Chap 9

10.7K 940 329
                                    

Langit sudah berubah warna menjadi gelap. Felix dan Shotaro memutuskan pamit untuk pulang. Padahal ada banyak hal yang ingin Shotaro ceritakan pada Jisung tapi karena six brother's juga turut serta disitu dan selalu mengawasi Jisung seolah-olah Felix dan dirinya akan menculik Jisung dari mereka membuat Shotaro banyak diam. Felix apalagi, ia merasa bagaikan butiran debu di tengah-tengah mereka. Dan yang banyak bercerita hanyalah Jisung.

Setelah Jisung mengantarkan Shotaro dan Felix sampai ke depan pintu pagar rumah mereka. Tidak lama six brother's juga pergi dan mereka mengatakan pada Jisung ada urusan sebentar. Jisung kembali memasuki rumahnya yang terasa seperti neraka. Bagaimana tidak? serumah dengan keenam lelaki yang hypersex yang otaknya hanya berisi selangkangan membuat Jisung harus selalu berhati-hati.

Setelah Shotaro memberi pesan untuk berhati-hati dengan six brother's, Jisung yakin ada yang tidak beres dengan keenam kakaknya itu. Jisung memang tidak terlalu akrab dengan mereka ia hanya mencoba untuk selalu berpikir positif karena six brother's adalah kakak-kakaknya.

Namun belum satu minggu Jisung sudah mendapatkan tiga peringatan untuk selalu berhati-hati terhadap keenam kakak barunya itu. Yang pertama dari Karina, kedua Winter, dan sekarang Shotaro. Jisung sadar tatapan nakal dari keenam kakaknya tapi ia selalu menepisnya dan selalu berpikir positif. Tetapi sekarang ia jadi ragu pada keenam kakaknya itu. Pertanyaan yang muncul di otak Jisung sekarang mereka baik pada Jisung itu tulus atau ada yang ingin mereka rencanakan?

"Bunda kapan pulang? Aku takut" gumam Jisung sambil memeluk dirinya sendiri di dalam kamarnya.










"Kenapa kau memperingati Jisung untuk berhati-hati pada keenam kakaknya? Bukankah mereka adik-kakak tidak mungkin mereka melakukan hal buruk pada adik mereka sendiri" Felix mengendarai mobilnya dengan santai melewati jalanan Seoul yang masih ramai di malam hari sembari sesekali melirik Shotaro menunggu jawaban.

Shotaro menghela napas panjang. Perkataan Felix memang ada benarnya tidak mungkin six brother's berniat buruk pada Jisung. Tapi hanya orang bodoh yang tidak bisa melihat betapa tertarik nya six brother's pada Jisung. Dan Shotaro tidak sebodoh itu saat melihat tatapan six brother's pada Jisung. Sangat dalam, seolah-olah Jisung adalah makanan lezat untuk di nikmati.

"Dunia ini sudah gila, Felix. Banyak kasus seorang kakak mencabuli adiknya sendiri. Kau tidak bisa percaya pada siapapun di dunia ini karena hati orang tidak ada yang tahu" Shotaro menjeda ucapannya untuk menghela napas dan menutup kelopak matanya "dan lagi Jisung bukanlah adik kandung six brother's. Mereka adalah sepupu. Tetapi karena kedua orang tua Jisung meninggal, keluarga Jung mengangkatnya jadi bagian keluarga"

Mulut Felix membentuk huruf 'O' setelah mendengar ucapan Shotaro. Sedikit terkejut dengan fakta sebenarnya.

"Tapi mereka terlihat posesif dengan Jisung"

"Itulah yang menjadi pikiranku, Felix" Shotaro membenarkan duduknya "setahuku six brother's bukanlah orang yang akan peduli dengan orang lain ditambah lagi Jisung adalah orang baru. Jadi ini agak sedikit aneh menurutku. Aku memang tidak sepenuhnya mengenal mereka tapi mereka memang cuek dan dingin kepada orang lain. Dan melihat perlakuan manis mereka kepada Jisung, aku terkejut sampai rasanya jantungku berhenti berdetak saat itu juga"

Felix memutar bola matanya malas saat mendengar kalimat Shotaro yang sedikit lebay di akhir.

"Aku merasa mereka tertarik pada Jisung" Shotaro yakin.

"Kau ini ada-ada saja mana mungkin mereka tertarik pada adik mereka sendiri dan lagi Jisung itu laki-laki--"

"Tapi dia cantik, manis, dan imut" potong Shotaro "kau bahkan terpesona saat pertama kali bertemu dengannya. Jisung itu mempunyai tubuh yang bagus mengalahkan perempuan. Dia tinggi, ramping, baby face, cantik, putih, imut. Sempurna intinya. Ya walaupun dia memang sedikit jantan tapi di mataku dia tetap uke yang manis"

Felix tidak membantah. Semua yang diucapkan Shotaro memang benar. Jisung itu sangat manis.

"Tapi maksudku keenam kakak Jisung tidak mungkin tertarik pada lelaki--"

"Eitss! Kata siapa? Tidak peduli uke ataupun perempuan semua di bobol. Buaya amazon seperti mereka mudah sekali mendapatkan mangsa. Dan aku berani bertaruh jika perkataan ku benar tentang six brother's yang tertarik pada Jisung. Maka sekarang mereka sedang merencanakan sesuatu untuk mendapatkan Jisung tidak peduli itu baik ataupun buruk"










Six brother's memasuki sebuah club mewah di Seoul. Banyak pasang mata tertuju kearah mereka. Ketampanan bak dewa Yunani itu mampu membius siapapun yang melihatnya.

Bermacam-macam alkohol di sediakan di atas meja six brother's dari yang memiliki kadar alkohol yang rendah sampai kadar alkohol yang tinggi. Di temani kebisingan musik DJ, para jalang yang haus akan belaian, dan alkohol yang memabukkan sudah menjadi rutinitas six brother's di malam hari.

"Siapa nama seme yang bersama sahabat Jisung tadi? Aku lupa" tanya Haechan.

"Felix" jawab Chenle.

"Ya dia, sepertinya dia tertarik pada Jisung"

"Bukankah Jisung memang menarik? Tidak heran banyak yang terpesona padanya" Jaemin meminum wine nya. Di antara six brother's hanya dia yang tidak terlalu suka alkohol yang memiliki kadar yang tinggi.

"Justru itu, dia akan menjadi saingan kita" Haechan berucap serius "dan itu berbahaya untuk rencana kita"

"Kudengar dikelas Jisung dia menjadi primadona dan memiliki banyak fanboy disana" ucap Chenle setelah meneguk habis vodkanya.

"Benarkah? Bagaimana kau tahu?" tanya Jeno.

"Salah satu jalang ku, dia teman sekelas Jisung"

"Ini mulai terdengar menyebalkan" ucap Jaemin. Ekspresi nya terlihat kesal.

"Kita harus menjaga milik kita" ucap Renjun "Jisung itu milik kita dan tidak ada yang boleh memilikinya selain kita"

"Mark, bagaimana?" Jeno bertanya.

Mark yang sedari tadi menyimak pembicaraan saudara-saudaranya menyeringai kecil.

"Untuk apa ambil pusing tinggal bunuh mereka yang menjadi penghalang"

"Seperti yang di harapkan, Mark" Jeno tersenyum smirk "bukankah kita sudah lama tidak membunuh orang?"

"Kau benar, Jeno. Rasanya tanganku gatal ingin bermain-main dengan benda-benda tajam dan melihat genangan darah" ucap Renjun lalu tertawa keras.

"Dan sampai sekarang tidak ada yang tahu jika kitalah dalang di balik kematian orang tua Jisung" Jaemin menyeringai lebar diikuti senyum psikopat dari saudaranya yang lain.


TBC..................................................

Ada yang nungguin book ini???

Maafkan Ria jika book Ria kurang menarik dan tidak sesuai harapan kalian ✌️.

Ria berterimakasih buat kalian yang udah semangat vote&komen serta ngasih dukungan di semua book Ria.

Ria sudah 2 kali up tadi pagi My Nightmare, My Husband dan sekarang Eres Mío. Semoga kalian senang dengan asupan (?) yang Ria kasih🤤

Salam manis dari Semenya Jisung

- Ria

Eres Mío🔞 [END] ✅✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang