12. pulang bareng

115 34 3
                                    

Sorry baru up lagi:(

...

Pagi ini cukup menguras tenaga Seulgi yang tengah menyiapkan keperluan suami beserta anak-anak nya. Berawal dari Winwin yang merengek karena kaos kaki hitamnya gak ketemu-ketemu, dan dilanjutkan oleh Yixing yang lupa akan keberadaan ponselnya entah dimana. Terakhir Jeno, remaja ini berbeda dari para kakaknya, dia tengah memakaikan seragam khas merah putih kepada adiknya, Sungchan.

"Kak Winwin kenapa nangis, yaa?" gumam Sungchan sambil menatap Seulgi yang lagi usapin wajah Winwin pake punggung tangan.

"Kaos kakinya gak ketemu" jawab Jeno yang masih asik kancingin kemeja adeknya.

"Kakak, nanti pulangnya aku ke kakak yaa?" tanya Sungchan dengan antusias.

"Boleh, tapi tunggu di bangku lobi, yaa?" jawab Jeno diiringi senyuman, Sungchan mengangguk semangat.

Karena sekolah yang Jeno tempati emang bersampingan sama sekolah SD, jadi jangan bingung kalo Sungchan minta dia ikut pulang bareng Jeno. Karena sekolah hari jumat pulangnya lebih awal, alias waktu pulang sekolahnya anak kelas satu sampai tiga SD.

"Dah, rapi!" Jeno bangkit dari duduk deproknya, dia angkat Sungchan supaya duduk disofa, karena mau pakein kaos kaki ke adeknya.

"Bisa pasang sendiri gak?" tanya Jeno sambil ngasih kaos kaki putih nya.

"Bisa! Waktu itu adek diajarin Ibu pasang sendiri!" jawab Sungchan semangat. Jeno ketawa karena gemes sama adeknya.

"Coba pake, nanti kakak ajarin kalo lupa" Sungchan ngangguk dan dia mulai ambil alih kaos kaki yang dipegang Jeno tadi.

Alih-alih mengawasi adeknya, Jeno menatap Yixing yang bersyukur sebab ponselnya udah ketemu. Beda dengan Winwin, dia dengan muka sembabnya menenteng kaos kaki warna putih.

Jeno tertawa melihat tingkah mereka. "Bikin gemes mereka!" gumam Jeno seraya melihat kedua kakaknya itu.

"Kak, nanti pake sepeda aja, ya? Ibu mau kerumah Bunda Yeri, bapakmu udah berangkat tadi" ujar Seulgi membuat Jeno mengalihkan pandangannya pada Ibunya. Dia tersenyum dan mengangguk.

"Adek sama Kak Jeno berangkatnya, ya ganteng?" Sungchan mengangguk, dia lalu mencium pipi Seulgi.

Setelah semua selesai, mereka berpamitan untuk mengerjakan tugas nya masing-masing.

•••~•••

"Jun!" panggil Jeno pas dia liat Renjun jalan sendiri di koridor.

Renjun berenti dan nengok kebelakang, "Cepetan jalannya!" titah Renjun sambil bersedekap. Jeno segera berlari menuju Renjun.

"Tumben pagi?" tanya Jeno saat udah disamping Renjun. Mereka melanjutkan jalannya menuju kelas di lantai dua.

"Bang Dyo kan udah mulai koaas, jadinya kudu pagi gue bangun" dengus Renjun pelan, Jeno cuma ketawa kecil.

"Dia jurusan apa sih?" tanya Jeno lagi.
"Kalo gak salah sih, jurusan Dokter Spesialis, deh. Tapi gatau juga-ah, gatau gue! Gak ngerti dan gamau tau! Lo ngapa tanya gitu ke gue coba?" jawab Renjun sedikit ngegas. Jeno cuma cengengesan.

"Heheh, sorry. Gue kan cuma pengen tau aja"

"Jin, Hyunjin Cowok! Woi anjing!" panggil Haechan teriak. Dia meletakkan tasnya dimeja.

"Apaansih, bangsat?!" tanya Hyunjin ketus.

"Dipanggil Bu Rahma. Ke kantor!" jawab Haechan ikut ketus. Sebelum Hyunjin berdiri, dia menghela napasnya dulu.

LABIL | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang