Chapter 11

172 36 31
                                    

Kalau kalian menemukan typo atau yang lainnya, tolong kasih tahu aku ya. Biar aku benerin..

Maya menatap anak gadisnya yang kini sedang menuruni tangga dengan beberapa barang bawaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maya menatap anak gadisnya yang kini sedang menuruni tangga dengan beberapa barang bawaannya.

Raja yang menyadari itu langsung menyimpan koran yang ia baca.

"Sudah siap, nak?" Tanya Raja.

Vani menganggukkan kepalanya. "Sudah, Ayah." 

Gadis itu menghampiri keluarganya. "Mamah, Ayah, Vani berangkat dulu ya ... Mau liburan sebelum aku di sidang nanti." pamit Vani sambil mencium tangan orangtuanya.

Maya memutarkan kedua matanya malas. "Gitu dong, jangan malas. Kamu harus cepat - cepat selesaikan skripsi kamu itu. Terus, kamu tentukan jawaban. Eh, harus jawab iya sih, kamu nggak boleh nolak Jehan!" 

"Terserah mamah aja, yang muda ngalah sama yang tua," balas Vani sambil menatap Maya dengan jengah.

Raja yang melihat pertikaian kecil yang memang sudah menjadi makanan sehari-hari. "Uang saku kamu buat di Jakarta udah Ayah kirim ke rekening kamu. Nanti di sana, kamu harus menjadi calon menantu yang baik dan sopan. Kamu harus hilangin rasa malasmu itu. Paham sayang?"

"Vani, paham Ayah. Ayah tenang saja, nanti di sana Vani akan berlaku baik kok. Apalagi sama Jehan, aku harus bujuk dia buat nyicil Yah..." kata Vani dengan semangat.

"Nyicil apa Van?" tanya Rama yang penasaran.

"Iya, kamu minta Jehan nyicil apa?" celetuk Owen yang ikut penasaran.

Vani menatap ke arah kedua kakaknya itu. Senyuman lebarnya seketika terbit, hingga membuat matanya menipis. 

"Aku minta Jehan buat nyicil yang kaya Adel, hehehe ..." jawab Vani dengan polos.

PRANG!

Suara gelas pecah terdengar. Owen menjatuhkan gelas yang ada di tangannya secara tidak sadar. 

"WHAT?!" pekik Owen yang terkejut.

Begitu pun dengan Rama. Pria itu sedang turun dari tangga, terjatuh begitu saja saat mendengar perkataan sang adik gadisnya.

Dug!

"ADUH SAKIT!!!" pekik Rama yang terjatuh tersungkur ke depan.

Owen berdiri dan menghampiri sang adik dengan wajah yang terkejut. "Katakan sekali lagi!" 

Vani menatap Owe. Alisnya berkerut. "Apaan sih, lebay kalian semua." kata Vani dengan santai.

Rama berdiri dan menatap Vani dengan wajah yang kesal. "Lebay kamu bilang?"

"Iya,"

Rama menunjuk Vani dengan wajah kesalnya. Begitupun dengan Owen. Pria itu juga menatap adiknya dengan pandangan yang kesal.

Hai Mr. J (Completed) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang