Chapter 04

271 45 27
                                    

Ada yang kangen sama aku nggak sih? Ngarep banget buat di kangenin😂🤣🤭

Selamat membaca para pembacaku tersayang💜

"Terkadang takdir memang lucu ya. Mempertemukan namun akhirnya dipisahkan."

"Van kamu kenapa sih? Dari tadi aku perhatikan, muka kamu kok di tekuk mu sih?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Van kamu kenapa sih? Dari tadi aku perhatikan, muka kamu kok di tekuk mu sih?"

Vani menatap sahabatnya dengan malas. Kini perempuan itu sedang berada di kantin kampusnya.

Aruna Binar. Sahabat dekat Vani, meskipun beda jurusan. Vani dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, sedangkan Binar Fakultas Biologi. Keduanya menjadi dekat ketika, pengenalan lingkungan kampus dulu. Sejak saat itulah mereka berdua menjadi sahabat, bahkan teman kampusnya sering menyebut mereka sebagai kembar. Yang tidak bisa dijauhkan.

"Permisi, Teh ini makanannya." ujar salah satu penjual makanan di kantin kampus. Keduanya mengucapkan terima kasih.

Binar langsung  memakan pesanannya itu. Sementara Vani hanya mengaduk-aduk makanan tanpa minat.

"Bin, salah nggak sih kalau nolak permintaan orangtua kita?" tanya Vani dengan raut wajah yang sendu.

Binar yang sedang makan pun terpaksa menghentikan kegiatannya. "Ya salah enggak salah, itu pun aku ngarang jawabnya."

Vani memutarkan kedua bola matanya malas. "Dasar, aku curhat padamu tidak ada gunanya." Kesal Vani.

Binar kali ini menyimpan sendoknya. "Vani dengarkan aku,"

Vani terpaksa menatap Binar.

"Apakah kedua orangtuamu pernah meminta hal yang lain?"

Vani menggelengkan kepalanya. "Tidak pernah,"

"Terus, kenapa kau tidak menerima permintaan orangtuamu itu?"

Vani membenturkan kepalanya kepada meja dengan pelan. "Masalahnya, permintaannya itu akan membawa pengaruh besar di kehidupanku, Binar."

"Memangnya apa permintaannya itu?" Binar menatap bingung.

"Mereka menyuruhku menikah dengan pria pilihannya." Kata Vani dengan pelan.

"Dijodohkan?" Ulang Binar. Vani mengangguk.

"OMG! Pria nya tampan tidak?"

Vani menatap tidak suka. "Reaksi macam apa itu?"

Binar mendekatkan duduknya kepada Vani. Ditangkupnya kedua pipi sahabatnya.

"Vani, katakan padaku, apakah calonmu itu tampan? Kaya? Masih bujang atau duda nih? Sekarang banyak Duda yang meresahkan."

"Akibat nonton drama mulu nih," cibir Vani.

Vani sungguh tidak habis pikir. Apakah isi otak Binar itu semuanya tentang cowok saja?

Hai Mr. J (Completed) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang