Chap 38

4.8K 448 41
                                    

Keenam mobil mewah six brother's telah memasuki halaman rumah mereka. Turun dari mobil mereka masing-masing lalu melangkah masuk ke dalam rumah untuk menemui orang tua mereka yang telah kembali.

"KAMI PULANG" teriak Haechan yang sontak membuat perhatian ketiga orang yang tengah duduk di ruang tamu itu teralih. Haechan merentangkan tangan ingin memeluk Taeyong yang sekarang melangkah ke arah mereka.

"Bun, aku rin--"

Plakkk!!!

Bukan pelukan hangat yang di dapatkan melainkan sebuah tamparan. Taeyong menatap tajam keenam anak kandungnya, maniknya berkaca-kaca menahan amarah yang menggumpal di dada.

"BUNDA KECEWA DENGAN KALIAN!!! MANA KEWAJIBAN KALIAN SEBAGAI SEORANG KAKAK?!! ADIK BUNGSU KALIAN HILANG DAN KALIAN MASIH BISA BANGGA BERMAIN-MAIN SEPERTI INI!!! ADA APA DENGAN KALIAN, HAH?!!"

"Bun, dengarkan kami dulu---"

"DENGARKAN APA LAGI, JAEMIN?!! KALIAN TAHU BETAPA GILANYA BUNDA MEMIKIRKAN ADIK BUNGSU KALIAN?!! APALAGI SAAT KARINA MENGATAKAN KALAU ADA SEKELOMPOK ORANG JAHAT YANG MENGINCARNYA, BUNDA TIDAK BISA TENANG!!!" Taeyong tidak dapat lagi menahan tangisnya. Di depan darah dagingnya sendiri ia menumpahkan segala frustasinya.

Namun seperti biasa six brother's tidak akan tersentuh dengan itu. Perasaan iba mereka sudah lama mati. Tapi satu nama yang disebut Taeyong barusan menjadi fokus utama six brother's.

"Kapan Karina mengatakan itu, bun?" Jaemin mendekati Taeyong dan memeluk Taeyong untuk menenangkannya.

"Kemarin malam, saat paman kalian Taemin menghubungi Karina"

"Tunggu, bukannya Karina ada di penjara?" Chenle bingung.

"Memangnya apa kesalahan yang putriku lakukan sampai harus dipenjara? Kalian bermimpi hah? Buktinya dia menjawab panggilan ku kemarin malam dan mengatakan sedang mencari Jisung bersama kekasihnya Winter dan sahabat Jisung, namanya Shotaro" ucap Taemin yang membuat ekspresi six brother's berubah.

"Apa kalian tidak malu? Kalian sebagai seorang kakak sudah gagal menjadi adik bungsu kalian!" Jaehyun menatap datar keenam putranya. Ia sungguh kecewa dengan six brother's.

"Kami janji bun, kami akan segera menemukan Jisung. Bunda tidak perlu khawatir" Mark selaku yang tertua berucap dan diangguki oleh kelima saudaranya yang lain.

"Ayah dan bunda sudah lapor polisi dan mereka juga sedang dalam tahap pencarian. Ini akan memudahkan kita untuk menemukan keberadaan si bungsu" ucap Jaehyun yang membuat six brother's menoleh cepat pada sang ayah.

"Kenapa harus melibatkan polisi?" Jeno bertanya, tampak sekali tidak suka dengan kalimat sang ayah.

"Dengan begitu kita akan cepat menemukan keberadaan Jisung" Jaehyun menjawab.

'Shit!'

"Malam ini kalian tidak bunda izinkan pergi kemana-mana. Tetap dirumah sampai kalian menyadari kesalahan kalian dan tidak ada bantahan"

'Oh, fuck!'










Jisung membuka kelopak matanya yang terasa berat. Penglihatannya kabur, membuatnya mengerjapkan matanya beberapa kali sampai penglihatannya benar-benar jelas. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar dan merasa asing dengan ruangan yang minim cahaya ini.

Tubuh kurusnya yang bugil kini telah dikenakan hoodie kebesaran yang menutupi setengah pahanya. Ia diikat di kursi yang membuatnya tidak bisa bergerak dan hanya bisa terdiam di situ.

"Adikku tersayang sudah bangun rupanya"

Jisung mendongak saat mendengar suara orang lain di ruangan itu. Seorang perempuan yang hanya mengenakan tank top dan hotpants tersenyum lebar padanya. Puntung rokok yang masih menyala dihisapnya dan asapnya ia hembuskan di wajah Jisung.

Eres Mío🔞 [END] ✅✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang