Chapter 08

183 34 47
                                    

Kalau kalian menemukan typo, tolong kasih tau ya biar di benerin.

Karena my boy lagi ulang tahun, jadi aku up lagi. Niatnya mau up di hari sabtu, karenaa ini hari spesial jadi aku up sekarang aja!!!!

 Niatnya mau up di hari sabtu, karenaa ini hari spesial jadi aku up sekarang aja!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perkataan Jehan di taman, terus menerus berkeliaran di pikirannya. Beberapa kali, Vani menghela napas kasar. 

Raja yang melihat ada yang tidak beres dengan anaknya itu, sontak menepuk bahu sang anak dan duduk di sampingnya. "Kamu kenapa, sayang?" tanya Raja dengan lembut.

Vani menggeleng pelan. Tidak lupa tangannya menarik tanga Raja dan mengenggamnya dengan erat.

"Tidak ada," kata Vani sambil tersenyum tipis.

Raja menyipitkan kedua bola matanya. Pria itu tidak percaya yang akan sang anak katakan.

"Ya sudah, kalau kamu tidak mau cerita sama Ayah. Gapapa. Kenapa kamu belum tidur, Nak?" Raja mengelus rambut Vani dengan lembut.

Vani memejamkan kedua matanya saat tangan Raja mengelus kepalanya dengan penuh kasih sayang.

"Belum mengantuk, Ayah." Kata Vani. "Ayah, kenapa belum tidur?" Tanya balik Vani.

"Ayah, mau ngecek dulu anak-anak ayah. Apakah sudah tidur atau belum, eh ternyata anak bungsu ayah ini belum tidur."

Vani mengelus lembut pungung tangan Raja. "Ayah, sekarang, ayah tidur saja. Lagian, Vani bentar lagi juga bakalan tidur kok."

"Ayah ..." panggil Vani.

Raja menoleh dan menatap anaknya dengan lekat. "Ada apa, sayang?"

Vani menundukkan kepalanya dan memainkan jarinya.

Raja masih menunggu anak bungsunya berbicara.

"Vani, menerima perjodohan ini, Ayah. Doa kan Vani, agar Vani bisa menerima Jehan di hidup Vani. Begitu pun dengan Jehan, dia bisa menerima kehadiran Vani di hidupnya." Ujar Vani dengan jujur.

Raja tersenyum samar. Kepalanya ia anggukan saja. "Baiklah, ayah tidur duluan yah sayang. Kamu juga langsung tidur,"

"Hmm," vani mengangguk pelan.

Setelah kepergian Raja, gadis itu menghela napasnya secara kasar. Di sandarkan punggungnya ke tembok. Kedua matanya ia pejamkan.

Dia lelah.

Dia pusing akan kehidupan yang sekarang.

Dia ingin kembali ke masa kecilnya.

Dia benci dengan masa dewasanya yang di penuhi beban pikiran.

Pembicaraannya dengan Jehan tadi sore mampu membuatnya tidak bisa tidur.

Vani menatap Jehan dengan wajah yang kaget. "Maksud, kamu, kamu punya kekasih?" Tanya Vani dengan pelan.

Hai Mr. J (Completed) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang