dan melihat Sewon sedang ganti baju didepan lemarinya.

"Iya." sahut Sewon.

"Padahal aku pengen ditemenin dirumah." cetus Anna pelan.

"Abis rapat nanti sore Aku langsung pulang." sahut Sewon.

"Lama. Pergi terus perasaan."

Sewon menoleh pada istrinya yang terlihat tak senang itu. "Loh, kan aku perginya juga kerja. Dari kemaren-kemaren aku tinggal sampe malem juga kamu nggak ngomong apa-apa."

"Sekarang kan beda, lagian kenapa nggak sekarang aja sih pengumumannya? pake tiga hari lagi segala." Anna menekuk wajahnya.

Sewon hanya menyunggingkan senyum mendengar keluhan Anna.

"Pokoknya kalo udah selesai langsung pulang, nggak boleh makan diluar lagi." tukas Anna mengingat Sewon selalu makan malam diluar hampir seminggu ini.

I'm Getting Old | Jeon SewonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang