Chapter 01

673 68 29
                                    

• Happy Reading •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


• Happy Reading •


07.15 wib

Alarm berbunyi dengan suara yang nyaring. Namun tidak membuat sang pemilik alarm tersebut bangun.

Dengan suasana yang sejuk, dan sedikir gerimis, membuat orang tersebut menarik selimut kembali.

"GUSTI NU AGUNG!! TETEH HUDANG, GEUS BEURANG!!"

Reyvani Syifa. Nama penghuni kamar tersebut. Seorang perempuan cantik, bermata sipit, hidung mancung, pipi sedikit berisi dan berambut lumayan panjang.

Vani panggilannya.

Tok.... Tok...

"TETEH HUDANG IH!! BANTUAN MAMAH MASAK"

"BURUAN, KELUARGA BESAR DEK KADARIEU!!"

"Hmm..." dehem Vani, tanpa membuka matanya.

Dengan sekali dobrakan, pintu kamar terbuka. Dan menampilkan sosok wanita paruh baya yang sedang membawa panci dengan daster yang belum di ganti.

"INNALILLAHI, GUSTI NU AGUNG, AI HAMBA TIHEULA NGIDAM NAON NEPI KA BOGA PARAWAN NU MALESAN!" pekik wanita paruh baya itu.

Wanita paruh baya yang kesal karena tidak ada jawaban dari anak perawannya. Dengan kesal, di gedornya pintu kanar tersebut dengan kencang.

BRAK!

Vani yang sedang tidur tersentak kaget. Rasa pusing kini melanda kepalanya.

"Aduh pusing!"

Vani menggelengkan kepalanya. "Untung nggak ada riwayat darah rendah..."gumamnya.

"BANGUN!!"

Vani terkejut. Kedua matanya menatap sang Bunda dengan polos.

"Apa sih Mah, masih pagi kenapa ribut sih!" Katanya sambil mengaruk kepalanya yang gatal.

"Lagian, aku masih pengangguran, belum dapet kerjaan." Sambung Vani.

Wanita paruh baya itu memutarkan kedua matanya malas, lalu berjalan dengan kesal kearah pintu kamar mandi. Lalu kembali ke tempat semula.

Bruk!

"Aww!" Ringisnya saat ada kain yang hinggap di wajahnya.

Handuk!

"Mah, apaan sih!" Desis Vani sambil menghilangkan handuk mandinya.

"BURU MANDI!!! PINAA!!!"

Mendengar teriakan sang Mama yang terdengar nyaring itu, sontak Vani beranjak dari kasurnya dan berlari ke kamar mandi.

"Btw, nama aku Vani, bukan Pina." Pekik Vani dari dalam kamar mandi.

BRUK!

Satu panci mendarat dengan sempurna di pintu kamar mandi tersebut.

Hai Mr. J (Completed) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang