Chapter 02

403 63 24
                                    

"Jangan pernah kamu menyatakan cinta, kalau hati sendiri masih ragu dengan perasaanmu."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





• H a p p y R e a d i n g •

Vani kini tengah duduk malas di sofa. Dirinya beberapa kali menguap mengantuk. Ditambah, beberapa bocah yang selalu menempel kepadanya hanya karena dia yang memiliki mata sipit seperti kucing.

Malesin banget! Mau kabur, nanti si emak-emak ngamook, ceramah lagi.

Vani menyenderkan punggungnya, lalu tangannya meraih ponsel yang berada di saku hoodie nya itu.

"Ateu, ateu, lagi ngapain?" Tanya salah satu bocah yang merupakan keponakannya.

Vani melirik sebentar lalu fokus lagi ke ponselnya.

"Kepo banget sih, dasar bocah!" Ketusnya.

Bocah itu hanya mendengkus sebal, lalu berjalan menghampiri kedua orangtuanya.

"Mami, tuh ateu Vani, marah-marah mulu sama aku. Mana matanya kek kucing ngamuk." Adu bocah tersebut.

Sementara Vani hanya mendengkus sebal. "Tukang adu kamu bocah!" Sentaknya kesal.

Yang lain hanya bisa menggelengkan kepalanya. Sudah hal biasa melihat Vani yang tidak pernah akur dengan semua keponakannya. Jangankan dengan keponakan, dengan kedua kakaknya saja Vani tidak pernah akur.

Maya menatap tajam putrinya. "Vani, kamu nggak boleh gitu atuh. Pantes, eweuh bujang nu hayang ka maneh!" Celetuk Maya dengan santainya.

Vani melototkan kedua bola matanya. Apa katanya?

Nggak ada pria yang mau dengannya?

Hello! Mak, anakmu ini anak famous di kampus!

"Hahaha, si emak sekalinya ngomong bener banget" sahut Owen dengan diakhiri ketawa.

Vani semakin kesal di buatnya. "Terserah kalian deh, mau bully Vani juga gapapa. Vani ikhlas, itung-itung ngurangin dosa." Jawab Vani dengan kesal.

"Hahaha..."

Semua orang tertawa dengan tingkah Vani yang seperti anak kecil yang sedang merajuk. Umur 24 tahun, seketika hilang begitu saja.

"Van, kamu kapan bawa cowok ke rumah nenek?" Tanya salah Bibi Vani.

Vani yang sedang memakan cemilan pun tersedak kaget.

Hai Mr. J (Completed) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang