Setiap orang memiliki rahasia. Beberapa orang bisa menceritakan rahasianya kepada orang yang ia percaya. Namun, beberapa orang lagi tetap menyimpan rahasianya dari orang yang ia percaya. Suatu perbuatan yang salah, mungkin. Tapi salah atau tidaknya, hal itu tergantung dari cara pandang masing-masing.Beberapa orang memiliki alasan mengapa tidak mau menceritakan rahasianya kepada orang yang terpercaya sekalipun.
Tapi yang namanya rahasia, tidak mungkin akan tetap ter-rahasia selamanya.Ada sebuah peribahasa yang mengatakan,
“Angin tak dapat ditangkap, Asap tak dapat digenggam”
Artinya;
Rahasia tidak selamanya dapat disembunyikan, akhirnya akan terbuka juga.Mau secara sengaja atau tidak sengaja, pada akhirnya, ketika rahasia itu terbongkar, dibutuhkan serangkaian penjelasan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul.
Namun, lidah terasa kelu hanya sekedar untuk bersuara. Padahal ada serentetan pertanyaan yang harus dijawab.
Anna tidak tau kalau menyimpan rahasia sepenting, seperti soal pernikahannya, dari sahabat terdekatnya, Jae, adalah memang salah. Terlebih dengan raut kecewa yang tampak jelas di wajah tegas Jae, Anna merasa seperti orang bodoh karena merahasiakan pernikahannya dari Jae.
Anna tidak bersuara, otaknya tidak bisa menemukan kata yang pas untuk menjelaskan kebohongannya pada Jae. Anna tidak pernah menyangka kalau Jae akan tau secepat ini. Sebelumnya Anna tidak pernah berpikir kalau Jae akan tau sebelum ia bercerita kepadanya, tentunya setelah Anna menyiapkan segudang penjelasan untuk Jae. Jadi ia bersikap santai dan tidak memikirkan sahabatnya. Tapi begitu Jae mengetahui kebohongannya karena kelalaiannya sendiri, Anna tidak punya apapun yang bisa ia sampaikan pada Jae.
Seperti orang bodoh, Anna hanya menerima semua tatapan-tatapan menusuk Jae setelah ia membawa Jae ke dalam apartemennya dan berkata kalau dirinya dan Sewon sudah menikah."Katakan, Anna! Seberapa tidak percayanya kau padaku sampai kau merahasiakan soal pernikahanmu dari ku?" Jae menatap Anna dengan sorot mata yang penuh kekecewaan.
"Aku tidak bermaksud begitu Jae_"
"Kau memang bermaksud begitu, An!" sergah Jae dengan nada dinginnya. "Kalau tidak, kau pasti akan memberitahuku kalau kau akan menikah, atau kalau memang kau sudah menikah, kau akan memberitahu ku secepatnya."
"Jae_"
"Tapi apa yang kau lakukan? Kau malah tidak berkata apa-apa. Kau malah bersikap seperti tidak ada yang kau sembunyikan. Jika aku tidak melihat kalian berdua berciuman tadi, aku yakin kau akan tetap diam. Entah sampai kapan."
"Tidak ada yang bisa ku katakan." ujar Anna dalam rasa bersalahnya.
"Kenapa? Apa kau tersedak kebohongan mu sendiri?"
Anna menatap lurus mata Jae.
"Aku tidak memberitahu mu, bukan berarti aku akan tetap diam selamanya, Jae. Semuanya terjadi begitu saja dan terlalu cepat, jadi aku belum memberitahumu. Tapi aku juga tidak bermaksud merahasiakan ini dari mu, aku hanya_aku hanya_" otak Anna buntu.
"Lihat, kau bahkan tidak bisa menjelaskannya."
"Aku belum siap kalau orang lain tau aku sudah menikah dengan Prof. Jeon. Kau kan tau bagaimana seisi fakultas akan memandangku kalau tau aku menikah dengan dosen seperti Prof. Jeon."
"Na! Cukup aku! Cukup aku yang kau beritahu! Tidak perlu orang lain! Apa kau menganggap aku sama dengan orang-orang itu? Begitu Anna?" Jae mulai emosi.
"Tidak." sahut Anna.
"Tapi caramu bersikap sudah menunjukkannya." tukas Jae. "Aku tidak tau kalau selama ini kau menganggap ku hanya teman biasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Getting Old | Jeon Sewon
General Fiction"Semua laki-laki punya nafsu yang besar dan kapan aja bisa lupa diri. Punya otak dipake buat mikir Anna!" Suara Sewon sangat keras menusuk telinga Anna, membuat hati Anna mencelos seketika mendengar perkataan kasarnya. "Bapak ngomongin diri bapak...