Chapter 07

199 43 31
                                    

Maafkan aku yang lama updatenya. Tugas kuliah numpuk, guys :(. Jadi, aku fokus dulu ke tugas.

H A P P Y  R E A D I N G!

Hari ini adalah hari yang bersejarah bagi para orangtua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari yang bersejarah bagi para orangtua. Dimana para putra dan putri kebanggannya akan bertunangan. Awalnya, mereka ingin anaknya itu langsung menikah saja. Tapi, karena permintaan dari Vani dan Jehan ingin berkenalan terlebih dahulu. Akhirnya mereka setuju, dan memberikan waktu satu bulan untuk keduanya berkenalan lebih jauh.

Sahabat dekat Binar pun telah datang dan kini sedang menemani Vani yang tengah bersiap di kamarnya.

Binar menatap Vani dengan mata yang berkaca - kaca.

Vani yang melihat itu, refleks mengernyitkan alisnya. "Loh, kok, nangis?"

Binar dengan buru - buru, menghapus air matanya yang keluar. "Terharu aku, Van. Sahabat aku satu - satunya mau tunangan dan bentar lagi bakalan nikah." Kata Binar dengan terharu.

Vani terdiam, kemudian membalikkan tubuhnya untuk menatap Binar yang sedang duduk di ranjangnya.

"Kita masih bisa main kok, Bin, sebelum aku nikah." Ujar Vani.

"Kamu enak ya, lulus kuliah aja belum, lah, ini udah ada yang lamar." Rengek Binar sambil menatap cemberut Vani.

Vani terkekeh kecil, kepalanya ia gelengkan. "Aku aja enggak tahu kalau jodoh aku itu deket. Tapi, doain ya, kalau dia bakalan sayang sama aku. Aku itu mau nikah satu kali seumur hidup." Vani menatap serius sahabatnya. Ada rasa keraguan.

Binar menganggukkan kepalanya. "Tenang saja, aku selalu mendoakanmu, agar kamu langgeng terus sama Jehan."

"Yang paling penting, semoga nanti, ada jodohku ya." Tambah Binar dengan nada harapnya.

Vani yang mendengar itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Berdoa saja. Tapi jangan terlalu berharap ya, takut kamu nanti jatuh kan sakit." Celetuk Vani.

Binar mengerucutkan bibirnya. Gadis itu sedang merajuk. "Kenapa nggak langsung nikah aja, Van?" Tanya Binar yang penasaran.

Vani yang sedang memainkan ponselnya, lantas menoleh ke arah Binar. "Pengen kenal dia lebih dulu. Takut enggak cocok, jadi, kan bisa di batalkan kalau tunangan dulu mah." Kata Vani dengan santai.

Binar menganggukkan kepalanya. "Oh, oke, deh." Ujarnya. "Eh! tapi, aku lihat, Jehan orangnya baik, setia orangnya. Nanti, deh aku tanyain ke Ziya." Tambah Binar.

Gadis itu berdiri dari duduknya. "Van, aku ke bawah dulu ya. Mau bantu Tante Maya. Sama mau lihat sahabatnya Jehan, siapa tahu, ada yang nyantol kan?"

Hai Mr. J (Completed) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang