Chap 15

9K 788 207
                                    

"Apa kau percaya jika six brother's menyukai mu... ah tidak lebih tepatnya mereka terobsesi padamu?"

Deg!!

"Berhentilah berpikiran hal seperti itu, Shotaro. Itu terdengar impossible "

"Jisung, listen to me they seem interested in you, Jisung. Not as a brother but as a person they like "

"Cukup, Shotaro........ I'm tired. You can leave here. Thank you for treating my wound " Jisung merebahkan tubuhnya di ranjang UKS dan memejamkan matanya. Melihat respon Jisung, Shotaro menghela napas panjang. Jisung sangatlah keras kepala.

Shotaro menatap Jisung lama sebelum akhirnya memilih beranjak dari situ dan meninggalkan Jisung untuk berisitirahat.

Setelah Shotaro benar-benar pergi, Jisung membuka kelopak matanya. Merubah posisinya menjadi duduk, Jisung menekuk kedua lututnya dan memeluknya. Air mata nya jatuh membasahi pipinya. Jisung tahu apa yang di ucapkan Shotaro memang benar six brother's memang tertarik padanya dan Jisung tahu itu. Di tambah saat kejadian di malam hari beberapa hari yang lalu saat keenam kakaknya itu ingin memperkosanya.

Tetapi Jisung tidak tahu bagaimana ia bisa menceritakan hal memalukan ini terlebih jika six brother's adalah kakaknya sekarang. Jisung tidak ingin nama keluarga Jung tercoreng hanya karena dirinya. Dan lagi Jisung tidak ingin Shotaro terkena masalah karena berani ikut campur privasi six brother's. Ingin rasanya Jisung kabur dari rumah yang bak neraka itu tetapi ancaman Jaemin selalu membayang di pikirannya. Jisung sangat takut.

Six brother's gila? Jisung setuju dengan hal itu. Keenam kakaknya itu sangat aneh dan Jisung sangat takut pada mereka. Tetapi selagi mereka tidak melakukan hal yang buruk pada Jisung seperti kejadian malam yang lalu Jisung akan tetap bersikap biasa pada mereka. Setidaknya Jisung harus bisa bertahan sampai Jaehyun dan Taeyong nantinya kembali sehingga mudah untuknya menjelaskan dan meminta ijin kembali lagi ke Jepang ke negara ayahnya. Jisung harus bisa bertahan dan berpura-pura baik-baik saja di depan semua orang walaupun ia harus menahan rasa takut ini sendirian.

"Ma, pa mengapa kalian meninggalkan ku sendiri disaat aku masih memerlukan kasih sayang dari kalian?" Jisung mengusap air matanya yang mengalir membasahi pipinya "aku sangat rindu kalian hiksss"

Jisung menangis. Ia sangat merindukan orang tua kandungnya yaitu Yuta dan Winwin yang sekarang sudah tenang di tempat yang jauh. Jisung hanya bisa berharap Jaehyun dan Taeyong segera pulang sebelum keenam kakaknya itu melakukan hal buruk padanya seperti kejadian di malam hari beberapa hari yang lalu. Jisung tidak ingin membayangkan bagaimana dirinya harus melayani nafsu dari keenam kakaknya yang hypersex itu.

"Aku takut" gumam Jisung kecil dan menundukkan kepalanya dengan posisi masih memeluk lututnya sendiri.

Tanpa Jisung ketahui sedari Shotaro meninggalkan Jisung sendiri di UKS, six brother's ada disana memperhatikan Jisung yang sedang menangis dari kaca jendela ruang UKS. Sedikit pun tidak ada rasa bersalah di hati mereka setelah membunuh kedua orang tua dari lelaki manis yang sekarang sedang menangis di ruangan UKS karena merindukan kedua orangtuanya itu dan membuatnya menjadi yatim piatu.

Malah mereka bangga karena dengan itu tidak ada yang menghalangi tujuan mereka untuk memiliki Jisung. Dan mereka bertekad siapapun yang menghalangi tujuan mereka nantinya akan bernasib sama seperti orang tuanya Jisung dan korban mereka yang lain yang sudah berani mendekati ataupun menyakiti milik mereka.

"Biarkan Jisung menangis sendirian. Kita tidak perlu mengganggunya" ucap Mark saat melihat Chenle ingin meraih kenop pintu ruang UKS.

"Mark benar, sekarang lebih baik kita temui perempuan ular tadi untuk merayunya agar mudah membawa mereka dan membunuh mereka malam nanti" ucap Jeno.

"Siapapun yang berani menyakiti Jisung harus di berikan hukuman yang setimpal" ucap Renjun dingin.

"Jangan hanya memperkosanya itu kurang menantang" ucap Chenle "sedikit permainan kasar boleh juga"

"Seperti membuat beberapa sayatan panjang di tubuh mereka dengan pisau saat melakukan sex?" Jaemin menaikkan sebelah alisnya.

Chenle menyeringai kecil "kau sangat ahli dalam melakukan itu" ucapnya yang membuat Jaemin tertawa kecil.

"Intinya jangan sampai membuat mereka mati karena nantinya mereka harus merasakan panasnya api yang akan menyentuh kulit mereka saat mereka di bakar hidup-hidup" ucap Haechan. Kelima saudaranya mengangguk setuju dengan ucapan Haechan.

"Membunuh secara perlahan dan membiarkan korban kita menangis dan berteriak kesakitan itu adalah kesukaanku" ucap Jaemin sembari menyeringai kecil.

"Tunggu apalagi, ayo temui mereka" ucap Mark lalu melangkah lebih dulu diikuti kelima saudaranya yang lain di belakang.

Tanpa sepengetahuan six brother's seseorang menguping rencana mereka dari balik tembok. Orang itu adalah Shotaro. Awalnya Shotaro ingin mengantarkan bubur ayam untuk Jisung namun siapa sangka ia harus berakhir dengan menguping pembicaraan six brother's yang membuat nya membeku di tempat saat tahu betapa kejam dan terobsesi nya six brother's pada Jisung.

"Aku harus mengikuti mereka malam ini" gumam Shotaro yakin lalu melanjutkan langkahnya untuk mengantarkan bubur ayam untuk Jisung.










Bel pulang sekolah berbunyi saat jam dinding menunjukkan tepat pukul 4 sore . Menandakan jam pelajaran terakhir telah berakhir. Guru menutup pelajaran nya dan melangkah keluar ruangan di susul dengan para murid yang beranjak dari kursi mereka dan melangkah ke luar ruangan menuju parkiran.

"Shotaro, aku pulang denganmu ya?"

Shotaro ingin mengangguk namun saat netra nya tidak sengaja menangkap six brother's yang pulang dengan Yoonji dan keempat temannya itu Shotaro menggeleng cepat.

"Maafkan aku, Jisung. Hari ini tidak bisa mungkin lain kali baru bisa. Hari ini ada tugas penting yang harus ku lakukan"

Jisung menggembungkan kedua pipinya dan mengangguk kecil kemudian.

"Ada apa ini? Kenapa kalian berdua belum pulang?"

Jisung dan Shotaro mengalihkan pandang mereka kearah sumber suara yang ternyata adalah Karina dan di sampingnya ada kekasihnya juga -Winter -.

"Jisung pulang dengan kak Karina boleh tidak? Aku tidak bisa mengantar Jisung karena ada urusan penting yang harus ku lakukan" ucap Shotaro yang di jawab anggukan oleh Karina.

"Masuklah, sebentar lagi akan malam" ucap Karina pada Jisung.

Jisung tersenyum kecil lalu kemudian melangkah masuk kedalam mobil Karina dan duduk di kursi penumpang. Setelah melambaikan tangan pada Shotaro, Karina pun menjalankan mobilnya meninggalkan area parkiran.

Shotaro juga memasuki mobilnya dan menjalankan mobilnya meninggalkan area parkiran namun bukan untuk pulang melainkan membuntuti six brother's.

"Aku harus membuktikan pada Jisung tentang ini" gumam Shotaro dan menjalankan mobilnya melaju membelah jalanan Seoul.

Semakin tinggi rasa penasaran seseorang maka semakin besar bahaya yang akan ia hadapi nantinya dan Shotaro tidak tahu jika rasa penasarannya itu bisa saja membunuhnya.
















TBC.............................................







Apa yang akan terjadi di chap selanjutnya? Tunggu next chap yang akan di up sesuai mood Ria 😊

Salam hangat dari Semenya Jisung

- Ria

Eres Mío🔞 [END] ✅✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang