Thirty One

3.3K 152 16
                                    


Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu datang juga. UAS. Selama satu minggu penuh Ujian ini tengah berlangsung. Pada titik ini semua kerja keras belajar para mahasiswa di uji. Tidak banyak yang bisa dikatakan. Yang pasti, mereka sedang sibuk menyelesaikan ujian ini sebaik mungkin agar hasilnya nanti tidak mengecewakan. Yah,  walaupun hasilnya nanti mengecewakan, tapi bukankah itu adalah kemampuan dirinya sendiri?
Tidak ada yang salah, semua tergantung usaha dan kemampuan. Seperti sebuah pepatah lama yang mengatakan kalau usaha tidak akan mengkhianati hasil. Tidak ada sistem yang mengandalkan keberuntungan disini.
Para dosen akan memastikan itu.

Setelah selesai menjalankan Ujian Akhir Semester tersebut, para mahasiswa tinggal menunggu hasil dari penilaian ujian mereka dua minggu kemudian. Mereka menunggu, dengan sabar. Lalu, begitu selesai ujian, bukan lagi mahasiswa yang sibuk, melainkan para guru pembimbing mereka, dosen. Mereka sibuk untuk menyelesaikan sistem penilaian mereka.

Sistem penilaian yang digunakan adalah sistem penilaian relatif. Sistem penilaian relatif adalah sistem yang digunakan untuk menilai kemampuan intelektual seseorang mahasiswa relatif terhadap mahasiswa lain dalam kelasnya. Nilai yang dicatat dalam daftar nilai seseorang mahasiswa merupakan ukuran kemampuan mahasiswa tersebut dalam mengungguli mahasiswa lainnya. Ini berarti bahwa nilai yang diberikan kepada seorang mahasiswa dalam ujian merupakan ukuran prestasi terhadap prestasi seluruh mahasiswa dalam ujian tersebut.
Penilaian dari dosen yang diserahkan kepada seksi akademik adalah nilai angka dari setiap komponen yang dinilai dan nilai huruf dari rata-rata keseluruhan komponen. Konversi dari nilai angka ke nilai huruf tidak ditentukan oleh seorang dosen saja, tetapi ditentukan dalam rapat akhir semester oleh tim dosen yang dibentuk Ketua atau Kaprodi dengan melibatkan dosen pengampu.

💦

Anna puas sekarang. Ia puas karena bisa bersantai dan tidur berhari-hari tanpa perlu memikirkan apapun lagi. Ia cukup yakin nilainya tidak akan mengecewakannya nanti. Mengapa demikian? Tentu saja karena semua yang telah di pelajarinya sampai mati-matian kemarin, sembilan puluh persen keluar di soal ujian. Jadi tidak ada alasan nilainya akan rendah. Dan semua itu berkat bantuan buku-buku suaminya yang notabenenya adalah dosennya sendiri. Ia tidak menyesal karena telah mendapatkan berbagai sakit kepala dan gejala tak mengenakkan selama waktu belajarnya.

Well, meski sekarang dirinya masih mengalami sakit kepala dan mual, yang entah mengapa malah menjadi semakin parah padahal ia sudah istirahat berhari-hari, tapi Anna senang.
Minum obat sedikit akan membantunya tenang.

Anna menelan pil-pil kecil yang berguna untuk meredakan sakit kepala dan mualnya lalu menenggak habis segelas air putih. Rasa pahitnya tertinggal di ujung tenggorokannya.
Setelah mencuci gelasnya di wastafel dan menaruhnya di lemari sesudah di keringkan, Anna pergi ke kamarnya, melanjutkan kembali acara rebahannya.

Hari ini ia berada dirumah sendirian karena Sewon sedang sibuk di kampus. Sibuk banget, katanya. Anna mengerti jadi ia tidak bertanya-tanya meski Sewon pulang agak terlambat.

Anna menscroll layar ponselnya di sebuah akun media sosial milik seorang blogger makanan. Ada berbagai jenis makanan dari beberapa daerah yang post di akunnya, dan yang membuat lidah Anna menghasilkan banyak air liur adalah ketika ia sampai di bagian kue. Sebuah postingan yang memperlihatkan sepotong tiramisu dan secangkir latte membuat Anna menelan ludah. Tiba-tiba ia sangat ingin merasakan kue manis itu dan menyesap latte nya. Membayangkan kelembutan tiap lapis rotinya melelah dirongga mulutnya membuat Anna menelan ludah.

Anna mengembalikan layar ponselnya ke layar utama dan menekan angka satu pada speed dial. Ponselnya langsung melakukan panggilan cepat ke nomor Prof. Jeon Sewon. Anna menunggu agak lama sebelum teleponnya diangkat sang pemilik nomor.

I'm Getting Old | Jeon SewonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang