Kalau kalian menemukan typo atau yang lainnya, tolong kasih tahu aku ya. Biar aku benerin..
"Kak Vani, ke Jakarta hari apa, kenapa nggak kasih tahu Bang Jehan?" tanya Ziya sambil menikmati makanannya.
"Ke Jakarta, kok nggak bilang-bilang sih, Van?" celetuk Binar dari sebrang sana.
Vani mendengkus. "Ngapain juga aku bilang sama kamu, Bin?"
"Kok gitu sih?"
Vani langsung memutuskan sambungan tersebut. Dia sangat yakin kalau sahabatnya itu kini sedang mengutuk dirinya.
Vani menatap Ziya, lalu menjawab pertanyaan dari gadis itu, "Kemarin malem baru tiba. Kan mau kasih kejutan ke Jehan. Hehe ..."
Cia menatap Vani dengan mulut yang sibuk mengunyah. "Kak Vani ini, udah lulus kuliah atau masih kuliah?" tanya gadis itu dengan hati-hati.
Vani tersenyum tipis. "Telan dulu makannya, baru ngomong."
Cia mengangguk, sementara yang lain hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Lagi nunggu skripsi di acc," balas Vani. Cia mengangguk paham. Lalu melanjutkan makannya.
"Jadi, semalam kakak tidur dimana?" tanya Chassie yang sedari tadi menyimak saja. Mendengar perkataan Chassie membuat Ziya penasaran dengan jawaban Vani.
"Di hotellah. Masa di mobil, kan nggak enak." Vani menyuapkan mie ke mulutnya.
"Dih, malah becanda," sahut Layla dengan polos.
Vani yang sedang minum pun tersedak. Dirinya di katain bercanda sama nih bocah? Wah, kagak bisa nih!
"Sialan, tenggorokanku sakit." Gumam Vani sambil memegang lehernya.
Layla si pelaku hanya bisa menatap dan menyengir lebar. "Nggak sakit kan, Kak?" Polos gadis itu.
"Mending kamu rasain sendiri aja, Layla. Terus nanti kamu bilang ke kakak, sakit apa nggak ya?" Vani menatap tajam bocak laknat yang sialnya itu sahabat calon adik iparnya.
Ziya hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Kak, maklumi aja. Kadang otak tuh anak suka ngelag." Kata Ziya dengan tenang.
Vani mengembuskan napasnya. "Sabar Vani, dia masih bocah." Lirih Vani.
Ziya yang asyik bermain ponsel, seketika membulatkan kedua bola matanya. Dan berteriak hingga membuat Vani dan sahabatnya terlonjak kaget.
"WHAT!!"
Vani langsung menatap Ziya dengan khawatir. "Kenapa, Ziya?"
Ziya menatap Vani dengan tatapan yang sendu. "Bang Jehan kecelakaan, dia sekarang di rumah sakit. Ziya di suruh buat ke sana." Ujar Ziya dengan pelan.
Deg!
Vani langsung membereskan barangnya dan menggeluarkan beberapa lembar uang merah dan menyimpan di meja tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Mr. J (Completed) ✔
Fanfiction"Aku tidak percaya dengan namanya cinta pada pandangan pertama. Kalau benar adanya, berarti dia ada kemungkinan untuk jatuh cinta dengan yang lain." -Mr. J- Seorang pria yang sudah mapan bernama Jehan Wijaya. Seorang pewaris tunggal yang kini menjab...