Pull To One Side

2.1K 234 3
                                    

Di pagi hari keberangkatan krist mereka sarapan dengan tenang dan penuh canda tawa, sampai suatu pertanyaan menghentikan aktifitas sarapan mereka. “Nak apa kamu ada masalah dengan singto sayang” tanya mae krist

“Memangnya ada apa mae tanya seperti itu?” tanya balik krist

“Sudah dua hari kemarin singto datang untuk mencarimu ketika kamu tidak dirumah, apa dia tidak menghubungimu sayang” ucap mae

“Phi singto menghubungiku kok mae tapi aku tidak membalasnya” ucap krist dengan senyuman kecut

“Aw kenapa begitu sayang?” tanya mae heran

“Ada apa krist kamu berantem dengan singto nak, sepertinya 3 hari lagi ulang tahunnya, apa kamu sedang mengerjainya krist?” tanya pho yang juga ikut penasaran.

Nong nath memutuskan naik ke lantai atas, dia tahu phi nya sedang ingin berbicara serius dengan orang tuanya. “Mae pho phi aku keatas dulu ya” ucap nong nath lalu meninggalkan meja makan

“Sekarang katakan pada kami apa yang terjadi krist” desak mae krist

“Pho mae sebelumnya krist minta maaf dan krist harap setelah krist menceritakan apa yang terjadi jangan marah pada phi singto, dan juga jangan larang aku” ucap krist sambil meneteskan air mata dan menundukan wajahnya

“Cerita krist atau pho akan marah” kesal pho krist

Krist pun menceritakan semuanya yang telah terjadi, dengan adanya orang ketiga bernama gracia klien dari singto, bahkan sampai mereka yang sudah tidur bersama. Dan juga rencananya yang akan ke Lombok bersama gun siang ini.

Orang tuanya menyimak semua cerita dari krist dari awal sampai selesai tanpa berniat  untuk memotong ceritanya, meskipun dalam hati mereka sangat kecewa dengan kelakuan singto terhadap anaknya.

“Sayang kenapa kamu memendam semua ini sendirian krist?” Tanya mae yang sudah bercucuran air mata

“Maafkan krist mae pho, kalian pasti sangat kecewa denganku” ucap krist menundukkan kepalanya.

“Dan apa kamu sudah memberi tahu singto tentang kehamilanmu krist?” Tanya pho yang mulai buka suara

“Belum pho, aku akan merawatnya sendiri” ucap krist tegas

“Kenapa begitu sayang bagaimanapun juga itu adalah anak singto juga dia berhak untuk tahu” ucap mae

“Nggak mau mae, aku nggak mau anakku tahu mempunyai papa bajingan seperti dia” ucap krist sambil menitihkan air matanya.

“Kenapa kamu nggak di Thailand saja nak, apakah harus sampai keluar negeri” ucap pho

“Kalau disini dia akan mudah menemukanku dan anakku pho, aku nggak mau” ucap krist

“Yasudah kalau itu sudah keputusanmu kita hanya bisa berdoa kamu disana semoga baik-baik saja” ucap mae pasrah

“Iya krist, jaga diri disana jangan sampai terluka nak” ucap pho

“Iya mae pho krist akan menjaga diri dan baby  dengan baik, disana juga ada gun kok jadi kalian nggak perlu khawatir, jika aku tidak bisa dihubungi, kalian bisa bertanya dengan gun kan” ucap krist menenangkan orang tuanya.

“ Yasudah krist keatas dulu ya mae pho mau mengecek barang bawaan barangkali ada yang terlewat” ucap krist meninggalkan orang tuanya dan naik ke lantai atas untuk ke kamarnya.

Sampai di kamar krist sudah mempersiapkan satu koper besar serta ransel kecil. Mengecek passport yang sudah dibuatkan oleh tay kemarin. Memandang nama barunya dengan tatapan sendu.

“Semangat krist kamu pasti bisa, mari kita jalani hidup yang baru dan suasana yang baru juga baby hanya kita berdua” ucap krist sambil mengelus perutnya.

Beautiful Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang