Chapter 26

206 26 5
                                    

Kalau kalian menemukan Typo, tolong kasih tahu aku ya!

"Je, Ziya tidak apa kamu bohongi?" tanya Vani sambil menatap kearah suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Je, Ziya tidak apa kamu bohongi?" tanya Vani sambil menatap kearah suaminya.

"Tidak apa. Dia sudah kebal karena aku sering membohonginya." jawab Jehan tanpa menatap istrinya.

"Tapi kasihan, Je. Dia tadi sangat antusias dengar kamu mengajaknya ke pantai." Kata Vani dengan khawatir akan Ziya.

Jehan mengambil tangan Vani lalu mengenggamnya dengan erat. "Kamu tenang saja. Nanti kita pulang dia akan biasa saja, tidak akan marah-marah. Kamu percaya sama aku."

"Gak, percaya sama kamu mah musyrik!" celetuk Vani tanpa sadar.

"Apa katamu?" Jehan menatap Vani sebentar lalu menatap kedepan kembali menyetir,

"Percaya itu sama Allah, bukan sama kamu. Kalau sama kamu mah masuknya musyrik." tutur Vani.

"Yang, kamu gitu bener sih, ini suami kamu loh!" kata Jehan sedikit kesal.

"Aku peduli? Gak!" 

Jehan mendengkus sebal. "Terserah deh, aku ngambek sama kamu." Kata Jehan dengan kesal.

Vani berdecak sebal. Kedua matanya menatap tak percaya suaminya. "Yang, kamu cowok loh. Masa ngambekkan kaya cewek sih?" Kata Vani.

Jehan hanya diam tidak menjawab. Pria itu hanya fokus kepada jalan.

"Kamu mah gak asik! Harusnya aku yang ngambek sama kamu itu." Sahut Vani dengan kesal.

Perempuan itu memalingkan pandangannya ke arah jendela. Dia kesal. Kenapa suaminya itu tidak peka sekali!

"Loh, kok, jadi kamu yang marah sih?" Kata Jehan.

Sekarang giliran Vani yang tidak menjawab.

"Kamu lagi datang bulan ya?" Tanya Jehan dengan hati-hati.

"Memangnya kenapa? Masalah sama kamu?" Balas Vani dengan sewot.

Jehan terkesiap saat mendapat semprotan balasan sewot dari istrinya. Kini dia paham.

"Oke, aku paham." Lirih Jehan. "Kamu mau apa?" Lanjut Jehan.

Vani melirik kearah Jehan dengan pandangan yang sedikit berbinar. "Serius?"

"Iya, kamu mau apa?"

"Aku mau ke Bandung. Kangen keluarga." Pinta Vani dengan nada yang penuh harapan.

Beberapa detik Jehan terdiam, namun setelahnya pria itu mengangguk pelan. "Boleh. Sekalian kita Honeymoon, yuk?!"

"Masa Honeymoon di Bandung sih, gak ada tempat lain apa?" Celetuk Vani kesal.

"Yang, udara di Bandung masih asri loh. Suasana balkon kamu bikin aku nyaman, apalagi sekitar rumah kamu kebun teh. Tambah nyaman aku kalau di rumah keluarga Mamah." Tutur Jehan.

Hai Mr. J (Completed) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang