Chapter 20

203 32 12
                                    

Kalau kalian menemukan Typo, tolong kasih tahu aku ya!

Vani menatap wajahnya di cermin yang ada di kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vani menatap wajahnya di cermin yang ada di kamar mandi. Terlihat jelas raut wajah yang cemas, takut, dan malu bercampur menjadi satu.

"Vani, semalam apa yang telah kau lakukan?" gumamnya pelan.

Kedua matanya menatap sesuatu di lehernya. "Kok, banyak banget sih. Jehan, kurang ajar emang."

Tangannya mengelus tanda di lehernya dengan pelan. "Gimana mau keluar kamar, kalau ini banyak banget mana warnanya jelas begini?"

"Huwaaa, Mamah...," rengek Vani frustasi.

"Vani, kamu di dalam kan?"

Pandangan Vani teralih kearah pintu. "Udah mati, Je." balas Vani dengan sangat pelan.

"Vani, kamu tidak apa-apa kan di dalam?" Tanya Jehan tepat di pintu kamar mandi.

Vani mengalihkan kembali pandangannya menatap cermin. Di gigitnya ujung jari. Detak jantungnya semakin berdetak tidak karuan.

Saat Vani fokus dengan lamunannya. Pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan Jehan yang khawatir.

"Reyvani ...,"

Jehan mengerutkan keningnya kala melihat istrinya itu tidak menengok sama sekali ke arahnya. Dengan perasaan yang khawatir, Jehan menghampiri Vani. Setelah tepat di belakang Vani. Jehan sedikit tersenyum lalu memeluk istrinya dari belakang.

"Reyvani," bisik Jehan tepat di telinga Vani.

Kedua mata sipit Vani menatap tajam Jehan lewat cermin. Dan kebetulan, Jehan sedang menatapnya.

"Kenapa, hmm?"

Vani bisa gila kalau begini!

"Je, kenapa kamu banyak banget sih bikin tanda di leher aku?" tanya Vani dengan kesal.

Mendengar ucapan Vani, kedua mata Jehan sontak menatap kearah leher. Senyumannya terbit ketika melihat karyanya semalam. Tangan kanan yang tadinya memeluk pinggang Vani, kini, beralih menuju kepala dan menyingkirkan rambut ke sebelah kiri.

"Kenapa? Bagus 'kan?"

"Bagus matamu!" seru Vani.

"Gak boleh ngomong kasar sama suami. Dosa!" Jehan mengambil kecupan di bibir Vani yang membuat istrinya itu menatap tajam kearahnya.

"Kamu kan punya foundation, yaudah pakai itu saja." lanjut Jehan sambil menatap Vani daro cermin di depannya.

"Semoga disini ada anak aku ya," kata Jehan sambil mengelus perut Vani pelan.

Vani terdiam. Menatap suaminya yang sedang asyik mengelus-elus perut ratanya.
"Je, kita baru aja nikah. Belum ada satu minggu. Masa udah hamil lagi. Kamu mau aku jadi omongan orang lain, dikira hamil di luar nikah?"

Hai Mr. J (Completed) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang