Kalau kalian menemukan Typo, tolong kasih tahu aku ya!
"Pekerjaan lancar, Je?" Tanya Raja sambil duduk di samping menantunya.
Jehan dan Vani sampai di Bandung sekitar satu jam yang lalu. Keduanya langsung berbaur dengan keluarga Vani tanpa istirahat.
Jehan menatap Raja dengan sedikit senyuman. "Lancar, Yah."
Raja mengangguk pelan. Diraihnya koran yang biasa ia baca, dan membuka halaman yang akan dibaca.
"Ayah dan keluarga sehat kan?" Tanya Jehan ketika keheningan akan menghampiri keduanya.
"Sehat. Seperti yang kamu lihat," jawab Raja tanpa menatap menantunya.
Jehan sedikit meringis saat Raja memberikan tekanan kepadanya. Tekanan yang dia maksud yaitu, aura Raja yang begitu kuat mampu membuat Jehan sedikit takut dan gelisah.
Raja yang melihat Jehan duduk dengan tidak nyaman, lantas meliriknya sebentar. "Kenapa?"
"Ha-ha?"
"Kau kenapa. Ayah lihat kau gak nyaman?" Ulang Raja. "Kamu gak nyaman kalau Ayah duduk di samping kamu?"
"Eh, bukan, Yah. Jehan nyaman kok," bela Jehan dengan sedikit panik.
Jehan bingung. Kenapa tubuhnya mendadak gelisah seperti ini? Sungguh, suasana hati yang mulanya tenang, mendadak gelisah seperti sekarang.
"Kamu sedang gelisah, Je?" Raja melipat dan menyimpan koran tersebut di meja.
"Jehan tidak tahu, Yah. Hati Jehan tadi biasa saja, tapi, kok sekarang agak gelisah gitu ya." tutur Jehan.
Raja menatap menantunya dengan tajam. Koran yang hendak dia baca, ia simpan begitu saja. "Kamu sama anak ayah lagi marahan?"
Jehan menggeleng cepat beberapa kali. "Tidak, Yah. Kita berdua baik-baik saja kok." Ujarnya.
"Lantas, kamu kenapa gelisah seperti itu?"
"Jehan gak tau, Yah. Tiba-tiba gelisah aja gitu."
"Aneh," celetuk Raja. Lalu melanjutkan kembali aktivitas rutinnya itu.
"JEHAN!!" teriak Vani dari luar rumah.
Jehan yang di panggil, lantas menatap Vani lewat jendela. "Apa?"
"Jehan sini ih!" Vani kembali berteriak.
Saat Jehan ingin berdiri, Raja tiba-tiba berceletuk. "Dasar anak gak sopan!" Gumam Raja.
"Kenapa, Yah?" Tanya Jehan sambil menunjuk dirinya sendiri.
Raja menatap malas menantunya itu. "Tidak, asal dengar aja kali telingamu itu."
Jehan menghembuskan napasnya kasar. "Oh, oke. Kalau begitu, Jehan pamit buat samperin Vani, Yah."
"Ya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Mr. J (Completed) ✔
Fanfiction"Aku tidak percaya dengan namanya cinta pada pandangan pertama. Kalau benar adanya, berarti dia ada kemungkinan untuk jatuh cinta dengan yang lain." -Mr. J- Seorang pria yang sudah mapan bernama Jehan Wijaya. Seorang pewaris tunggal yang kini menjab...