Kalau kalian menemukan Typo, tolong kasih tahu aku ya!
Ada yang baca cerita di Fizzo gak? Salah satu Platfrom baca gratis, nggak pake tiket atau diamond buat baca babnya.
Rencananya aku mau coba nulis di sana. Masih nyusun Naskah dan Outline sih. Jadi aku minta maaf kalau agak lama update.
Oh iya, aku bikin au. Iseng gabut aja sih. Castnya masih Jimin kok!!
Satu minggu sudah berlalu. Kini hubungan Vani dengan Jehan pun sudah ada kemajuan. Ya, walaupun, Jehan masih ada sikap cueknya. Namun, itu semua tidak membuat Vani menyerah untuk mendapatkan cinta dari Jehan.
Ya, perempuan itu tanpa dia sadari telah jatuh cinta kepada Jehan. Segimana mau mengelak apapun, cintanya Vani itu ya Jehan.
Dan untuk pernikahan mereka dimajukan menjadi satu minggu lagi. Karena kedua orangtua mereka agak was-was, melihat Vani selalu menempeli Jehan. Begitupun sebaliknya. Jehan selalu memaksa Vani untuk tidur dengannya.
"Jeng, pernikahan anak-anak, kayaknya harus di majuin deh. Saya ngeri lihat anak-anak udah berani tidur berdua." kata Putri kepada Maya menggunakan ponselnya.
Terdengar helaan napas dari sebrang sana. "Aduh, gusti! Si Pani bisa-bisanya ya!"
Putri terkekeh mendengar umpatan Maya. "Bagaimana, Maya, apa kau setuju?"
"Saya mah setuju we. Milih jalur aman saja. Mereka langsung nikahkeun we, saya takut malah mendapat cucu duluan sebelum nikah lagi."
Lagi dan lagi, Putri tertawa mendengar nada bicara Maya yang memakai logat sunda. Menurutnya, orang sunda akan terlihat dan terdengar gemas saat mereka menggunakan logatnya. Apalagi kalau lagi menggerutu seperti itu. Putri sangat menyukainya.
"Baiklah, untuk masalah gedung, saya serahkan kepadamu saja, Maya. Untuk baju segala macam, biarkan aku dan putriku yang mengaturnya. Kau dan Mas Raja, mengatur tempat saja."
"Okelah kalau begitu. Saya sih, sudah ada tempat. Tempat dimana anak-anak saya nikah dulu. Apakah kamu mau disana, Putri?" Kini Maya berbicara dengan serius.
"Boleh. Kau atur saja. Besok sore aku dan sekeluarga akan datang ke Bandung sampai pernikahan selesai."
"Oke, aku tunggu kedatangan kalian bersama putriku. Sampai jumpa besok, Putri..."
Putri menggelengkan kepalanya. Dia harus menemui suaminya untuk membicarakan pernikahan anaknya.
Namun, sebelum pergi ke kamarnya. Dia menatap ke arah kamar Jehan yang tidak tertutup rapat. Dengan penasaran, Putri membuka pelan pintu tersebut. Setelah terbuka, kepala Putri dia majukan untuk melihat sekitar.
Senyuman manisnya terbit kala melihat anak dan calon mantunya sedang tiduran di kasur milik Jehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Mr. J (Completed) ✔
Fanfiction"Aku tidak percaya dengan namanya cinta pada pandangan pertama. Kalau benar adanya, berarti dia ada kemungkinan untuk jatuh cinta dengan yang lain." -Mr. J- Seorang pria yang sudah mapan bernama Jehan Wijaya. Seorang pewaris tunggal yang kini menjab...